Pertambangan & Energi

Muba Siap Bantu Tekan Impor BBM Nasional

Foto : Istimewa

“Betul. Saya sudah siapkan langkah percepatan realisasi pendirian pengolahan energi terbarukan berbasis sawit. Biofuel ini akan menekan impor minyak Indonesia sekaligus memenuhi target pemerintah 23 persen minyak berbasis energi terbarukan dari konsumsi BBM Indonesia. Saya sudah komunikasikan dengan kementrian ESDM,” kata Bupati Muba, Dodi Reza Alex, Senin, (25/11/2019).

Pernyataan kesiapan Muba menopang upaya Pemerintah Pusat khususnya langkah PT Pertamina menekan impor minyak lewat pengusahaan energi terbarukan itu disampaikan Dodi Reza Alex setelah menyimak salah satu problem yang dihadapi Pertamina.

Sudah setahun ini, tambah Dodi, Muba melakukan kampanye energi terbarukan. Dirinya secara maraton merintis pemanfaatan sawit sebagai sumber bahan bakar. Selain langkah kongkrit menggandeng kampus ITB melalui riset dan persiapan pendirian refinery CPO, Dodi juga berkeliling Eropa. Awal tahun 2019 lalu di sejumlah negara Eropa dan Amerika, Dodi bertemu para peneliti, buyers, hingga pelaku bisnis bahan bakar.

Gayung bersambut. Sehari usai Dodi menyatakan siap menopang energi nasional,  sebuah pertemuan penting digelar, yakni Pertamina Energy Forum. Dirut PT Pertamina, Nicke Widyawati sempat menyampaikan kepada Menteri Dan ESDM Arifin Taslim, di acara itu.

Kata Nicke, terkait ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri yang masih dipenuhi impor diakui karena belum mampu mencukupi kebutuhan sendiri.

Pada forum yang digelar Selasa (26/11/2019) ini, Nicke menyebut ada empat pekerjaan rumah. Salah satunya penerimaan sumber energi. Hal ini berkaitan dengan pemenuhan target bauran energi sebesar 23 persen dari energi terbarukan.

Dikatakan Nicke, Pemerintah sendiri sudah melangsungkan kebijakan pencampuran minyak nabati pada BBM alias biodiesel. Namun, itu pun belum cukup. Begitu pula dengan penggunaan energi dan panas bumi lainnya.

“Artinya, kita harus mencari sumber energi terbarukan. Kita lihat CPO terdapat banyak di Sumatera, maka perlu bangun bio refinery di sana. Lalu, batubara di Sumatera Selatan, maka bangun coal grasifikasi di sana,” tandas Nicke.

Beruntun, satu Hari berikutnya, digelar Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM Arifin Tasyrif hari ini, Rabu 27/11/2019. DPR RI asal Sumatera Selatan, Akex Noerdin membenarkan komitmen Menteri ESDM Arifin Tasyrif.

Menurut Alex Noerdin, Menteri ESDM berkomitmen akan mengawal dan membantu melakukan percepatan pembangunan Pabrik Industri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-CPO) di Musi Banyuasin. Pabrik yang dibangun Pemkab Muba bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung ini nantinya akan melibatkan petani sawit di Muba. Jika sudah beroperasi, Pabrik IPO-CPO diprediksi mampu menghemat impor BBM sampai dengan US$ 9 miliar.

Di samping itu, Menteri ESDM dan jajaran berjanji akan menambah jaringan gas untuk wilayah Muba. Sesuai target Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin, di tahun 2020 diharapkan jaringan dialiri jaringan gas. “Selaku pimpinan Komisi VII, saya Alex Noerdin mengapresiasi komitmen Menteri ESDM dan jajarannya ini,” kata Alex.

Terpisah, Sekda Muba, Apriyadi memaparkan upaya yang telah dilakukan Pemkab Musi Banyuasin mewujudkan pabrik industri penyokong energi terbarukan. Seperti diberitakan CNNIndonesia.com, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan akan membangun Pabrik Industri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-CPO). Pembangunan dilakukan Pemkab Muba bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kerja sama selain dilakukan dalam pembangunan IPO-CPO, juga pengelolaan tandan buah segar (TBS) sawit menjadi bahan bakar nabati (biofuel). Sekretaris Daerah Kabupaten Muba Apriyadi mengatakan rencana pembangunan pabrik mendapatkan dukungan dari Presiden RI Jokowi.

Menurut Apriyadi, pembangunan sudah masuk tahap studi kelayakan. Ia memastikan Pembangunan pabrik IPO akan difinalkan pada awal Desember 2019 supaya pada awal 2020 pembangunan dimulai. Pembangunan diperkirakan memakan waktu satu tahun. Pabrik diharapkan sudah mulai beroperasi pada 2021 mendatang. Rektor ITB Kadarsah Suryadi memperkirakan keberadaan pabrik tersebut bisa menghemat impor BBM sampai dengan US$9 miliar.

Hitungannya yakni ada 17 juta ton kelapa sawit hasil produksi per tahun didistribusikan untuk pengelolaan biofuel. Maka hasil produksi biofuel Muba ini bisa mengurangi impor BBM yang dilakukan oleh negara dalam jumlah yang signifikan.[**]

 

Penulis : ril

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com