Pendidikan

Kurikulum Merdeka : Kesiapan Guru Masih Dipertanyakan

ist

MASA pandemi membuat seluruh tatanan kehidupan termasuk pendidikan menjadi tidak stabil. Sebagai langkah menanggulangi hal tersebut pemerintah memiliki inisiatif untuk melakukan penyesuaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu dengan mengeluarkan kebijakan baru yang dibranding dengan nama Kurikulum Merdeka yaitu kurikulum yang capaian pembelajarannya disederhanakan serta menekankan pada penguatan profil pelajar pancasila.

Pelaksanaan kurikulum merdeka ini membawa konsep pembelajaran yang diadopsi dari luar negeri dimana pembelajaran berfokus kepada siswa kemudian siswa dibebaskan untuk memilih pembelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya. Tugas guru dalam pembelajaran sebagai fasilitator untuk mengadakan pembelajaran yang sifatnya bermakna, menyenangkan, dan tidak lepas dari pemanfaatan STEM (Science, Technology, Engineering dan Math) mengingat kondisi yang belum kembali pulih.

Teknologi yang “harus” dituangkan dalam pembelajaran kurikulum merdeka ini menjadi salah satu momok yang menakutkan bagi guru, terkhusus guru yang kemampuan dalam menggunakan teknologinya masih rendah. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurani (2023) mengungkapkan bahwa masih banyak guru yang tidak melek teknologi. Hal ini juga bersesuaian dengan data yang disebutkan oleh GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Kemendikbudristek bahwa sebesar 40% guru yang hanya mampu mengoperasikan teknologi sesuai dengan fungsinya.

Teknologi membawa pemahaman sains, matematika dan keteknikan agar menjadi lebih mudah diterima dan digapai dalam pemenuhan capaian pembelajaran, sesuai dengan data tersebut maka dapat dibuktikan bahwa guru belum siap melaksanakan kurikulum merdeka.

Ketidaksiapan guru melaksanakan kurikulum merdeka ini membuat pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan baru yaitu guru penggerak yang bertugas sebagai pemimpin pembelajaran di kurikulum merdeka, namun pertanyaan baru yang muncul dari kebijakan ini adalah seberapa banyak pemimpin didalam satu sekolah?, berapa lama kebijakan ini akan bertahan?, sedangkan pendidikan butuh pergerakan cepat untuk penyesuaian dengan zaman yang terus berubah. Peserta didik hanya butuh pembelajaran yang nyaman dan sesuai, bukan kebijakan baru yang berlapis-lapis yang tidak kunjung usai.

Kebijakan kurikulum merdeka ini disahkan pada tanggal 11 februari 2022 dengan Pelaksanaan Keputusan Kemendikbudristek Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran, atas dasar keberhasilan yang diperoleh dari pelaksanaan kurikulum darurat atau kurikulum 2013 yang disederhanakan, namun implementasi yang dimunculkan di kurikulum merdeka ternyata berbeda jauh dengan dasar yang menjadi alasan pembentukan kurikulum tersebut.

Hal ini dapat dilihat dari tujuan pembelajaran, kompetensi yang diinginkan dan struktur kurikulum yang digunakan. Fakta tersebut menunjukkan  pemerintah tidak terfokus pada masalah dan perbaikan, namun lebih memilih pada pembaharuan dan percobaan yang dicerminkan pada kurikulum diluar. Guru dituntut untuk dapat mengikuti kebijakan baru dengan cepat dan tanggap, namun kembali lagi akar permasalahannya ada pada ketidaksiapan guru dan korelasinya dengan solusi yang ditawarkan.

Pelaksanaan kurikulum merdeka sejatinya tidak hanya berfokus pada pembaharuan, tapi harus fokus pada perbaikan dari permasalahan, karena percuma apabila pembaharuan terus menerus diluncurkan namun akar dari permasalahan tidak dituntaskan. Pemerintah perlu mengkaji ulang kebijakan yang dikeluarkan, dan melihat sejauh mana kebutuhan serta korelasinya dalam pelaksanaan agar tidak terjadi ketimpangan. Guru belum siap sehingga perlu dibimbing dan dibawakan sebuah solusi yang dapat mengatasi kekurangan.[***]

 

 

Sumber :

Nurani, D.C. et al. (2023) ‘Training in Making Interactive Learning Media Using the Canva Application for Elementary School Teachers in Palembang City’, ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(1), pp. 3060–3063. Available at: https://doi.org/10.35568/ABDIMAS.V6I1.2858.

 

Oleh : Dewinta Aulia Savitri

Mahasiswa semester VI, Prodi/Program Guru Sekolah Sekolah Dasar

Universitas Sriwijaya [Unsri]

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com