Palembang Terkini

Sehat Sampai ke Pulau

ist

BIASANYA Pulau Kemaro identik dengan legenda cinta Tan Bun An dan Siti Fatimah, yang konon cintanya ditenggelamkan bersama naga dan harapan, kali ini pulau kecil nan eksotis di tengah Sungai Musi, jadi saksi munculnya kisah cinta baru, cinta pemerintah pada warganya. Bukan cinta main-main, tapi cinta yang datang pakai rombongan puskesmas apung, tenaga medis, sembako, dan kader PKK komplit dari ujung kerudung sampai ujung sepatu.

Ketua TP PKK Palembang, Dewi Sastrani Ratu Dewa belum lama ini datang tak sekadar kunjungan biasa, beliau datang seperti malaikat pakai pin PKK menebar senyum dan tensimeter, membagikan cinta lewat pelayanan kesehatan gratis, dan membawa satu pesan sederhana yang tinggal di pulau juga berhak sehat, bukan cuma yang tinggal di tengah kota dan langganan go-food.

Untuk sampai ke sana saja harus nyebrang sungai, tapi ibu-ibu PKK dan rombongan tenaga medis ini meluncur tanpa mengeluh. Katanya, demi rakyat, jangankan nyebrang sungai, masuk rawa pun hayuk! Eh, asal rawanya nggak ada buaya, sih.

Dewi Sastrani menegaskan bahwa “memberikan kesehatan bukan hanya untuk warga kota yang tiap pagi jogging di pedestrian flyover, tapi juga untuk warga yang tiap pagi masih ngerek jaring ikan atau nyuci di pinggir sungai.”

Bener juga, selama ini banyak program kesehatan berpusat di tempat yang ada AC-nya. Sementara yang hidup di bantaran sungai, di pulau-pulau terpencil macam Kemaro, kadang cuma bisa berharap sama minyak angin dan air kelapa muda.

Pepatah baru bilang “Kalau Puskesmas tak bisa didatangi rakyat, maka puskesmaslah yang harus nyebrang pakai perahu”
Itu baru namanya pelayanan bukan pelamaran!

Dalam lawatannya, Dewi juga tak hanya membagikan vitamin dan paket sembako. Beliau juga menyempatkan diri ngobrol dengan warga. Obrolannya bukan yang ala-ala seremonial, tapi yang beneran menyentuh tentang anak yang belum imunisasi, nenek-nenek yang giginya tinggal dua tapi tetap bahagia, sampai bapak-bapak yang bilang dia nggak pernah dicek kolesterol sejak zaman cassette masih dibalik pensil.

“Baru kali ini kami disamperin langsung,” ujar Pak Sanusi, warga Pulau Kemaro yang usianya katanya “udah masuk bonus”. “Biasanya kami yang harus nyari, ini malah didatengin. Kayak pacaran dulu, waktu masih dikejar-kejar.”

Tentu kita apresiasi langkah Pemkot Palembang ini. Tapi bukan berarti nggak boleh kasih masukan, jangan sampai program ini cuma jadi agenda peringatan ulang tahun saja, lalu tahun depan pulau-pulau kembali sepi dari dokter dan tensimeter.

Kalau cuma setahun sekali, bisa-bisa tensi warga sudah naik-turun kayak harga cabai sebelum sempat dicek lagi.

Sebagaimana dikatakan Florence Nightingale versi Sumatera Selatan, alias Bu Lela, tokoh sosial lokal [he..he..kenal gak?] yang juga bidan desa legendaris, “Pelayanan kesehatan itu bukan kado ulang tahun, tapi makanan pokok. Harus terus-menerus, biar warga tidak cuma sehat karena moment ceremonial”

Nah, itu baru mantap, sekali-kali coba libatkan juga para relawan lokal, mahasiswa kesehatan, atau komunitas peduli kampung. Nggak harus selalu menunggu pejabat datang baru warga dicek paru-parunya.

Kisah Pulau Kemaro hari itu seperti puisi kesehatan yang dibacakan di tengah arus Sungai Musi. Bahwa negara harus hadir, bukan hanya di rapat-rapat dan baleho semata, tapi dalam detak jantung rakyat, bahkan yang tinggal di pulau kecil yang kadang hanya muncul di brosur pariwisata.

Dalam humor dan asa, kita  harus belajar bahwa “Sehat itu hak, bukan hadiah. Kalau rakyat harus nunggu rombongan dulu buat periksa, itu tandanya sistem masih suka tebang pilih seperti tukang sayur milih tomat,”

Akhir kata, mari kita doakan program ini berlanjut, semoga pelayanan tak hanya menyentuh Pulau Kemaro, tapi juga menyebar ke setiap dermaga kecil, dusun terpencil, dan hati rakyat yang selama ini merasa jauh dari perhatian.

Karena, kalau cinta bisa nyebrang lautan, apalagi cuma nyebrang Sungai Musi, kalau pelayanan kesehatan bisa hadir di tempat terpencil, itu tandanya negara benar-benar hadir dan jangan lupa, kata pepatah lama “Lebih baik dicek kolesterolnya sebelum dicek di akhirat”.[***]

Terpopuler

To Top