KABUT asap pekat menyelimuti Kabupaten Ogan Komering Ilir dan menyebabkan kualitas udara terpantau tidak sehat serta jarak pandang menjadi pendek sekitar pukul 06.00 WIB,Senin pagi (14/10/19).
Kabut asap nampak menutupi jalan dan mengganggu pandangan mata hingga jarak 100 meter, kabut asap juga menganggu jarak pandang warga yang hendak mengantar anak ke sekolah menggunakan kendaraan, sehingga perlu berhati-hati.
“Kendaraan kami terpaksa melaju dengan kecepatan rendah karena jarak pandang di atas sungai hanya 50 meter,” kata Fenny, Warga Jua -Jua OKI.
Menurut ibu tiga anak ini, cuaca kabut asap pekat sudah terjadi sejak dua hari terakhir, aktivitas warga pun diamatinya cenderung sepi saat udara kabur, namun akan kembali normal menjelang siang.
Disinyali, masih banyak titik hotspot menyebar di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Ogan Komering Ilir. Salah satunya terbakarnya lahan di area PT Gading Cempaka menambah parah fenomena asap semakin tebal.
Dampak tersebut, bukan saja menganggu pernafasan tubuh manusia, juga berdampak terganggunya visibilitas atau jarak pandang lalu lintas udara.
Pantuan Udara Batal
Gangguan jarak pandang yang diakibatkan asap semakin pekat ini juga mengakibatkan agenda pantauan di sejumlah titik api dalam wilayah Bumi Bende Seguguk oleh Kapolres OKI AKBP Doni Eka Saputra, Dandim 0402/OKI-OI Letkol Inf Riyandi, dan Sekretaris Daerah OKI Husin serta unsur lainnya batal dilaksanakan.
Menurut rencana, sejumlah petinggi Forkompimda OKI hendak melaksanakan pantauan melalui udara.
Kendati sejak Pukul 09.30 WIB waktu setempat helikopter milik Polda Sumsel sudah mendarat di Lapangan Segitiga Emas Kayuagung.
Monitoring udara sempat tertunda lantaran cuaca berkabut tidak memungkinkan untuk melakukan penerbangan. “Batal, asapnya terlalu pekat. Bahkan untuk pulang ke Palembang pun pilot tidak berani,” singkat Kepala BPPD OKI Listiadi Marthin seraya meninggalkan lokasi pendaratan helikopter.
Disisi lain, bertambahnya kuantitas asap yang menggelayuti Kota Kayuagung sendiri, tidak menyurutkan aktifitas warga setempat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Meski demikian, hal ini dinilai cukup membahayakan bagi kesehatan pernafasan. Terlebih, intensitas kegiatan warga di luar ruangan semakin masif terjadi, lantaran saat ini tengah berlangsungnya event OKI Expo, dan aktifitas kegiatan malam lainnya.
Kepala Puskesmas Kutaraya, dr Isa Dwiyono mengatakan dari sisi medis, asap pekat berkelanjutan berdampak pada memburuknya sistem pernafasan. Ia menyebut, hal ini rentan terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA bila tidak ditangani segera.
Namun, meski begitu, ia mengatakan hingga saat ini, belum terjadi peningkatan kasus pernafasan, terutama untuk wilayah Kutaraya dan sekitarnya.
“Kasus penyakit pernafasan belum mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut mesti diantisipasi dini. Puskesmas Kutaraya sendiri, rutin membagikan masker ke sejumlah pusat kegiatan masyarakat sesuai dengan arahan dari Dinas Kesehatan,” terangnya.
Terkait pencegahan ini sendiri, Isa menganjurkan untuk menggunakan masker penutup hidung saat melakukan kegiatan di ruang terbuka, terutama bagi anak-anak yang disinyalir rentan terhadap perubahan cuaca mendadak seperti kabut asap tersebut.
“Upaya pencegahan sederhana terhadap dampak asap yakni dengan menggunakan masker, terutama bagi anak-anak yang aktif melakukan kegiatan di alam terbuka, ” tandasnya.[**]
Penulis :Indra