Palembang Terkini

Pendidikan Cerdas Dimulai Dari Guru Bahagia!

ist

Sumselterkini.co.id, – Ada satu wejangan menarik yang lahir dari Gedung Graha KM 7 Palembang, bukan wejangan mistis, tapi wejangan penuh makna dari Wali Kota Palembang, Ratu Dewa. Dalam acara pengukuhan 150 pengurus dan 10 badan PGRI Kota Palembang, beliau tidak cuma hadir buat foto bareng dan salam-salaman. Beliau datang bawa semangat, kayak kurir paket pendidikan yang isi dusnya harapan.

Dalam acara itu, Ratu Dewa bilang bahwa PGRI bukan cuma organisasi tempat guru-guru ngumpul sambil nyeduh kopi sachet dan curhat soal murid yang nulis “karakter” jadi “karak ter”. Tapi PGRI harus jadi mesin utama perubahan pendidikan. Serius, Pak Wali! Kata-kata ini lebih dalam dari makna lirik lagu galau.

Kebayang nggak, kalau dunia pendidikan itu kayak orkestra? Nah, PGRI itu konduktornya. Badan kehormatan, advokasi, sampai lembaga-lembaga lainnya itu kayak pemain biola, terompet, dan drum. Kalau kompak, musiknya syahdu. Tapi kalau pengurusnya cuma sibuk ngelirik dana BOS, ya hasilnya bukan simfoni, tapi konser dangdut tanpa mic.

Ratu Dewa juga ingatkan, jadi pengurus itu bukan perkara keren-kerenan dan dapat piagam. Tapi soal tanggung jawab. Tangannya boleh pegang pena, tapi pundaknya menanggung harapan satu kota. Kita butuh guru yang gak cuma hafal kurikulum, tapi bisa jadi mercusuar di tengah badai TikTok dan konten instan.

Yang bikin momen ini tambah mengharukan, Ratu Dewa juga memberikan penghargaan pada 20 guru yang purna bakti. Ini bukan sekadar seremoni, tapi pengakuan bahwa pengabdian itu nggak pernah kadaluarsa. Guru pensiun, tapi ilmunya masih jalan kayak modem Wi-Fi yang tetap nyala meski laptopnya udah ditutup. Semoga penghargaan ini bukan sekadar formalitas, tapi jadi pemicu bahwa profesi guru itu kudu dimuliakan sejak masih ngajar sampai pensiun, bukan cuma disayang pas Hari Guru doang.

Pak Wali juga janji akan perbaiki semua infrastruktur sekolah di Palembang. Nah ini dia, bagian yang paling ditunggu-tunggu sama murid-murid yang udah lelah belajar sambil ngitung lubang di plafon. Sekolah harus jadi tempat yang bikin betah, bukan kayak rumah hantu penuh sejarah bocor dan kabel semrawut.

Karena kalau gedung sekolah nyaman, guru semangat, dan murid aman, proses belajar bakal jalan mulus kayak jalan tol yang beneran bebas hambatan. Jangan sampai anak-anak kita malah lebih excited main di warnet daripada masuk kelas.

Kalau mau cari contoh, tengoklah Finlandia. Di sana, guru diperlakukan kayak superstar proses rekrutmennya ketat, pendidikannya tinggi, dan gajinya? Yah, lumayan buat beli rumah, bukan cuma cicil kopi sachet. Hasilnya? Finlandia jadi salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Bukan karena kurikulumnya aneh-aneh, tapi karena gurunya dijadikan mitra utama, bukan buruh soal ujian.

Sekarang mari kita geser dikit ke Vietnam. Negara tetangga ini berhasil ngangkat mutu pendidikannya bukan karena salju, tapi karena kerja keras dan kebijakan yang tepat sasaran. Mereka invest di guru, kurikulumnya simpel tapi mantap, dan pemerataan sekolahnya jalan.

Cocok tuh buat kita sontek, karena secara budaya dan ekonomi, kita nggak beda jauh. Masa iya kita mau terus ngaca ke negara yang anak-anaknya belajar sambil pakai jaket bulu? Lha di sini, anak-anak belajar sambil kipasan pakai buku LKS karena kipas kelasnya mogok sejak zaman UASBN.

Wejangan Ratu Dewa di KM 7 itu bukan sambutan biasa, tapi sinyal kuat bahwa Palembang serius mau benahi pendidikan. Kalau wejangan ini dijalankan, bukan cuma ditaruh di rak laporan tahunan, maka PGRI bisa benar-benar jadi poros perubahan.

Ingat, pendidikan itu bukan produk instan. Butuh proses, kesabaran, dan niat tulus kayak bikin pempek, bro. Harus digiling, diuleni, dan direbus dengan penuh cinta. Kalau semua pihak guru, pemerintah, dan masyarakat kompak, maka anak-anak Palembang bukan cuma lulus UN, tapi juga lulus jadi manusia.

Mari kita rawat wejangan ini. Jangan cuma viral di berita, tapi sejuk di kenyataan. Biar Palembang bukan cuma dikenal karena Jembatan Ampera dan pempek, tapi juga karena pendidikannya yang bermutu, gurunya sejahtera, dan muridnya bahagia. Aamiin, sambil tepuk tangan 3x.

Kita nggak perlu terus-terusan menengok Finlandia yang super modern. Vietnam pun bisa jadi contoh yang lebih dekat dan relevan. Dengan kerja keras dan kebijakan tepat sasaran, Palembang bisa jadi contoh kota di Indonesia yang berhasil meningkatkan mutu pendidikan tanpa harus terlalu ribet. Yang penting, kalau guru sejahtera, murid pun pasti bahagia dan nggak akan salah eja lagi!. Jadi, mari kita dukung  PGRI dalam memperbaiki pendidikan di Palembang. Karena, kalau pendidikan di Palembang sukses, masa depan kota ini juga cerah!. [***]

Terpopuler

To Top