Pertambangan & Energi

“Investasi Energi Sumsel, Antara Deru Mesin Ekonomi & Desah Alam yang Minta Nafas”

ist

BICARA soal energi di Sumatera Selatan, jangan bayangkan cuma colokan listrik di dapur yang kadang suka ngadat pas kita lagi goreng kerupuk. Energi di sini itu kelas berat, levelnya sudah main di ladang minyak, gas, sampai wacana energi terbarukan yang kadang lebih sering nongol di seminar ketimbang di lapangan.

Minggu ini, Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru kedatangan tamu spesial Senior Vice President PT Medco, pertemuan itu berlangsung hangat di Griya Agung, bahasa protokolernya “silaturahmi dan mempererat sinergi”. Namun kalau bahasa warung kopi “ini obrolan serius, tapi jangan sampai kening berkerut”

Pak Deru dengan gaya khasnya menekankan, investasi boleh masuk deras, tapi jangan sampai bikin lingkungan megap-megap. “Ekonomi harus tumbuh, masyarakat sejahtera, lingkungan tetap terjaga.” Nah, kalimat ini sebetulnya pepatah modern jangan sampai dapat uang banyak, tapi akhirnya harus beli oksigen tabung buat nafas anak cucu.

Boleh jujur, perusahaan energi macam PT Medco itu ibarat traktor raksasa di ladang ekonomi daerah, sekali jalan, rodanya bisa menggiling banyak peluang lapangan kerja terbuka, kontraktor lokal kebagian proyek, warung makan dekat lokasi tambang laris manis. Bahkan, kos-kosan ibu RT bisa penuh disewa karyawan.

Tetapi, roda besar ini juga bisa bikin jalan kampung retak kalau tak dijaga, makanya Herman Deru mewanti-wanti “ayo main cantik, jangan garuk tanah seenaknya”. Perusahaan energi itu seperti pemain bola kelas dunia, bisa cetak gol indah, tapi kalau terlalu agresif, bisa juga bikin lawan cidera.

Nah, ini bagian yang biasanya jadi catatan kaki, padahal mestinya judul besar. Investasi energi memang penting, tapi kalau hutan jadi botak dan sungai berubah warna kayak sirup rasa-rasa, apa gunanya?

Pepatah lama bilang jangan sampai tikar baru dibeli, tapi atap rumah bocor, sama halnya dengan pembangunan, jangan sampai gedung-gedung tinggi menjulang, tapi udara penuh debu dan anak-anak batuk setiap malam.

Herman Deru paham betul, Sumsel ini kaya sumber energi, tapi lebih kaya lagi kalau bisa menjaga warisan alamnya. Karena energi paling mahal bukan minyak atau gas, tapi udara segar dan air bersih.

Dalam kesempatan itu, perwakilan PT Medco bilang siap mendukung pembangunan daerah, komitmen pada masyarakat, dan selaras dengan visi pemerintah, bahasa manis? bisa iya, tapi kalau serius dijalankan, ini bisa jadi berkah.

Kalau ibarat pernikahan, janji komitmen itu mirip akad nikah. Bagus diucapkan, tapi indahnya baru terasa kalau dijalankan sampai anak cucu. Jadi, masyarakat tentu berharap Medco bukan cuma rajin potong pita proyek, tapi juga rajin nanam pohon, bikin program energi bersih, atau sekadar bikin warga sekitar merasa jadi bagian keluarga besar.

Kita semua tahu, energi itu sumber kehidupan, tapi kalau salah kelola, bisa juga jadi sumber masalah. Sumsel punya potensi jadi pusat energi nasional, tapi jangan sampai jadi pusat cerita sedih lingkungan.

Kalau pepatah kampung bilang air susu jangan dibalas air tuba, jadi, jangan sampai masyarakat sudah kasih tanah, kasih ruang, kasih dukungan, tapi dibalas dengan udara kotor atau sungai keruh. Investasi yang baik itu ibarat kenduri semua orang dapat makan, semua orang dapat senyum, dan nggak ada yang pulang sakit perut.

Investasi energi Sumatera Selatan lewat PT Medco ini bisa jadi mesin penggerak ekonomi daerah, tapi mesin itu butuh oli keseimbangan ekonomi, masyarakat, dan lingkungan harus sama-sama berjalan.

Kalau semua pihak main di rel yang benar, Sumsel bisa jadi contoh energi jalan, ekonomi ngebut, lingkungan tetap segar. Tapi kalau salah arah, jangan salahkan kalau generasi cucu kita nanti cuma bisa dengar cerita “dulu udara segar itu gratis, Nak.”

Jadi, mari kita kawal bersama energi boleh deras, tapi jangan sampai bikin alam kehabisan nafas[***]

Terpopuler

To Top