Sumselterkini.co.id,- Palembang, kota yang dikenal dengan kekayaan sejarah dan kuliner lezatnya, kini tengah mengatur langkah serius dalam menciptakan wajah baru. Seperti seorang ratu yang hendak mengikuti kontes kecantikan, wajah Palembang kini sedang disempurnakan dengan rencana penataan Pasar 16 Ilir dan Benteng Kuto Besak (BKB). Sekilas, kedengarannya seperti proyek besar yang penuh perencanaan, namun sesungguhnya, ini lebih mirip seperti memberi make-up ringan untuk seorang diva. Tujuannya, tentu saja, agar lebih menarik, tetapi tanpa kehilangan esensi.
Pemkot Palembang, lewat Sekda Aprizal Hasyim, memulai langkah tersebut dengan serius, di mana penataan ini bukan hanya sekadar soal estetika, tetapi lebih kepada kenyamanan dan ketertiban.
Pasar 16 Ilir, yang sudah lama menjadi ikonik Kota Palembang, akan mendapatkan makeover dengan penanaman pohon-pohon yang rimbun, serta pengaturan pedagang kaki lima yang lebih tertib.
Coba bayangkan seperti yang terjadi di kawasan Pasar Senen di Jakarta, yang sudah dibenahi untuk mengurangi kesan semrawut tanpa menghilangkan semangat bisnis pedagangnya. Atau seperti di Bangkok, di mana pasar-pasar tradisional diubah menjadi lebih teratur dan nyaman bagi pengunjung, meski tetap mempertahankan nuansa tradisionalnya.
Di sisi lain, Benteng Kuto Besak (BKB), destinasi wisata yang harusnya jadi kebanggaan kota, juga akan dibenahi dengan penambahan CCTV dan pos-pos pengamanan yang dijaga oleh TNI, Polri, serta Satpol PP. Langkah ini jelas mirip dengan yang dilakukan di kawasan wisata terkenal dunia, seperti di Paris atau Barcelona, di mana keberadaan polisi wisata dan pengawasan ketat menjadi hal yang sangat penting demi menjaga kenyamanan dan keamanan wisatawan. Di kota-kota ini, para pengunjung bisa menikmati keindahan sejarah tanpa merasa khawatir.
Tidak hanya itu, kehadiran teknologi juga turut memeriahkan penataan ini. Dengan memasang delapan titik speaker edukatif yang siap menyampaikan informasi penting, serta tiga titik CCTV yang dipantau langsung oleh Kominfo, Pemkot Palembang menambahkan sentuhan modern pada kawasan bersejarah ini. Bayangkan saja, ini seperti sistem yang diterapkan di Singapura, di mana teknologi dan keamanannya terintegrasi untuk mempermudah kehidupan warganya dan wisatawan.
Namun, meskipun perubahan ini terdengar sangat modern dan futuristik, yang perlu digarisbawahi adalah pendekatan humanis yang akan diterapkan di lapangan. Pemkot Palembang, seperti yang dikatakan Aprizal, tidak ingin membuat gesekan antara petugas dan pedagang. Ini seperti memperkenalkan gadget baru: kamu harus sabar dan memberikan pemahaman sebelum orang-orang bisa beradaptasi.
Penataan Pasar 16 Ilir dan BKB adalah langkah besar menuju kota Palembang yang lebih modern dan tertib. Sama seperti makeover seorang selebriti yang tak hanya mengandalkan penampilan, tapi juga menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi semua pihak. Dengan penataan ini, Palembang siap jadi kota yang tidak hanya dilihat, tetapi juga dirasakan sebagai tempat yang ramah, aman, dan tentu saja, tidak ribet.[***]