Olahraga & Otomotif

“Muba Bikin Sumsel Tepok Jidat, Juara Lagi, Tuan Rumah Pun Sempurna!”

ist

Sekayu berubah jadi planet olahraga, dari atlet sampai tukang pempek ikut berkeringat.

MALAM itu, Stable Berkuda Sekayu bukan cuma berbau rumput dan kuda. Udara malamnya beraroma campuran antara keringat juara dan bakso gerobak. Ribuan orang tumplek blek dari atlet, panitia, sampai emak-emak yang salah sangka ngira ada konser dangdut. Tapi bukan, bro. Ini penutupan Porprov XV Sumatera Selatan, dan Muba lagi-lagi bikin provinsi ini geleng kepala bukan karena lelah, tapi kagum.

“Lah, Muba ni bukan main, jadi tuan rumah sekaligus juara umum!” kata si Ujang, pedagang jagung bakar di depan stable, sambil tiup arang yang hampir gosong.
“Kau pikir gampang, Jang. Itu 179 emas, bukan 179 batang jagung!” sahut temannya, Beni, sambil ngakak.

Betul juga. Dengan 179 emas, 135 perak, dan 146 perunggu, Muba resmi jadi juara umum Porprov. Dan malam itu, Wakil Gubernur Sumsel, Cik Ujang, datang langsung buat ngasih trofi sambil bilang, “Muba ini bukan cuma ramah, tapi juga jago!”

Wong Muba yang dengar langsung bersorak. Ada yang tepuk tangan, ada juga yang langsung live di TikTok sambil caption #JuaraLagi #SekayuPride.

Yang bikin tambah keren, penutupan Porprov langsung disambung pembukaan Peparprov Sumsel V  ajang buat atlet disabilitas. “Pokoknya, olahraga di Muba ni nggak berhenti walau kaki udah pegal, mata panda, atau mic panitia mati mendadak,” celetuk MC yang suaranya udah serak tapi tetap semangat.

Wakil Gubernur Cik Ujang ngomong bijak, “Peparprov ini bukan cuma lomba, tapi panggung pembuktian, semua orang punya semangat luar biasa, termasuk penyandang disabilitas”

Di sebelahnya, Bupati Muba H M Toha Tohet manggut-manggut bangga. “Selama Porprov, ekonomi naik, UMKM hidup, warung kopi rame, bahkan penjual bensin eceran ikut senyum lebar” katanya sambil ketawa.
Emang, bro, kalo ada event segede itu, jangankan atlet, tukang parkir pun bisa berprestasi minimal prestasi dapet rezeki tambahan.

Di tribun, para atlet Muba udah gaya-gayaan pakai jaket tim, wajahnya bangga campur lelah. Salah satu atlet angkat besi nyeletuk ke temannya, “Bro, medali emas ini beratnya sama kayak jeruk 1 kilo, tapi perjuangannya kayak ngangkat galon isi dua”

“Makanya, jangan galon aja, nanti angkat perasaan juga,” timpal temannya.
Semua ketawa. Humor tetap hidup, meski otot masih pegal.

Sementara itu, Rian Yohwari, Ketua NPCI Sumsel, ngasih sambutan yang bikin suasana agak mellow. “Peparprov ini bukti bahwa olahraga itu tanpa diskriminasi. Semua punya ruang untuk jadi juara”

Wong-orang yang tadinya sibuk nyari sate, langsung berhenti sejenak. Bener juga, kadang semangat paling tinggi justru lahir dari mereka yang punya keterbatasan.
Pepatah Muba bilang, “Tangan mungkin tak lengkap, tapi tekad jangan setengah”

Malam makin larut, tapi semangat masih terang. Lampu panggung nyala, Angga Candra nyanyi, dan semua orang bersorak.
Di antara gemerlap itu, Bupati Toha Tohet menatap langit Sekayu sambil ngomong pelan ke ajudannya,
“Kau catat ya, ini bukan akhir. Ini baru permulaan. Muba bukan cuma kota olahraga, tapi kota semangat”

Ajudannya senyum, “Siap Pak, asal habis ini kita makan dulu. Saya belum makan dari upacara pembukaan tadi”

Mereka ketawa. Karena di Muba, juara bukan cuma di podium tapi juga dalam hati, di meja makan, dan di warung kopi tempat cerita-cerita juara terus diseduh.

Kemenangan sejati bukan cuma soal medali, tapi soal semangat gotong royong. Dari atlet sampai pedagang kaki lima, semua bagian dari kemenangan itu. Muba membuktikan: olahraga bisa menyatukan, menggerakkan, dan bikin bangga  dengan gaya yang santai, tapi hasilnya luar biasa.[***]

Terpopuler

To Top