SETELAH disosialisasikan secara merata di 17 kab/kota, Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (SMP) yang digagas Gubernur Sumsel H. Herman Deru segera diluncurkan.
Program yang diinisiasi Gubernur Herman Deru ini bertujuan, selain meminimalisir terjadinya kerawanan pangan, juga ditargetkan dapat menekan angka kemiskinan serta meningkatkan perekonomian warga Sumsel.
Menurut Herman Deru, kemandirian pangan di Sumsel akan dimulai dari kemandirian pangan pada tingkat rumah tangga karena masyarakat mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahan pangan dan gizi keluarga melalui pengembangan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.
“Program Sumsel Mandiri Pangan ini sangat penting agar biaya hidup masyarakat dapat ditekan dan penghasilan semakin tinggi, sehingga masyarakat dapat semakin sejahtera,” ujar mantan Bupati OKU Timur dua periode tersebut.
Menurutnya, agar program itu dapat berhasil, diperlukan dorongan gerakan menanam berbagai kebutuhan dasar secara mandiri. Hal ini bisa dicontohkan oleh pejabat publik dengan menanam kebutuhan seperti sayur, cabai, bawang dan lainnya mulai dari pekarangan rumah.
“Ini upaya kita untuk mengubah pola pikir masyarakat dari yang tadinya hanya sebagai pembeli menjadi produsen,” tuturnya.
Diketahui, berbagai poin kemandirian pangan yang dapat dilakukan masyarakat yang terdapat dalam program yang diinisiasi Gubernur Herman Deru tersebut, seperti budidaya tanaman, budidaya ikan dan budidaya ternak dengan skala kecil.
Sasarannya yakni seluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat miskin dan masyarakat non miskin. Selain untuk mengubah pola pikir masyarakat, program SMP tersebut juga dilakukan agar masyarakat bisa menghasilkan sendiri sebagian dari kebutuhan pangan untuk konsumsi keluarga melalui pemanfaatan perkarangan rumah.
“Lewat upaya tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. KArena masyarakat mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi keluarga melalui pengembangan ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan,” tandasnya.(***)