Buntut dari pandemi Covid 19 di Palembang ternyata banyak mempengaruhi agenda pertandingan lokal di empek-empek. Salah satunya kompetisi Palembang Comunity League (PCL) yang sudah mendekati akhir namun harus diberhentikan dengan alasan force majeur.
Alhasil kompetisi sepak bola terbesar antar komunitas di Palembang itu memutuskan Bhayangkara SFC sebagai juara Palembang Comunity League (PCL) dengan torehan 24 poin. Sementara posisi Runner-up di dapat Ex-Simbels dengan 21 poin, disusul Red Devils dan Nankatsu yang finish di urutan ketiga dan keempat.
Sejatinya keempat tim masih tetap berpeluang meraih scudeto di musim ini karena perolehan poin juga tidak terlampau jauh. Namun dari tiga laga tersisa Bhayangkara dan Ex-Simbels yang punya kans besar untuk menempati puncak klasemen.
Manajer Ex-Simbels (Rumah Intan Bahagia) Hj Shelvy Oktaviany mengungkapkan pihaknya cukup legowo dengan hasil yang didapat. Kendati tak meraih juara namun posisi runner up sudah cukup menjadi bukti sengitnya persaingan di kompetisi PCL. “Ya memang kita tidak bisa memaksa dengan keadaan dimasa pandemi Covid 19. Namun hasil yang kita dapat merupakan bukti perjuangan keras yang kita dapat. Jadi kita harus terima dengan keputusan ini dengan konsekwensinya,” ungkapnya.
Lebih lanjut perempuan yang juga menjabat Sekum FORMI Sumsel ini juga merasa puas dengan masuknya pelatih Ex-Simbels Ujang Capello sebagai pelatih favorit. Hal ini menjadikan motivasi tim untuk lebih giat lagi memacu prestasi. “Alhamdulillah perolehan thropy di dua tahun terakhir cukup lumayan. Semoga kedepan prestasi terus diukir,” tambahnya. [***]