Peristiwa

Apakah AKHOR Bisa Ikuti Jejak 4 Kepala Daerah yang Menang Lewat Jalur Perorangan ?

Peluang ke 4 paslon tersebut untuk menduduki kursi Palembang 1 & 2 kini masih terbuka lebar.

foto ; ist

TAK LAMA lagi Warga Palembang akan memilih calon Walikota&Wakil Walikota, kalau tidak ada halangan pencoblosan tersebut akan dilaksanakan pada Juni mendatang. Ada empat pasangan calon (Paslon) Walikota Kota/Wakilwalikota dalam Pilkada Palembang, untuk menjadi orang nomor satu dan dua di Palembang masa bakti 2018-2023 .

Empat paslon itu, antara lain H Harnojoyo- Fitriani Agustinda,[Petahana] didukung Koalisi gemuk, yakni Partai Demokrat, PDI-P, PPP, PKB dan PBB, H. Sarimuda – Cek Rozak, didukung partai Nasdem, Gerindra dan PKS, Mularis Djahri – Syaidina Ali didukung Partai Hanura, dan Golkar, sementara satu lagi pasangan dari jalur perorangan (tanpa partai) Akbar Alfaro – Hernoe Roespriadji.

Semua paslon tentunya sudah teramat lega bisa lolos menjadi kandidat di Pilkada Kota Palembang, dan peluang ke 4 paslon tersebut untuk menduduki kursi Palembang 1 & 2 kini masih fifty-fifty, (terbuka lebar).

Meskipun hitung-hitungan dan analisa, jalur independen/perorangan tersebut dinilai sangat berat untuk menyaingi suara dari paslon yang diusung parpol. Namun perlu diingat dalam politik semuanya bisa saja terjadi, apalagi rakyat saat ini sudah lebih cerdas, lebih pintar dalam menentukan pilihannya.

Dengan berbekal pede, dan berkoalisi bersama rakyat, kedua pasangan nomor urut 3 yang dikenal dengan sebutan AKHOR ini terus merayap melakukan blusukan dari lorong ke lorong disetiap daerah di Kota Palembang guna bertatap langsung untuk menyakinkan warga Palembang atas pencalonannya.

Dengan berbekal tagline koalisi dengan rakyat itu, tentunya kerja keras AKHOR bisa saja menjadi kenyataan, asalkan memang relawan AKHOR bekerja secara masif dan lebih kreatif, serta melihat kondisi daerah- daerah di Palembang, yang mampu menghasilkan suara bagi pasangan AKHOR terutama di daerah pinggiran (marjinal).

AKHOR pun seharusnya mampu mewakili suara anak muda di Palembang dan masyarakat pinggiran, selain memang relawan AKHOR lebih mampu menangkap isu dilapangan. Hingga kini kampanye dialogis dilakukan AKHOR tetap berjalan, dan ternyata masyarakat di Palembang juga banyak yang antusias dan menerima AKHOR.

Tinggal memang tim AKHOR mampu memberi pemahaman kepada masyarakat, salah satunya apa itu calon yang berasal dari jalur perorangan dan program-programnya. Memang, pada awalnya sebelum kedua pasangan itu maju. Mereka kerja keras dengan mengumpulkan KTP untuk dukungan dari masyarakat Palembang, hasilnya juga akhirnya tidak bisa dianggap sebelah mata, karena AKHOR berhasil mengumpulkan dukungan masyarakat Palembang sebanyak 95.300 dukungan sesuai disyaratkan KPU.

Sebelumnya memang pasangan AKHOR terkendala karena harus memenuhi syarat pencalonan yang berjumlah 95.300 dukungan. Kekurangan ini wajib dipenuhi pada 20 Januari. Berkat komitmen mereka berdua serta dukungan relawan hingga akar rumput mereka bisa memperbaiki syarat diKPU, hasil rekapitulasi KPU 26.711 dukungan. Dan kekurangannya itu makin banyak karena 47.650 dukungan jadi berlipat menjadi (95.300 dukungan).

Ini sebagai bukti bahwa masyarakat Palembang mulai peka dan paham, setidaknya mereka sudah mendukung AKHOR sebelum benar-benar dibuktikan dari hasil perhitungan suara dalam Pilkada Palembang Juni mendatang. Selain itu memang dalam kampanye harus mencari solusi dan masalah yang dihadapin masyarakat. Artinya memang jika menang, kemenangan itu bukan untuk AKHOR, namun kemenangan benar-benar untuk rakyat, karena tanpa diwakilkan.

AKHOR pun bisa mencetak sejarah baru di Palembang, sebagai kandidat yang memenangkan pilkada melalui jalur perorangan mengikuti jejak 4 kepala daerah lainnya di Indonesia yang menang tanpa dekungan parpol. Seperti Irwandi Yusuf sukses merebut kursi Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, keberhasilan serupa disusul calon perorangan di Rote Ndou, Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, dan Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dalam pemilihan Bupati Rote Ndou beberapa waktu lalu pemenangkan adalah pasangan nonpartai yaitu Christian N Dillak, SH- Zacharias P Manafe. Pasangan ini mengalahkan calon independen lainnya, yaitu Leonard Haning MM-Drs Marthen L Saek.
Sedangkan pasangan kalah yang diusung partai adalah Marthen L. Henukh-Junus Famggidae dari PDI Perjuangan, pasangan Alfred H.J Zacharias-Steven A Mbatemooy diusung empat partai, kemudian pasangan diusung koalisi 8 partai Bernard E Pelle-Nur Yusak Ndu Ufi, serta pasangan diusung dua partai David Detaq-Yonis Messah.

Pada 2008 lalu, juga pasangan independen O.K. Arya Zulkarnain-Gong Martua Siregar berhasil merebut kursi Bupati dan Wakil Bupati Batubara, Sumatera Utara. Kemenangkan O.K. Arya Zulkarnain didorong oleh ketokohannya memperjuangkan pemekaran Kabupaten Batubara dari Kabupaten Asahan. Pasangan ini mengalahkan calon dari partai politik yang berjumlah tujuh pasang.

Calon independen yang masih gres memenangkan pemilihan kepala daerah yaitu pasangan Aceng Fikri-pemain sinetron Raden Dicky Chandra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Garut, Jawa Barat. Mereka mengalahkan pasangan Rudi Gunawan dan Oim Abdurohim yang diusung Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Dari empat kepala daerah dari jalur perorangan ini mungkin akan menjadi motivasi paslon AKHOR guna meraih kemenangan dalam Pilkada Kota Palembang. Selamat berjuang, semoga jadi kenyataan, semoga barokah dan mencetak sejarah baru, untuk Palembang,,!! [one]

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com