Palembang Terkini

Misi Rahasia Pemkot & BPOM di Pasar Tradisional

Sumselterkini.co.id, – Kalau kata orang tua dulu, “Lebih baik pahit karena jamu, daripada manis karena racun.” Nah, kira-kira begitulah intisari dari pertemuan antara Sekretaris Daerah Palembang, Pak Aprizal Hasyim, dengan BPOM Palembang. Bukan sedang membahas ramuan awet muda atau resep nasi minyak anti gagal, tapi ini soal urusan yang jauh lebih krusial keselamatan isi perut rakyat dari makanan dan obat-obatan abal-abal.

Di zaman sekarang, makan gorengan saja perlu waspada. Bukannya takut kolesterol, tapi takut gorengannya dimandikan oli bekas. Minum obat pun begitu, jangan-jangan bukan menyembuhkan batuk tapi malah bikin dada berdetak macam drum dangdut. Maka dari itu, Pemkot Palembang akhirnya sepakat wajib hukumnya memperkuat kerja sama dengan BPOM! Biar nasi uduk tetap uduk, jangan sampai jadi nasi udud.

“Akan dibentuk tim yang nantinya bisa turun langsung ke lapangan, bisa ke pasar-pasar, apotek, dan berbagai tempat lainnya,” ujar Pak Aprizal, dengan semangat seperti mau operasi pasar sambil bawa senter dan kaca pembesar.

Tak bisa dimungkiri, banyak pedagang nakal yang lebih lihai dari pesulap. Daging sapi bisa disulap dari boraks, mi basah mengilap karena formalin, dan obat tradisional yang isinya lebih banyak janji daripada bahan aktif. Masyarakat pun ibarat korban sinetron, sering tak sadar sedang dikibuli. Maka di sinilah peran BPOM dan Pemkot membuka mata rakyat tanpa harus pakai tetes mata.

Dan bukan hanya seremonial. Pak Aprizal bilang siap bikin MoU alias perjanjian kerja sama yang bisa ditindaklanjuti. Nanti Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, bahkan Satpol PP mungkin akan ikut turun, bukan buat bubarkan organ tunggal, tapi buat cek tahu bulat yang digoreng mendadak.

Jangan salah, kota-kota besar di dunia juga punya cerita. Di Tokyo, Jepang, pengecekan makanan dilakukan berkala bahkan sampai ke tingkat bento anak sekolah. Di Singapura, pemerintahnya bisa menutup restoran dalam 24 jam kalau ketahuan pakai bahan tak layak. Di Bandung, Pemkot pernah melakukan razia bareng influencer supaya kesadaran publik meningkat. Nah, Palembang tak mau kalah. Masa kalah dari Bandung cuma gara-gara bakso?

Sudah bukan saatnya pemerintah hanya jadi satpam yang berdiri di gerbang pengawasan. Sekarang, harus jadi koki juga yang tahu bahan-bahan apa yang dimasukkan ke dalam panci. Karena urusan makan bukan hanya soal kenyang, tapi soal selamat.

Coba bayangkan, kalau masyarakat keracunan makanan setiap hari, rumah sakit penuh, produktivitas turun, dan ekonomi melempem. Gara-gara itu, cita-cita jadi Palembang Emas 2045 bisa jadi hanya tinggal warna cat baliho.

Kalau kata pepatah Palembang modern “Lebih baik makan sambal terasi yang aman, daripada steak wagyu yang penuh pengawet.” Maka, kerja sama Pemkot Palembang dan BPOM ini adalah langkah strategis, bukan hanya demi isi perut, tapi juga demi masa depan generasi.

Karena ketika makanan dan obat sudah dijamin aman, rakyat bisa tenang, warung bisa ramai, dan harapan tak lagi cuma seperti angin semilir yang lewat di pinggir Musi.

Jadi, mari kita sambut patroli ke pasar dengan tepuk tangan. Bukan karena mereka bawa senter, tapi karena mereka sedang menjaga nasi padang tetap aman disantap, bukan tantangan untuk lambung.[***]

Terpopuler

To Top