Di era pandemi, seniman dinilai mampu memanfaatkan berbagai ruang publik yang tersedia. Sekaligus meningkatkan kreasi.
Demikian antara lain dinyatakan Dr Tarech Rasyid, Mhum saat menjadi narasumber dalam bincang seni yang digelar Dewan Kesenian Palembang (DKP) di Gun Cafe kemarin.
Tampil juga sebagai narasumber dalam bincang seni yang digelar usai buka bersama dan silaturahmi DKP dan seniman, ini tiga seniman lainnya. Yakni, Conie Sema, penggiat teater; Surtia Ningsih, penggiat tari, dan Anto Narasoma, penyair.
Dr. Tarech Rasyid juga mengungkapkan, bahwa para seniman dinilai mampu untuk memanfaatkan ruang-ruang dalam berkreasi, meskipun terdapat berbagai kendala dalam mengekspresikan karya karya seni di masa pandemi.
“Dimana memang ada keterbatasan ruang kesenian, seperti gedung kesenian dan sebagainya. Meskipun ada keterbatasan-keterbatasan itu, saya lihat seniman di palembang mencari alternatif untuk mengekspresikan karya-karyanya ke publik,” ujarnya.
Para seniman juga dinilai terus memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam mengisi ruang-ruang publik guna mendialogkan hasil karya-karya mereka.
“Di lain sisi, kita juga lihat mereka banyak menggunakan IT. Tadi juga dikemukakan dibincang seni oleh teman-teman seniman bagaimana memanfaatkan IT Youtube dan sebagainya,” jelasnya.
“Ini artinya temen-temen seniman juga melihat keterbatasan juga ada alternatif lain dengan menggunakan kemampuan meng “create” karya-karyanya dengan teknologi informasi itu,” ucapnya
Sementara Conie Sema menilai bahwa di era pandemi, justru tantangan dan peluang lebih banyak “Kalau seniman itu jeli dan mampu memanfaatkan semua potensi dan pe;uang yang ada. Termasuk berbagai program pemerintah juga dibuka untuk para seniman, terkait deraan pandemi ini,” ujarnya.
Surtia Ningsih, senada juga menyatakan bahwa di era pandemi, justru pencouman dan analisis kritis seniman dituntut untuk lebih tajam. “Sehingga bisa menghasilkan karya yang mungkin kalau di era normal, tidak terbayangkan bisa dihasilkan. Seniman dituntu untuk bisa membaca situasi, menghasilkan karya yang bernilai estetika tinggi, serta belajar menjualnya. Karya yang bernilai tinggi, akan mendapat harga yang juga tinggi. Jadi ada korelasi antara kualitas dan materi yang didapat. Selain itu, kepuasan dan nama juga bisa didapat sebagai bonus,” ujar penari yang di era pandemi justru bisa melanglang buana ke mancanegara.
Anro Narasoma, juga menyatakan bahwa tidak di era pandemi ataupun sebelum nya, kreativitas dan produktivitas haru selalu dijaga. “Tantangan di eran pandemi, lebih tinggi. Tentu energi dan kreativitas pun harus dipacu lebih kencang lagi,” tambah mantan wartawan ini dalam bincang seni yang dipandu oleh Sekjen DKSS Surono dan Sekjen DKP Qusoi.
Silaturahmi
Dalam menjalin silaturahmi bersama para seniman yang ada di kota Palembang, Dewan Kesenian Palembang (DKP) gelar kegiatan buka bersama di Guns Cafe Palembang.
Diketahui, 6 komite yakni Komite Tari, Teater, Sastra, film, Musik dan Seni Rupa yang tergabung dalam Dewan Kesenian Palembang nampak meramaikan kegiatan buka bersama tersebut.
Ketua DKP, M Iqbal Rudianto menjelaskan, bahwa acara yang juga diisi dengan perbincangan tersebut juga dimaksudkan untuk berbagai dan membangun kebersamaan antara seniman dengan berbagai stake holder yang ada.
“Hasil dari bincang-bincang seni tadi sangat menginspirasi, banyak seniman yang ada di kota Palembang, dan para pelaku seni ini memiliki banyak sekali potensi karya yang ada di komunitas seni,” kata Didit, sapaan akrabnya.
“Alhamdulillah, komunitas yang hadir sangat banyak sekali, Kami sangat berterima kasih dan kami juga sangat mengapresiasi komentar teman-teman sanggar atas kegiatan ini,” tambahnya.
Didit menyampaikan, bahwa para pelaku seni serta para pengurus yang ada di Kota Palembang sangatlah diharapkan untuk dapat terus bersinergi dengan banyak pihak, khususnya pelaku seni itu sendiri.
Kepala Dinas Kebudayaan Palembang H Janariyah dalam sambutannya mengungkapkan bahwa bukan hanya seniman yang terdampak. “Semua bidang kehidupan. Tapi, semangat dan kebersamaan bisa mengalahkan rasa takut di era pandemi. Sehingga kolabirasi dan sinergi harus tetap dipupuk,” ujarnya. (muhamad nasir)
Bincang Seni: Di Era Pandemi Ruang Publik Bertambah
By
Posted on