Olahraga & Otomotif

“Sepak Bola, Semangat & Silaturahmi, Bukan Cuma Soal Tendang Bola, Tapi Tendang Ego Juga!”

ist

OLAHRAGA hanya dinilai dari seberapa kuat kaki menendang bola, maka gajah pun bisa ikut tanding, asal diajak latihan rutin, namun Porprov Korpri Sumsel 2025 ini bukan cuma urusan fisik semata, melainkan juga pertaruhan nama baik, semangat, dan silaturahmi antar ASN se-Sumatera Selatan.

Gubernur Sumsel, Dr. H. Herman Deru, SH.MM., yang membuka ajang Porprov Korpri di Lapangan Bumi Sriwijaya, tak sekadar hadir memberi sambutan normatif.

Beliau datang dengan energi penuh mungkin habis sarapan nasi uduk dua porsi dan menyiramkan semangat kepada para atlet ASN yang ikut berlaga. Pesannya jelas “Sportiflah, semangatlah, dan jangan bawa nama kota hanya untuk dititipkan di absen, tapi diperjuangkan di lapangan!”.

Sebuah wejangan yang kalau diparafrasekan jadi pepatah, kira-kira begini “Di lapangan bukan tempat cari keringat doang, tapi juga tempat memeras ego dan meneteskan harga diri daerah,”.

Dalam semangat yang sama, Kadispora Sumsel Rudi Irawan melaporkan jumlah peserta mencapai 1.508 atlet plus 450-an official.

Sebuah angka yang kalau dijadikan barisan paduan suara bisa bikin konser di stadion. Tapi tentu harapan masyarakat bukan konser, melainkan konsern, kepedulian, pada peningkatan kualitas olahraga ASN yang bukan cuma ajang tahunan tapi jadi pembibitan dan pembinaan.

Ajang seperti ini kadang hanya ramai di awal dan sunyi di akhir, setelah upacara pembukaan yang heboh, spanduk yang menutupi pohon, dan baliho berukuran stadion mini, sering kali kita lupa untuk mengevaluasi Apa kabar pembinaan? Apakah Porprov ini membawa efek domino ke pembinaan atlet lokal? Atau hanya jadi ajang tamasya kolektif ASN?.

Jika pembinaan tak berlanjut, maka Porprov hanyalah pesta pora sesaat, ibarat makan durian rame-rame, enak di awal, mabok di akhir.

Sehingga perlu keberlanjutan, jangan sampai Porprov hanya jadi tempat “olahraga rotator cuff”, istilah keren buat yang hobi angkat-angkat piala dan plakat buat difoto-foto. Atletnya harus dibina serius. Pemerintah daerah jangan cuma bangga pas menang, tapi lempeng pas disuruh bangun sarana latihan.

Gubernur HD juga menutup Kejuaraan Sepak Bola U-15 Piala Gubernur Sumsel yang dimenangkan PS Ogan Ilir. Selamat untuk anak-anak muda yang masih bau minyak angin tapi sudah bertaji di lapangan. Mereka ini ibarat tunas muda yang tak butuh banyak pupuk, asal disiram konsistensi dan pelatih yang kompeten.

Tapi satu pesan penting jangan sampai sepak bola usia dini ini hanya ajang pencitraan, terus hilang ditelan kesibukan.

Percayalah, banyak anak daerah yang lebih jago dribbling bola daripada dribbling administrasi. Mereka perlu lapangan, bukan janji lapang.

Ajang olahraga ASN seperti Porprov Korpri ini punya banyak nilai, di sana ada kerja sama, sportivitas, dan silaturahmi yang tak bisa dibeli pakai tunjangan kinerja. Tapi ingat, olahraga itu seperti cermin kita bisa melihat sejauh mana tubuh daerah ini sehat atau hanya kelihatan sehat karena polesan cat.

Pesan untuk semua ASN yang bertanding jangan cuma lincah di lapangan voli, tapi juga harus lincah melayani masyarakat. Jangan cuma jago smash, tapi juga jago menyelesaikan tugas tanpa di-smash atasan.

Untuk para pejabat jangan cuma serahkan piala, tapi juga serahkan anggaran yang memadai untuk pembinaan, karena piala bisa berdebu, tapi prestasi akan terus harum, asal tak dicuci pakai politik musiman.

Sumsel maju tak cuma karena kilang minyak atau kopi robusta. Tapi karena ASN-nya sehat lahir batin dan atlet mudanya diberi ruang untuk berkembang. Kita jadikan Porprov ini bukan hanya ajang “olahraga kantor”, tapi jadi lahan subur bagi tumbuhnya semangat kebersamaan, pembinaan atlet, dan ini penting kesadaran bahwa olahraga bukan ajang pelarian, tapi ajang perjuangan.

Kalau masih ada yang bertanya kenapa Porprov penting? Jawab saja begini “Karena di lapangan olahraga, kadang kita lebih jujur daripada di ruang rapat”.[***]

Terpopuler

To Top