Dewan Kesenian Palembang (DKP) merayakan Hari Ulang Tahun ke-21, di Guns Cafe Palembang, Rabu (9/9/2020). Menahkodai DKP tahun pertama, Ms Iqbal Rudianto menegaskan akan jadikan masa awal ini pemantik berkesenian.
“Kami berusaha membangun iklim berkesenian yang bergairah. Sehingga, tahun pertama kepenguursan ini, jadi pemantik. Untuk berikutnya menjadi lebih brrgairah,” ujarnya di sela-sela peringatan HUT DKP yang kali ini bertema Artnniversarry 21 .HUT kali ini, memang dilaksanakan saat usia pengurusan periode ini baru mencapai sepuluh bulan. Artinya, belum genap setahun sejak dilantik Desember 2019 lalu.
Periode Kelima
Dalam suksesi DKP yang digelar di Hotel Swarnadwipa, Palembang, Selasa (5/11/2019), pria kelahiran Palembang 22 November 1979 ini, dinayatakan sebagai ‘jawara’ . Dari 52 suara pekerja seni, 33 diantaranya dikantongi alumnus Fakultas Teknis Universitas Muhamadyah Palembang ini.
Para seniman Palembang, saat itu memang baru saja usai menggelar rembug seniman yang diberi titel Musyawarah V Seniman Palembang. Selain menelurkan perubahan AD/ART, menyusun program kerja dan mengeluarkan rekomendasi, Musyawarah ini juga telah menetapkan Ketua DKP baru.
Ketua terpilih inilah yang akan mewarnai perjalanan seni dan seniman di Palembang. MS Iqbal Rudianto, atau lebih dikenal dengan panggilan Didit ini, merupakan wajah baru di DKP. Meskipun di dunia seni dan hiburan, sesungguhnya dia adalah orang lama. Jadi, bisa disebut orang baru berwajah lama. Sudah belasan tahun menggeluti dunia event organizer melalui bendera UN Production dan sejak mahasiswa hobi ngeband. Gitar dan drumb dikuasainya. Namun, dengan DKP, baru menjadi bagian sejak memasuki tahap persiapan Musyawarah V Seniman Palembang 2019.
Untuk di DKP, berarti Didit yang di dunia daring sering memopulerkan diri dengan tagar #wedidit ini, merupakan orang yang kelima. Pemilik Guns Cafe ini, menggantikan Vebri Al Lintani yang sebelumnya terpilih dalam musyawarah seniman pada 23 Desember 2014. DKP, selama ini memang telah dan sedang dipimpin oleh lima sosok yang memiliki kepedulian terhadap seni. Selain Didit dan Vebri, tiga sosok ketua DKP lainnya adalah Drs. Sofyan Rawi, R Syahril Erwin, dan Ir, Suparman Romans.
Tonggak DKP telah dibangun Sofyan Rawi yang menjadi nahkoda seniman Palembang untuk periode perdana, 1999-2004. Instruksi Mendagri tahun 1993 tentang dewan kesenian dan Surat Mendagri 1996 tentang petunjuk pelaksanaannya menjadi dasar terlaksananya musyawarah Seniman tahun 1999. Periode berikutnya, R Syahril Erwin alias Yayak mendapat amanah dari para seniman Palembang untuk menjadi komando. Kini, Yayak menjadi ketua Dewan Kesenian Sumsel (DKSS). Estafet berikutnya, DKP ditangani Ir Suparman Romans untuk periode 2009-2014. Kini, Dekan FKIP Univesitas Kader Bangsa ini menjabat Ketua KONI Palembang dan staf khusus bidang Pembinaan Generasi Muda Kota Palembang. Bebagai hasil telah dicapai para ketua DKP ini. Namun, perkembangan dunia yang dinamis dan tren yang selalu berubah membuat langkah dan pemikiran serta aksi ketua DKP tak bisa terhenti.
Vebri Al Lintani yang dikenal dengan Rejung Pesirahnya telah melakukan berbagai terobosan. Dan itu telah disampaikan dalam laporan Pertanggungjawaban (LPJ) sebanyak 14 lembar di hadapan Musyawarah V Seniman Palembang kala itu.
Pandemi
Diakui Didit,, kondisi pandemi menyebabkan semua bidang kehidupan terimbas. Termasuk, para seniman. Namun, menurutnya, itu tidaklah menjadi penghalang bagi akivitas berkesenian.
Iqbal Rudianto mengatakan ultah yang ke 21 ini, tentunya digelar dalam keprihatinan global terhadap semakin meluasnya eskalasi penyebaran COVID-19 yang telah menelan korban jiwa termasuk di Indonesa.
Meski di tengah situasi ini, DKP tetap waspada terhadap keberlangsungan pelestarian seni tradisional Palembang sekaligus responsif terhadap kondisi dan keadaan pelaku seni di kota Palembang.
“Berpijak pada akar sejarah pada hari ini di 21 tahun silam, kini DKP tetap hadir dalam upaya-upaya signifikan dan terus berinovasi dalam menjawab tantangan revolusi industri 4.0 dan era new normal,” terang pria yang akrab disapa Didit ini.
“Putaran pemikiran dan ide akan terus dicurahkan demi mengangkat keberlangsungan enam tangkai seni (teater, tari, musik, film, sastra, dan seni rupa) yang ada dalam tubuh DKP di iklim berkesenian yang tak menentu ini,” lanjut pemilik UN Production ini.
Melalui berbagai pilihan strategi yang tidak mudah dilaksanakan itu, menurut Didit, DKP setidaknya telah berhasil tetap menjaga eksistensi dan keberadaan DKP sebagai organisasi yang menaungi kesenian.
Kerja bersama yang sistematis dan terstruktur, dan didukung kerjasama strategis dengan berbagai organisasi dan komunitas, DKP telah mampu menghasilkan sedikit perubahan demi perubahan.
Ketua Panitia Pelaksana Hut DLP, Hasan menyatakan, dalam rangka hari jadi ke-21 Tahun, DKP menggelar Laman Kreatif Seni (Lakse) yang mengusung tema “Lintas Generasi”. Di Guns Cafe & Resto Palembang.
Kegiatan ini nampak hadir dari seluruh seniman legend, Komunitas seni dan Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi perangkat daerah (OPD) di Kota Palembang.
Selain pejabat Pemkot ,tampak hadir tokoh-tokoh masyarakat seperti Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama Fauwaz Diraja, seniman pelukis SMB II (yang kemudian jadi latar uang pecahan Rp 10.000 an), Askanadi pelukis yang menembus mancanegara, Ketua Dewan Kesenian Sumsel Erwinsyah alias Yaya, Sekjen DKSS Surono, Yai Beck, Dr Erwan Suryanegara, maestro Dulmuluk Jonhar Saad, pencipta lagu yang juga Kepala SMAN 10 Palembang, Fir Azwar, Ketua Kawan Lamo M Fitriansyah, Ketua Gong Sriwijaya Us Gulen, Ketua Gerakan Cinta Rakyat Carma, pemain teater senior Uda Iful alias uda Dafuk, dan lain-lain.
Budaya Baru
Walikota Palembang diwakili Staf Ahli Bidang Keuangan Pendapatan Daerah Hukum dan Ham, Altur Febriansyah SH, MSi mengatakan, Pemkot Palembang memberikan apresiasi kepada Dewan Kesenian Palembang (DKP) dan Pemerintah Palembang mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-21 tahun.
“Usia yang ke-21 ini, usia yang sudah dewasa diharapkan kepada DKP untuk terus mandiri, berkreasi sehingga dapat membangun kota Palembang yang lebih baik lagi untuk menuju Palembang Emas Darussalam,” ungkap Altur saat diwawancarai di Guns Cafe.
Dikatakan Altur, bahwa di HUT ke 21 ini, dibawah kepemimpinan Iqbal Rudianto atau sering disapa Didit agar DKP selalu melestarikan budaya dan juga menumbuhkembangkan budaya – budaya yang baru di tengah pandemi Covid-19.
“Kami juga mengajak kawan-kawan mulai budayawan pemerhati seluruh Sumsel, khususnya kota Palembang dapat memberikan masukan-masukan yang lebih baik lagi,” tandasnya.
Kepala D inas Kebudayaan Hj Zanariah menyatakan salut dan bangga denga DKP yang menunjukkan eksistensinya. “Kami akan dukung dan perjuangkan agar tersedianya Gedung Kesenian bsa terealisasi. Termasuk, kebijakan-kebijakan yang bisa bersinergi dengn program DKP,” tambahnya dalam sambutannya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Isnaini Madani ST MT menambahkan, bahwa di HUT DKP ini sebenarnya bisa menjadi event parawisata, karena dia menghadirkan atraksi-atraksi kesenian yang memang semuanya spektakuler dan menghibur.
“Asal kegiatan ini bisa diselenggarakan dengan waktu yang tepat dan konsisten. Jadi tahun depan acara ini bisa menjadi event parawisata kota Palembang di tahun 2021, dan kami berharap dengan Didit DKP bisa semakin berkereasi berinovasi dalam mengembangkan kesenian Palembang yang tentunya akan mendukung kemajuan kota Palembang,” tuturnya.
Isnaini menjabarkan, untuk langkah selanjutnya tentunya DKP kedepan akan semakin mengisi seluruh kegiatan kepariwisataan yang akan menjadi andalan kota Palembang, seperti diketahui Palembang kedepan akan menambah banyak sekali destinasi yang nantinya harus diisi dengan atraksi-atraksi kesenian yang bermutu.
Sementara Itu, Ketua PHRI Sumsel, Herlan Asfiudin menambahkan, untuk seni lukis di DKP sebenarnya bisa saja, tinggal mereka meningkatkan kualitas. Jadi kesenian yang menarik orang itu bisa menjadi uang, bisa tampil di hotel contohnya kalau mereka tidak mengangkat kelasnya akan seperti itu saja. “DKP harus berinovasi punya kreativitas yang bagus dan di situlah keluar seni-seni baru yang menarik dan nanti baru kita tampilkan. Kami siap memfasilitasi Karena hotel juga butuh panggung, restoran butuh panggung untuk hiburan pengunjung,” tutupnya.
Spektakuler
Dilaksanakan dengan protkol kesehatan ketat, HUT ke-21 DKP berlangsung meriah dan spektakuker. Dengan puncaknya, pemotongan tumpeng pempek sekitar pukul 21.09 WIB.
Seniman-seniman tampak antusias tampil sejak pukul 18.30 Wib. Tercatat tampil Wayang Palembang dengan dalang Kgs Wirawan Rusdi, Siswa SMK Mumamadiyah 2 Palembang dengan musik etniknya sarofal anam. Lalu Atahira (Voice Kids Indonesia 2018) yang diwarnai aksi spontan Yai Beck ikut ke panggung, dilanjutkan Atihira berduet dengan Adi Bule (Voice Kids Indonesia 2017).
Kemeriahan semakin semarak oleh sajian dongeng oleh Inung Dongeng, kemudian Shelina menyanyikan Bidar Melayu, dan Edi Male yang membawakan Ayam Jago lagu ciptaannya sendiri. Babe Erlan, tampak spontan ikut naik panggung.
Memasuki acara inti, setelah memyanyikan lagu Indonesia Raya, penampilan tarian dari komite tari binaan Ewak menghibur hadirin. Sehingga penyajian dari seniman untuk seniman benar-benar membuat suasana menjadi lebur dan menyatu. Nuansa etnik kembali disajikan melalui Hadroh oleh siswa SMK Muhamadiyah 2 Palembang. Penampilan hiburan yang menyelingi sambutan Ketua Panpel Hasan, Ketua DKP Didit, Kepala Dinas Kebudayaan, HjZanariahm dan Walikota Palembang yang diwaliki staf khsusus, membuat suasana benar-benar tak kehilangan formalitas sekaligus santainya. Sebelum pemotongan tumpeng pempek, Ikon milenial Irama Batang hari Sembilan, Rosa Indiana dan Randi Putra Raadahan, menggenapi kesempurnaan sajian acara yang dikemas dalam Artnniversarry 21. Absennya mastro Irama Batang Hari Sembilan, Sahilin yang telah dijadwalkan seakan terobati dengan penampilan duo milienial ini.
Usai acara formal dan pemotongan tumpeng yang diakhiri doa oleh Ustad Imron Supriyadi, ternyata dilanjutkan sajian para seniman yangmembuat para hadirin seakan enggan beranjak dari kursinya.
Reuni Sepuh Dulmuluk yang menampilkan Johan Saad, Jalil, Udin Kinjeng, Rohadi, dan Rustam mengocok perut hadirin dengan banyolan celetukan para khadamnya. Tak terasa, waktu terus bergulir, hingga pemutaran film pendek karya Selontok Fish berjudul Jamed vs Catur. Pendek namun terasa panjang kesannya. Baru kemudian, deklamator nasional Jaid Saidi alias Mang Jai dengan puisi Tanah Air Mata karya Sutardji Calzoum Bakhri membuat hadirin hening sebelum akhirnya berdecak kagum dan mengumbar tepuk tangan saat bait akhir lepas dibacakan.
Tampilan band-band penutup, d’Couple, Neurial, dan d’brothers memuaskan rasa hadirin. D”Couple, pasangan suami istri, dan berdiri sejak 11 Juni 2016, dengan vocal pada Tety Masayu dan akustik gitar pada Uman Vuziq benar-benar memukau dengan lagu-lagu manisnya. Disusul Neurial yang diperkuat Raden Muhammad Reza (Ucul) vokalis dan gitar, Reja Fajri (Ejak) bas, dan Firman pda drum dengan lagu Elvis Presley dan lagu Cup Mak Ilang yang diaransemen ulang menjadi rock, membuat suasana menjadi semakin panas. Sebelum akhirnya, The Brothers, tampil prima menjadi klimaks acara. Band yang diperkuat Tami Daniel (Gitar Vocal), Andre (Bas), Indra Ncang (Biola) dan Dhenot (perkusi/drum) yang membawakan genre Country. Band yang berdiri tahun 2018 dan tergabung dalam Palembang Country Roads ini menutup HUT DKP ke-21, membuat peringatan hari lahirnya DKP pada 9-9-1999 benar-benar menghebohkan, penuh sajian tradisoonal dan etnik, serta menyegarkan. Semoga, iklim berkesenian juga menjadi seperti itu. Pemantik telah dinyalakan.
Muhamad Nasir, Penulis dan anggota Komite Sastra DKP