ISU gaji pemain bola yang suka ngadat kayak sepeda tua, sehingga bikin panas, kehadiran NDRC Indonesia (National Dispute Resolution Chamber) jadi angin segar, bukan lembaga santet atau forum curhat pemain yang diputusin pelatih pas lagi sayang-sayangnya. Ini adalah lembaga resmi, diakui FIFA pula sejak 2023, yang khusus menyelesaikan sengketa pemain bola dan klub di Indonesia alias, nggak perlu lagi ribut-ribut di medsos atau curhat di Instastory pakai lagu galau.
Dulu, kalau ada pemain bola yang gajinya nggak dibayar, pilihannya cuma dua, kalau gak ngadu ke pengadilan negeri (yang bisa makan waktu seumur kontrak berikutnya) atau pasrah sambil nyambi jualan cilok di pinggir stadion.
Sekarang?, cukup lapor ke NDRC Indonesia, nggak perlu bikin bengek jaksa, cukup datang, ngasih bukti, dan tunggu keputusan yang adil. Seperti kata pepatah, “Lebih baik ke NDRC daripada ke pengadilan yang bisa bikin ubanan sebelum usia”.
NDRC ini kayak wasit VAR dalam kehidupan pemain bola, kalau dulu keputusan wasit bisa bikin pemain ngamuk dan banting sepatu, sekarang ada lembaga penengah. Dan lucunya, NDRC Indonesia ini cuma ada lima di dunia, dan cuma satu di Asia, lho! Gokil kan? Jadi kalau Jepang bangga sama sushi dan Korea bangga sama K-Pop, Indonesia bisa tepuk dada dan bilang, “Eh, kita punya NDRC, Bro!”
Contohnya, di Inggris sana ada NDRC juga, tapi mereka lebih senior. Klub-klub Premier League yang duitnya kayak debit tak terbatas aja tetap butuh NDRC, karena urusan kontrak itu kayak hubungan cinta, kadang indah, kadang jadi horror.
Di Brazil juga ada lembaga serupa, tapi Indonesia?, lebih unik. Klubnya kadang telat bayar, pemainnya kadang telat datang latihan. Nah, NDRC hadir buat nyambungin dua dunia yang sering salah paham ini.
Ketua NDRC Indonesia, Pak Togi, bilang kalau mereka nggak cuma belain pemain. Klub juga bisa dibela, karena nggak semua pemain itu suci bak malaikat penjaga gawang.
Ada juga yang kontraknya tiga tahun, mainnya cuma tiga kali. Jadi NDRC itu adil, netral, dan nggak bisa disogok pakai jersey edisi terbatas. Prosesnya pun simpel, kalau dulu sengketa bola bisa sampai ke pengadilan industrial, sekarang cukup di satu tempat, tanpa drama sinetron.
Jadi, apa pesan moralnya? Di dunia sepak bola, yang penting bukan cuma skill juggling atau sundulan maut, tapi kepastian hukum dan keadilan kontrak, dengan adanya NDRC Indonesia, ekosistem sepak bola kita bisa makin sehat, profesional, dan siapa tahu akhirnya bisa bikin Timnas kita ngacir ke Piala Dunia tanpa drama.
Karena kata pepatah lama “Di mana ada bola, di situ ada harapan. Tapi tanpa hukum yang jelas, harapan bisa offside.”[***]