KALAU pepatah bilang “Di mana ada gula, di situ ada semut”, maka di mana ada peluang kerja ke Jepang, di situ pejabat Disnaker langsung tancap gas, Kamis (11/9). Rombongan Disnakertrans Musi Banyuasin (Muba) dan Banggai kompak datang ke UPTD BLK Kota Bogor, ibarat anak kos ngecek dapur tetangga, mereka kepo banget sama dapur pelatihan bahasa Jepang yang lagi ramai di sana.
Kepala Disnakertrans Muba, Herryandi Sinulingga, dengan gaya serius tapi senyum-senyum, bilang kalau belajar bahasa Jepang bukan sekadar bisa bilang “arigato gozaimasu” ke sensei. “Ini pintu karir global, peluang emas anak muda Muba buat Go Internasional,” tegasnya.
Antusiasme peserta pelatihan di BLK Bogor bikin pejabat yang hadir manggut-manggut. Kayak nonton konser dangdut, semangatnya sampai bikin kursi hampir copot. Artinya apa? Pemuda sekarang sudah melek: bahasa asing itu bukan lagi gaya-gayaan, tapi bekal masa depan.
Ada pepatah Jawa bilang “Sopo sing nandur, bakal ngundhuh”, siapa yang menanam, dia yang akan memetik. Nah, pelatihan bahasa Jepang ini ibarat menanam pohon karir. Bukan langsung berbuah duit, tapi kalau sabar nyiram dan belajar, bisa panen yen panen. Dari IT, kesehatan, sampai perhotelan, Jepang lagi buka lowongan segede pintu gerbang Shibuya.
Tapi ada catatan penting, semangat boleh 1000 volt, tapi disiplin jangan 5 watt, belajar bahasa asing itu butuh konsistensi, bukan cuma rajin foto bareng sertifikat. Herryandi menekankan, “Syarat pelatihan ini mutlak, harus sesuai standar Kemenaker dan pihak Jepang. Jadi jangan main-main, ini bukan kursus abal-abal”.
Artinya, yang mau ikut jangan mikir instan, Jepang itu negara yang disiplin, telat semenit saja bisa dianggap bencana nasional. Jadi pemuda Muba dan Banggai harus siap mental, bukan sekadar siap pas foto.
Kalau anak muda Muba-Banggai rajin ikut pelatihan ini, bisa jadi tiket gratis menuju masa depan. Gratis pula, dibiayai APBD-P Muba. Ini namanya rezeki nomplok. Tinggal kemauan, mau belajar sungguh-sungguh, atau cuma daftar biar bisa update status “lagi kursus Jepang, guys”?
Pepatah Minang bilang, “Alam takambang jadi guru”. Artinya, belajar bisa dari mana saja. Tapi kalau ada program resmi, gratis, dan didukung pemerintah plus SKK Migas, masa masih milih rebahan di rumah?
Kunjungan Disnakertrans Muba-Banggai ke BLK Bogor bukan sekadar wisata dinas. Ini sinyal serius bahwa daerah peduli dengan masa depan generasi muda. “Kami ingin pemuda Muba bisa bersaing di pasar global, sesuai visi Muba Maju Lebih Cepat,” tutup Herryandi Sinulingga.
Akhir kata, kalau kata pepatah Sunda “Nu ngaji rajin, meunang pangkat tinggi”. Jadi, kalau belajar bahasa Jepang tekun, siapa tahu kelak bukan cuma bilang “Ohayou gozaimasu”, tapi juga “Selamat pagi, Pak Direktur”.[***]