SUMSELTERKINI.ID, Palembang – Jajaran Pengurus Pimpinan Kecamatan Partai Golkar Jakabaring menyaluran bantuan kepada korban bencana Puting Beliung di Jalan Pangeran Ratu, Rt 29, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Jakabaring Palembang.
Bantuan itu diserahkan kepada korban, salah satunya keluarga Rohadi (43), bantuan yang disalurkan terhadap keluarga Rohadi berupa sembilan bahan pokok (Sembako), meliputi beras, minyak, gula, mie instans, serta kebutuhan sehari-hari lainnya.
Ketua PK Golkar Kecamatan Jakabaring Fahrie Adianto mengungkapkan, bantuan yang diserahkan merupakan sumbangsih dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Palembang serta jajaran pengurus Kecamatan Jakabaring.
“Kedatangan kami kesini karena peduli terhadap masyarakat yang sangat membutuhkan, seperti keluarga pak Rohadi ini. Karena angin puting beliung mereka kehilangan tempat tinggal,” ungkap Sekretaris DPRD Palembang ini, Jumat (22/12/2017).
Fahrie mengatakan, angin puting beliung yang mengakibatkan tempat tinggal Rohadi roboh terjadi belum lama ini. Namun sampai saat ini belum banyak bantuan yang mengalir.
Dia berharap, ke depan akan lebih banyak masyarakat maupun instansi yang terketuk pintu hati untuk dapat meringankan keluarga Rohadi. Apalagi, Rohadi tidak tinggal sendirian melainkan bersama enam orang lainnya.
Selain istrinya, Humalayati, turut tinggal bersama Rohadi yaitu ketiga anaknya, Santa Ria, Richo Lapera dan Nadia Febrianti. Satu orang lainnya yaitu cucu Rohadi yang masih balita.
“Kami juga sudah menghubungi Dinas Sosial dan Alhamdulillah dalam waktu dekat mereka juga akan menyalurkan bantuan,” tambah Ketua DPD Golkar Palembang Muhammad Hidayat.
Setelah memberikan bantuan terhadap korban puting beliung, pengurus PK Golkar Kecamatan Jakabaring juga menyempatkan diri hadir untuk menjenguk dua warga yang tengah di rawat di Rumah Sakit BARI.
Kedua warga Kelurahan 15 Ulu tersebut ialah Muhammad Topan (40) dan Nazamudin (43). Untuk Topan terbaring di rumah sakit karena harus menjalani operasi daging tumbuh. Sementara Nazamudin menderita kompikasi penyakit dalam.
Berbeda dengan Topan yang berobat dengan akses Kartu Indonesia Sehat, Nazamudin harus menanggung biaya pengobatan sendiri. Sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Kami hadir bukan hanya sekedar untuk membesuk. Kami juga menyalurkan bantuan berupa uang tunai karena keduanya merupakan warga yang tidak mampu. Terutama untuk Nazamudin, dia mesti dirawat dengan biaya sendiri,” terang Fahrie.
Menurutnya, Nazamudin sempat akan dirawat di Rumah Sakit Muhammad Husin dengan akses pengobatan gratis. Sayangnya, dia tidak jadi di rawat di rumah sakit tersebut karena tidak adanya ketersediaan kamar.
“Kami berterimakasih kepada Rumah Sakit BARI. Walaupun biaya pengobatan harus ditanggung sendiri namun setidaknya penanganan bisa dilakukan dengan cepat,” tuturnya.