PASTINYA kita tidak asing lagi mendengar atau melihat budaya korea yang begitu pesat dan begitu cepat mengontrol sikap generasi muda bangsa kita,dan bukan hanya masuk dari negara kita, dari negara lain pun budaya korea ini telah berkembang pesat mempengaruhi sikap bangsa meraka, Contoh nya piala dunia qatar 2022 kemarin sempat viral artis korea yang bernama JUNGKOOK ini yang berasal dari grup boy band BTS ini menyanyikan lagu pembukaan piala dunia yang berduet dengan penyanyi asal qatar,dengan adanya perkembangan zaman dan dampak dari globalisasi kebudayaan korea pun mulai mudah untuk memasuki negara kita dan negara negara lain.
Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keaneka ragaman budaya yang terdapat di seluruh penjuru Nusantara. Walaupun memiliki beraneka ragam kebudayaan, hal tersebut tidak menjadikan Indonesia terpecah belah namun tetap menjadi satu dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Karena perkembangan zaman dan dampak dari globalisasi, kebudayaan asing pun mulai memasuki negara Indonesia.Bahkan kebudayaan asing tersebut mampu bersaing dengan kebudayaan Indonesia hingga sedikit menggeser posisi kebudayaan lokal.
Penyebaran budaya Korea di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara Asia Tenggara, terutama di Indonesia, sangat pesat, karena berbarengan dengan pesatnya perkembangan teknologi yang seakan-akan menghapus sekat dan batas antara satu negara dengan negara lainnya. Korean Wave (Gelombang Korea) atau biasa disebut Hallyu, mampu memperkenalkan budaya Korea Selatan kepada rakyat Indonesia dengan baik, bahkan cenderung mempengaruhi gaya hidup pemuda Indonesia. Mulai dari selera musik, gaya berpakaian, makanan, cara bersikap, produk kecantikan, dan lain sebagainya. Pada tahun 2000-an, perlahan namun pasti, Korea mulai meracuni masyarakat Indonesia dengan berbagai drama serial yang tayang di stasiun televisi swasta.
Tak jauh dari itu Korea pun perlahan namun pasti telah meracuni stasiun tv swasta indonesia dengan adanya film K-drama yang menurunkan populasi industri perfilman indonesia, anak muda indonesia milenial pun sangat banyak menyukainya, karena kata mereka perfilman indonesia sangat lah lapuk yang dimana alur nya sangat mudah di tebak dan memiliki ending yang tidak memuaskan, apalagi jika penayangan pada layar kaca itu mereka bersamaan antara film indonesia dan film korea,kemungkinan besar penonton film korea lebih banyak dari pada penonton film indonesia,tetapi pada faktanya perfilman indonesia pun tidak kalah dengan film film luar negri contoh; film The Raid: Redemption, film Indonesia yang pertama kali dipublikasi pada Toronto International Film Festival 2011, sebagai film pembuka untuk kategori Midnight Madness, dan menjadi film favorit juri di Festival Film Sundance ,Tak hanya itu, The Raid disejajarkan dengan film-film dunia dan masuk dalam deretan 50 film laga terbaik.
Sudah sebaik nya kita bangga dan mengapresiasi karya anak bangsa, dan tak hanya industri perfilman dari gaya berpakaian saja anak muda sudah banyak menirukan gaya artis korea yang mereka dambahkan terlihat dari cara mereka berpakaian orang orang korea tersebut,pakaian yang terbuka dan ketat menjadi pakaian mereka sehari hari, tentu saja ini sangatlah tidak cocok dengan cara berpakaian kita sebagai orang indonesia dan bersuku melayu karna dari adat dan budaya kita cara berpakaian kita adalah tertutup,orang korea memakai pakaian tersebut jika musim panas tiba,tetapi mereka memakai untuk berpergian keluar rumah dan mereka beraktivitas.dan makanan lokal pun kalah dalam persaingan,perlu kita ketahui bahwasahnya makanan korea ini sudah tersusun rapi diseluruh minimarket Indonesia dengan melabeli produk mereka dengan artis yang mereka sukai,maka pemesaran itu sangat pesat dan produk lokal kalah dengan produk korea tersebut Contoh; produk MCD yang berkolaborasi dengan boy band BTS yang berasal dari korea dan masih banyak lain nya.
Masuknya budaya Korea ke Indonesia bagaikan dua sisi mata uang, di satu sisi membawa dampak positif. Seperti meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap musik, kreativitas, ketertarikan masyarakat untuk mempelajari budaya, bahasa, dan trend dari Korea. Hal tersebut dapat memperluas wawasan yang dimiliki tentang negara lain. Karena kemajuan teknologi dan transportasi serta banyaknya penggemar grup musik Korea sering menyambangi Indonesia untuk melakukan konser, tentu saja akan menarik media internasional untuk meliput. Ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk mempromosikan Indonesia ke dunia, menarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Dengan begini, dapat mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea Selatan serta menambah devisa negara.
Dampak negatif dari budaya Korea yang masuk ke Indonesia adalah menyebabkan terjadinya pergeseran budaya dan akhlak yang amat signifikan, apatis terhadap kebudayaan bangsa sendiri, mengubah pola pikir generasi muda untuk selalu meniru dan meniru semua aspek kehidupan yang berbau Korea. Atas nama globalisasi dan modernisasi mendorong generasi muda untuk menganut kehidupan yang liberal di tengah krisis sosial yang terus-menerus menggerus identitas budaya nasional.
Kita tidak bisa menyalahkan Korean wave yang melanda Indonesia. Karena pada hakikatnya, semua negara pasti akan mengalami “Perubahan”, tetapi semua itu masyarakatnyalah yang menentukan. Ingin berubah ke arah yang lebih baik atau buruk.
Masyarakat juga harus berpikir krititis dan bersikap bijak dalam menghadapi segala “gelombang” yang datang. Membekali diri dengan pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan dan segala perubahan agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang belum tentu baik dan benar. Para kaum milenial harus bangga terhadap segala bentuk kebudayaan Indonesia, harus terus berusaha untuk melestarikan dan mewarisi kebudayaan Indonesia. Jangan hanya sibuk membanggakan kebudayaan milik bangsa lain demi eksistensi dalam pergaulan.[***]
Oleh : Muammar vikri
Mahasiswa UIN RADEN FATAH Prodi FISIP Ilmu Politik