SUMSELTERKINI.ID, Baturaja – Musibah banjir yang merendam sekitar 5 Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) membuat Gubernur Sumsel Alex Noerdin langsung menghubugi menteri melalui telepon selulernya.
Menurutnya musibah ini mengakibatkan jembatan putus dan merendam pemukiman masyarakat di 5 desa, yakni di Kecamatan Lubuk Batang, Kecamatan Baturaja Timur, Kecamatan Lubuk Batam, Kecamatan Peninjauan dan kecamatan Kedaton Peninjauan Raya.
Gubernur Alex Noerdin meminta warga masyarakat agar bersabar karena musibah tersebut akan segera di atasi. “Masyarakat di sini saya mohon untuk bersabar, musibah ini akan segera kita atasi, saya sudah datang di sini dan membawa bantuan, para Camat dan Kepala Desa saya minta bagikan bantuan ini secara merata dan adil,” tegasnya, kamis (8/3/2018).
Dia mengakui dirinya barusan menghubungi Menteri Pekerjaan Umum dan sudah cerita banyak terkait musibah bajir di OKU akibat Sungai Ogan Meluap.
“Jadi menteri menyebutkan, meminta Pemerintah Kabupaten membuat surat dan dibawa langsung ke pusat. Saya juga akan minta ke bapak Menteri agar jembatan ini bisa diperbaiki segera,” terang Alex.
Wakil Bupati OKU, Johan Anwar mengatakan, kejadian musibah banjir cukup banyak mengakibatkan kerugian di masyarakat, total keseluruhan terdapat 1.289 rumah dan lebih kurang 300 hektare lahan pertanian jagung dan padi di Kecamatan Lubuk Batang terendam banjir.
“Melalui kunjungan Gubernur, kita mengharapkan segera mendapatkan solusi untuk perbaikan jembatan putus yang ada di Kabupaten OKU. Tadi sudah disampaikan langsung bapak Gubernur bahwa kita pemerintah Kabupaten membuat surat permohonan bantuan perbaikan jembatan gantung Kepada Pemerintah Provinsi. Nantinya surat ini akan dibawa langsung bapak Gubernur ke Jakarta untuk meminta bantuan dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Dalam, Herson mengatakan, Jembatan Gantung Desa Tanjung Dalam putus mengakibatkan aktifitas masyarakat sekitar terganggu karena jembatan tersebut merupakan akses menuju ke kebun masyarakat, mulai dari pengangkutan hasil kebun Karet, Kopi, hingga buah-buahan seperti duku.
“80 % perkebunan berada di seberang sungai, akses menyeberang hanya melalui jembatan ini, kalau banjir yang merendam permukiman kondisinya saat ini sudah mulai surut,” pungkasnya.[bud]