Seni & Budaya

Sepekan Seni Dewan Kesenian Palembang 2021, Menumbuhkan Ekspresi dan Apresiasi

Sepekan seni merupakan agenda tahunan dari DKP yang bertujuan untuk mengangkat seni dan budaya khas Palembang.
Pembeda dari Sepekan Seni sebelumnya adalah yang pertama, Sepekan Seni sudah masuk dalam calendar of event dari Dinas Pariwisata Palembang. Kedua, Sepekan Seni Kali ini diterapkan dengan protokol kesehatan (Prokes), karena masih dalam era pandemi. Dan agenda Sepekan Seni dilakukan secara virtual melalui akun media sosial resmi DKP dan Pemerintah Kota Palembang, serta yang hadir di lokasi hanya terbatas.
Kali ini Sepekan Seni DKP pada pembukaan menampilkan Nenggong, Tari Tanggai, Tari Songket, Tembang, Pantun, Dul Muluk, Silat Kuntau dan Nenggung Mato.
Komite Teater
Sepekan Seni Palembang tahun 2021, Komite Teater Dewan Kesenian Palembang (DKP) menampilkan bincang teater (Binter) tentang pergeseran teater selama masa Covid-19.
Seperti diketahui penampilan teater biasanya secara langsung tetapi kali ini dilakukan menggunakan teknologi melalui media sosial.
Dengan kondisi saat ini dimana teater melakukan transisi dari tradisi dan modern berkolaborasi, sehingga memperkenalkan budaya dan seni bisa lancar dilakukan dengan teknologi.
Pada Sepekan Seni 2021, Komite Teater DKP selalu menampilkan tentang budaya Palembang, sehingga budaya dan kesenian Palembang bisa hidup kembali dan banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Adapun yang tampil pada teater Sepekan Seni 2021 yaitu UKM Simpony Polsri yang menampilkan Si Pahit Lidah, Palembang Main Club yang menampilkan Pantonim, Teater Teriak menampilkan sejarah Sultan Mahmud Badaruddin yang diasingkan.
Pemateri yang hadir, Seniman nasional Rendra Bagus Pamungkas (virtual), Conie Sema, Da Apuk dan Bung Yunus.
Simpulan yang bisa ditarik dari Binter tersebut, adalah:
– Dimasa sekarang karena Covid-19 terpaksa melakukan transisi sehingga pertunjukan teater bisa berjalan tanpa mengurangi nilai unsur teater.

– Banyak problem kondisi teater pada saat ini, terdapat dua pandangan yang pertama memprestasikan dalam bentuk panggung, yang berhubungan langsung pada penonton dengan keramaian dan yang kedua yaitu memilih untuk panggung secara virtual.
– Kedepannya harus ada tindakan, minimal petunjuk pelaksana teknis. Bagaimana pemerintah memberikan kesempatan untuk seniman melakukan pertunjukan memberikan insentif hingga kondisi ini normal kembali.
– Kalangan remaja saat ini masih membutuhkan panggung dari pada virtual. Proses belajar di panggung sangatlah luar biasa, karena panggung adalah tempat yang istimewa.
– Pementasan secara virtual untuk berekspresi itu tidak masalah, akan tetapi bagaimana kita duduk berdirinya sebagai seorang seniman.
– Kedepannya seniman bisa merasakan bagaimana satu kenikmatan dalam memancing emosional antara pemain dengan penonton. Yang membuat adegan makin naik adalah bagaimana menutupi kelemahan pementasan secara virtual.
Komite Musik
Sepekan Seni Palembang tahun 2021, Komite Musik Dewan Kesenian Palembang (DKP) menampilkan, diskusi berjudul Bincang-Bincang Musik dengan tema Bermusik Untuk Bangsa.
Turut memeriahkan kegiatan tersebut, Komite Seni menampilkan Jimmi Hutan Tropis dan Adi Sudarman, Ponjen Band feat Us. Gillen untuk mengenang Alm. Filluz Mursalin, dan lainnya.
Pemateri yang hadir Komposer dan Pianis, Fadhil Indra, Penata Musik dan Pencipta Lagu Kgs. M. Ipul, Musisi sekaligus Produser Palembang Andi Lisso, Ketua DKP, Iqbal Rudianto.
Simpulan yang bisa ditarik dari bincang musik, adalah:
– Industri musik sebenarnya tidak bisa ditebak, karena banyak komponen yang ditentukan.
– Gerakan Bermusik Untuk Bangsa.
– Bagaimana cara berpikir menyampaikan musik ke pendengar, memang banyak sekali yang harus dijadikan sumber musik di Indonesia ini.
– Perlu ada kolaborasi untuk memajukan musik Palembang seperti membuat lagu tentang Kopi, Pempek, Jebatan Ampera dan lainnya. Tantangan saat ini adalah bagaimana cara gotong royong untuk saling menguatkan.
– Seniman di Palembang membutuhkan wadah untuk mengumpulkan karya, karena banyak sekali karya seniman Palembang yang bagus, tapi kebingungan untuk menempatkan karyanya.
– Proses kreatif dalam daya kompetisi harus lebih diulik lagi dengan menguasai teknologi.
– Banyak sekali budaya Palembang yang bisa diangkat menjadi sebuah lagu.

– Seniman juga bisa menjadi corong pariwisata. Dan, permasalahan peraturan regulasi atau Perwali.

Komite Sastra
Komite Sastra, Dewan Kesenian Palembang (DKP), mengadakan lomba puisi, dan workshop tentang bagiamana cara menjadi satrawan dan juga menulis cerpen.
Total peserta yang ikut dalam lomba puisi tersebut sebanyak 32 orang, tema lomba yakni Cinta Tanah Air. Kategori peserta berusia 14 sampai 24 tahun.
Ada tiga juri yang merupakan satrawan dari Palembang yaitu, Anto Narasoma, Dr Latifah Ratnawarti, M.Hum, dan Jaid Saidi.
Lima judul puisi yang disiapkan oleh Komite Sastra yang disiapkan panitia, Tanah Air Mata ciptaan Sutardji CB, Gerilya, Lagu Seorang Gerilya yang sama-sama ciptaan W.S Rendra, Yang Terampas dan Yang Terputus ciptaan Chairil Anwar dan Puisi Sultan Mahmud Baddarudin 2 ciptaan Anto Narasoma.
Jawara Lomba Puisi ini:
Syartika Wulandari (UIN Raden Fatah Palembang) sebagai juara I
Muhamad Alfarisi (UIN Raden Fatah Palembang) juara II,
Shyiella Amesta Effendi (SMAN 3 Palembang), juara III,
Dhia Ritaj Rahmadani (SMA Islam Al Azhar Palembang), juara harapan I
Lupia Tasya (Universitas Sriwijaya), juara harapan II
Simpulan yang bisa ditarik pada workshop tersebut, adalah:
– Kedepannya banyak lahir sastrawan baru yang akan mengenalkan budaya Palembang.
– Membaca puisi bukan hanya membaca saja, tetapi bagaimana cara pembaca menyampaikan isi dan arti dari puisi tersebut, sehingga pendengar mengerti maksud dari puisi tersebut.
– Sastra puisi memiliki nilai insidental dari isinya. Peminat sastrawan puisi saat ini semakin sedikit.
– Sastra puisi bisa mengenalkan budaya Palembang dalam berbentuk puisi.
– Membaca puisi itu berinotasi, artikulasi dan ekspresi. Membaca puisi itu sama seperti berdrama, jadi pembaca harus pintar supaya puisi itu jelas didengar dan dirasa.
– Membawakan puisi supaya enak didengar adalah melihat kata perkata serta penekanan dalam pemberian nyawa disetiap bait nya. Kemudian, ada beberapa teknik yang bisa mengalir dengan gerakan dan penghayatan.
– Untuk menarik generasi literasi, cobalah untuk melihat dunia literasi, karena banyak orang menganggap literasi itu sangat susah, padahal susah itu hanya untuk orang yang tidak konsisten.
– Budaya seni Palembang di bidang sastra Tutur. Sastra Tutur merupakan budaya Palembang, karena sastra Tutur banyak menceritakan tentang Palembang, seperti Bukit Siguntang, Prastasi Kedukan Bukit.
Komite Tari
Komite Tari Dewan Kesenian Palembang (DKP) dalam Sepekan Seni beberapa tari khas Palembang, serta pelatihan tari bagi sanggar dan talkshow yang dinamakan Bincang Tari (Bintar).
Salah satu tari yang diangkat dalam acara Sepekan Seni 2021 yaitu Tari Rodat. Serta juga dilakukan pelatihan gerakan dari penggagas Tari Rodat dan diikuti oleh beberapa perwakilan sanggar.
Pemateri yang hadir di bintar tersebut adalah Koreografer muda Nurdin, Budayawan Febri Al Lintani, Seniman Tari Erik Pirseli.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari bincang tari tersebut, adalah:
– Eksistensi tari tradisional sekarang yang bersaing dengan dance modern, bukanlah permasalahan, tetapi yang harus diingatkan adalah untuk tidak melupakan tari tradisional.
– Dalam sebuah tarian di seluruh daerah berbeda-beda, namun hanya gayanya yang berbeda tapi konsepnya tetap sama.
– Tari Rodat biasanya berkembang di perkampungan Palembang, seperti di perkampungan Arab dan lainnya. Hal tersebut merupakan pembuktian bahwa Palembang Darussalam yang merupakan mayoritas Islam.
– Tari tradisional di sumsel ada 3 pengaruh , pengaruh tari yang berdasar legenda, animisme, kepercayaan. Zapin itu berasal dari Yaman artinya pergerakan cepat sedangkan Rodat itu berasal dri dua kata hadrat dan irodat.
– Eksistensi tarian rodat yang muncul pada saat momen tertentu saja. Diketahui saat ini di Palembang lebih aktif atau lebih berkembang tari kreasi. Dimana tari kreasi ini menjadi sebuah finansial bagi sanggar-sanggar tari.
Komite Seni Rupa
Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Palembang (DKP) dalam sepekan seni ini menggelar puluhan lukisan dari seniman asal Palembang dan sekaligus menggelar bincang santai bersama 3 pelukis kota Palembang Tata Sarmanta, M. Idris dan Suparman.
Seni Rupa pada prinsipnya berupa media, berarti kalau pelukisnya tidak menguasai teori dan kurang pengalaman dari manual ke Digital hal ini menjadi mentah.
Sedangkan mengenai perubahan seni rupa yaitu Digital bisa membuat cetakan jadi jumlahnya banyak karena berupa file itu yang mengurangi nilainya.
Kesimpulan yang bisa diambil dalam bincang santai itu, yakni:
– Teknis tetap seni rupa itu adalah komposisi, harmoni dan sebagainya. Oleh karena itu harus latihan dan menguasai hukum Seni Rupa.
– Awal seni rupa lukis bisa masuk Akademi karena bisa ilmiah dan dibedah seperti bagaimana bikin Wajah, Badan semuanya sesuai ukuran makanya masuk dalam Kurikulum. Dan idak semata masalah rasa, karena ini bisa keberikutnya.
– Perkembangan generasi Seni Rupa
lumayan, dan sempat macet karena Pandemi Covid 19.

Komite Film
Komite Film, Dewan Kesenian Palembang (DKP), menutup penampilan dari 6 komite pada Sepekan Seni 2021. Komite Film mengadakan Talk Show dengan mengundang 2 konten kreator asal Palembang yakni Konten Kreator Youtuber, Juju Onyol dan Konten Kreator Instagram M.Iqbal, yang bisa memberikan trik-trik untuk menjadi influencer.
Film dan konten kreator merupakan sama-sama bergerak di bidang audio visual, sehingga pada pekan seni kali ini memberikan kesempatan ke konten kreator muda yang merupakan salah satu termasuk dunia film.
Kesimpulan yang bisa diambil dari talkshow ini adalah:
– Di era digital, anak muda harus memanfaatkan gadget dan lainnya untuk berkreasi secara positif.
– Potensi dan kreatifitas anak muda harus ditempatkan secara positif.
– Kedepannya, Komite Film akan konsen ke arah industri film. Sebab, ekonomi kreatif sedang gencar dalam mendorong pelaku kreatif, termasuk juga dengan film.
– Kreatifitas dan efektifitas bersosial media di generasi era digital, harus diikuti untuk bersosialisasi media secara kreatif, karena platform digital yang semakin tinggi pengguna, dapat dipakai untuk mengunduh video konten kita.
– Pengguna media sosial (Medsos) seperti YouTube dan Instagram semakin hari semakin tinggi, sehingga bisa di manfaatkan untuk berkreasi.
– Untuk generasi muda lebih bijak dalam kreasi, karena banyak sekali kreator yang ingin cepat viral, sehingga berdampak buruk baginya bahkan ditakutkan akan diikuti oleh konten kreator pemula.
– Sosmed merupakan bagian dari hidup sebagai fungsi berinteraksi, bahkan sebagai tempat menunjukan kreatifitas bakat.
– Selain bakat kita juga bisa mengenalkan budaya Palembang, dengan membuat video berbahasa Palembang.
– Langkah untuk membuat video, pertama, Pre production dimana mencari ide dan membuat premis nya atau inti cerita yang dilanjut dengan menulis script, sehingga kita paham apa konsep dan alur cerita.
Kemudian Production atau proses syuting, dimana kita harus menyiapkan semua alat syuting seperti alat perekam dan sebagainya, ketiga ada, Post Production yaitu mengedit video yang sudah direkam serta mempublish di medsos video yang kreatif, walaupun itu hanya 1 menit namum bisa menjelaskan isi dari video, yang pastinya menghibur dan mengedukasi. (rilis/dkp)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com