Palembang Terkini

Palembang Sehat Dimulai dari Sekretariat yang Sehat

ist

Dalam sebuah kota besar yang sibuk seperti Palembang, para bidan adalah laksana lilin di malam gelap kecil, tak selalu terlihat, tapi sinarnya hangat dan menyelamatkan. Maka ketika ratusan “lilin” itu berkumpul pagi-pagi di lantai 8 Balaikota, bukan untuk menagih janji apalagi ikut demo, tapi untuk menyampaikan niat baik dan permohonan sederhana sekretariat yang layak rasanya pantas kita beri perhatian lebih.

Ya, Wali Kota Ratu Dewa pagi itu menerima audiensi dari jajaran pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Palembang. Tak ada gebyar, tak ada yel-yel. Yang dibawa hanya senyum tulus dan sederet kegiatan sosial yang sudah rutin mereka jalankan: dari pelayanan KB gratis hingga imunisasi anak-anak secara cuma-cuma. Kalau mau jujur, inilah bentuk paling nyata dari slogan Palembang Sehat yang sudah lebih dulu dilakoni para bidan sebelum program itu dipoles dengan anggaran dan baliho.

Ketua IBI Palembang, Nur Rahmi, menyampaikan bahwa dari 2.461 bidan yang tergabung dalam 26 ranting di 18 kecamatan, semuanya bekerja dengan semangat gotong royong. Namun sayangnya, perjuangan mereka tak diiringi fasilitas yang layak. Sekretariat yang ada saat ini katanya butuh perawatan dan terletak di lingkungan padat penduduk, yang kalau diibaratkan adalah seperti klinik darurat di tengah pasar ada suara ayam, motor ngebut, dan kadang tetangga sebelah sedang jemur kasur.

Permintaan mereka sederhana tempat baru yang lebih representatif. Bukan untuk gaya-gayaan, bukan pula ingin sofa empuk atau dispenser tiga keran. Tapi agar koordinasi dan pelayanan bisa berjalan mulus, tak tersendat oleh ruang sempit atau dinding lapuk.

Beruntung, Wali Kota Ratu Dewa bukan tipe pemimpin yang cuma pandai menyebut jargon. Ia langsung merespons, menjanjikan akan mengoordinasikan masalah sekretariat ini dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Lebih dari itu, ia melihat potensi besar untuk menyinergikan program IBI dengan Dinas Kesehatan lewat program Palembang Sehat.

Inilah momen yang patut disorot. Ketika pemerintah dan komunitas profesi seperti IBI bersinergi, maka yang tercipta bukan sekadar program, tapi gerakan nyata. Kalau boleh meminjam pepatah lama sekali mendayung, dua tiga bidan tertolong, seribu warga terselamatkan. Kolaborasi ini ibarat benang merah dalam kain songket kecil, tapi tanpanya, tak ada keindahan utuh.

Dan bicara tentang bidan, kita bicara tentang para perempuan tangguh yang jadi saksi pertama kehidupan manusia. Mereka tak butuh panggung, tak haus tepuk tangan. Tapi bukan berarti mereka tak layak diperhatikan. Jangan sampai para bidan ini jadi seperti lilin yang dibiarkan meleleh tanpa pernah dipindahkan ke tempat yang lebih baik.

Pemerintah Kota Palembang sedang punya peluang emas untuk menunjukkan bahwa program kesehatan bukan hanya soal alat dan obat, tapi soal siapa yang menjalankan dan di mana mereka bekerja. Dengan memperhatikan sekretariat IBI, Pemkot bukan hanya membenahi gedung tetapi memperkuat fondasi pelayanan kesehatan akar rumput, karena dalam dunia kesehatan, tak semua pahlawan berseragam putih. Kadang mereka berselendang, bersepatu kets, dan menyapa bayi lebih dulu sebelum menyapa dunia.

Maka mari kita bantu bidan-bidan itu tak lagi bingung soal sekretariat, agar mereka bisa lebih fokus membantu warga. Sebab, negara yang kuat dimulai dari kelahiran yang sehat dan kelahiran yang sehat dimulai dari bidan yang punya tempat kerja yang sehat pula.[***]

Terpopuler

To Top