Peristiwa

Si Jago Merah Ngebet Ngontrak, Warga Kompak Usir Bareng-bareng!

ist

Sumselterkini.co.id, – Kalau api bisa ngomong, mungkin dia bakal bilang, “Aku cuma numpang lewat, jangan galak-galak amat, dong!”. Tapi sayangnya, si jago merah ini bukan tipe tamu yang tahu aturan. Baru aja lewat jam makan siang, Kamis (tanggal menyesuaikan), di Desa Tanah Abang, Kecamatan Batang Hari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin, dua rumah langsung dilahapnya habis-habisan. Tak ada kata permisi, apalagi basa-basi. Langsung nggasak!

Tapi, sebelum si api ini sempat ngajak rumah sebelah buat bakar-bakaran bareng, pasukan Damkar Muba datang bagai pasukan Power Rangers, lengkap dengan selang dan semangat 45. Dipimpin langsung oleh Komandan Lapangan versi lokal, Junaidi, mereka nyelonong masuk ke TKP dan langsung ngajak duel si jago merah. Warga juga nggak tinggal diam, ikut nggotong ember, galon, bahkan gayung kalau perlu. Suasana jadi mirip sinetron kolosal, tapi kali ini lawannya bukan kerajaan sebelah, melainkan api yang ngotot nggak mau padam.

“Kami langsung berjibaku, Mas. Udah kayak latihan gladi resik upacara. Semua kompak, dari tukang ojek sampai ibu-ibu penjual pempek, ikut nyiram,” kata Junaidi dengan napas ngos-ngosan tapi tetap senyum kayak abis lomba makan kerupuk tapi habis menang.

Bayangkan aja, dalam waktu kurang dari tiga jam, api yang tadinya udah kayak kembang api tahun baru itu akhirnya dilibas tuntas. Pendinginan pun dilakukan, biar si jago merah nggak ngumpet di balik genteng atau bawah kasur. Estimasi kerugian? Sekitar Rp200 juta. Tapi nyawa tetap aman. Dan itu harga yang tak ternilai, bro.

Plt Camat Batang Hari Leko, Pak Jusrizal, ikut menyambangi lokasi. Dengan gaya khas bapak-bapak penuh wibawa, beliau menyampaikan empati dan harapan agar warga yang terdampak diberi kekuatan. Sambil sesekali menyeka peluh karena kebetulan mataharinya juga nggak kalah panas dari api barusan beliau bilang, “Insya Allah ini diganti dengan rezeki yang lebih berkah,” Amin, Pak Camat. Kami pun ikut mengamini sambil berharap rezeki itu datang dalam bentuk AC gratis.

Yang bikin tambah adem hati, Bupati Muba H. M. Toha juga buka suara, bukan buat nyanyi, tentu, tapi mengapresiasi gerak cepat tim Damkar. “Kami sangat menghargai pengabdian tanpa pamrih ini,” ujar Bupati. Eh, jangan salah, ini bukan basa-basi khas pejabat, lho. Memang beneran, pasukan Damkar Muba ini bisa diandalkan. Kalau mereka ikutan lomba padam api nasional, mungkin bisa pulang bawa piala dan jaket varsity.

Nah, dari peristiwa ini, kita bisa ambil pelajaran. Pertama, si jago merah ini emang nggak pernah lihat tanggal merah. Mau hari kerja atau libur, dia tetap doyan main. Kedua, jangan remehkan kekompakan warga. Saat api datang, semua jadi satu tukang sayur, pelajar, hingga Pak RT, jadi pasukan penyiram darurat. Dan ketiga, nomor 112 itu bukan nomor undian berhadiah, tapi jalur hidup-mati yang harus diingat baik-baik. Bebas pulsa, bebas drama.

Kebakaran ini mungkin bikin dua rumah rata tanah. Tapi solidaritas warga dan gesitnya Damkar Muba bikin kita semua tepuk tangan. Kadang, tragedi memang datang tanpa undangan, tapi kalau disambut dengan gotong royong dan selang air, dia bakal pulang lebih cepat dari niatnya. Jadi, kalau nanti si jago merah mau coba-coba lagi, kita udah siap. Ember di tangan kanan, semangat di tangan kiri. Dan di tengahnya  doa serta semangkuk mie instan buat penyemangat.

Kalau rumah bisa bicara, mungkin dia bilang, “Terima kasih sudah memperjuangkanku.” Tapi karena dia nggak bisa ngomong, biar kita aja yang terus cerita—bahwa di Desa Tanah Abang, semangat gotong royong masih menyala lebih terang dari api mana pun.[***]

Terpopuler

To Top