Palembang Terkini

Sekda Turun Gunung, ASN Dilarang Mager!

ist

Sumselterkini.co.id, – Ada yang baru di Kota Palembang, bukan cuma bunga-bunga yang mekar pasca Lebaran, tapi juga semangat Sekretaris Daerah (Sekda) yang lagi rajin “apel” bukan makan buah, tapi memimpin upacara. Iya, Pak Afrizal Hasyim sekarang lagi rajin safari apel keliling ke 18 kecamatan. Mirip kampanye tapi bukan. Ini demi mengamankan visi dan misi Ratu Dewa – Prima Salam (RDPS) agar tak cuma jadi pajangan di baliho, tapi juga hidup dan berdetak di tiap meja pelayanan lurah sampai UPTD.

Sekda turun gunung ini bukan tanpa alasan. Katanya sih, buat ngecek langsung kualitas disiplin para abdi negara. Bukan main, 19 ribuan ASN di Palembang itu ibarat semut di balik dinding banyak dan kalau gak diatur, bisa bikin keropos pelayanan. Maka dari itu, Pak Sekda tak segan bagi-bagi ultimatum. Bagi yang malas, siap-siap kena semprit, bukan dari wasit, tapi dari pimpinan.

Logika Sekda sederhana, tapi mengandung vitamin keteladanan kalau bisa jadi pemimpin apel, kenapa harus cuma duduk di ruang ber-AC? Ini semacam “jemput bola pelayanan,” dengan bonus menyegarkan semangat ASN yang mulai loyo habis libur panjang Lebaran. Karena di dunia birokrasi, semangat kerja itu seperti air PDAM kalau ngadat, masyarakat yang mandi keringat.

Di Kecamatan Ilir Timur Dua, tempat debut safari apel dimulai, Pak Sekda tak hanya memberi wejangan seperti dosen pembimbing skripsi, tapi juga membawa kabar baik kantor camat bakal direhab, alias disulap jadi lebih kinclong dan dua lantai. Harapannya, bukan cuma temboknya yang naik kelas, tapi juga kinerja dan etika pegawainya. Soalnya percuma kantor keren, kalau pelayanan tetap lemot kayak sinyal di basement.

Pak Camat pun tidak tinggal diam. Ia ibarat kapten kapal yang langsung mengatur layar begitu angin instruksi bertiup. Pelayanan selama renovasi katanya tetap jalan, dipindah sementara ke gedung serbaguna. Ini patut diapresiasi. Dalam dunia pelayanan, fleksibilitas itu penting. Ibarat bakso, walau pindah mangkok, rasanya jangan berubah.

Yang menarik dari semua ini adalah narasi perubahan yang mulai digeber dari level kecamatan. Kadang memang, perubahan besar itu tidak harus dimulai dari podium mewah atau rakernas berseragam batik. Cukup dari apel pagi di lapangan, dengan komitmen yang tak luntur meski terik mentari menyengat kepala.

Jangan anggap remeh apel dan safari Sekda. Ini bukan sekadar kegiatan seremonial ala-ala. Ini simbol bahwa pemerintah sedang membuka mata dan mengencangkan ikat pinggang kedisiplinan. Karena pelayanan publik itu ibarat nasi uduk di pagi hari dicari warga, tapi kalau telat disajikan, bisa bikin kecewa satu RT.

Jadi, mari kita sambut era baru ASN Palembang era di mana lurah gak cuma duduk manis, UPTD gak cuma ngurus stempel, dan camat bukan sekadar nama di papan nama. Semua harus kerja nyata, karena rakyat butuh lebih dari sekadar slogan. Butuh bukti, bukan basa-basi.

Dan untuk Pak Sekda, lanjutkan safari apelnya, Pak. Siapa tahu setelah 18 kecamatan, bisa lanjut ke sekolah-sekolah atau pasar-pasar. Biar semua tahu ASN itu bukan singkatan dari “Akan Segera Ngopi”, tapi “Ayo Serius Ngabdi”. Kalau disiplin ASN dibangun dari apel pagi, jangan heran kalau nantinya pelayanan publik Palembang bisa semanis teh manis di warung simpang empat murah, merakyat, dan bikin nagih.[***]

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com