OKI Terkini

“Tak Perlu Lagi Bertapa ke Kayuagung, Layanan Turun Gunung di Kecamatan!”

ist

DULU, kalau warga Lempuing Jaya mau bikin KTP, urus izin bangunan, atau cuma sekadar tanya-tanya soal BPJS PBI, mereka harus menempuh perjalanan ibarat dari Subuh ke Senja, panasnya dapat, bensinnya habis, suratnya belum tentu kelar. Tapi sekarang, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) seperti turun gunung membawa obor pencerahan layanan publik satu pintu hadir langsung di kecamatan!

Betul, Pemkab OKI membuka Pos Pelayanan Terpadu di halaman Kantor Camat Lempuing Jaya, tanggal 22 sampai 23 Juli 2025. Bukan sekadar pos biasa, ini ibarat pasar malam layanan publik semuanya ada, tinggal datang, duduk sebentar, pulang bawa berkas lengkap dan senyum merekah.

Dari urusan bikin KTP, cek kesehatan, KB gratis, perizinan usaha, sampai pembuatan kartu pencari kerja semuanya numplek jadi satu, satu waktu, satu tempat. One stop service ala kampung, tapi rasa mall pelayanan modern!

Kalau dulu warga harus “bertapa” ke Kayuagung buat selembar kartu identitas, kini cukup keluar pagar rumah, mampir ke Kantor Camat.

Tak heran, Darsina dari Desa Rantau Durian I merasa hidupnya makin enteng. “Alhamdulillah, tidak perlu jauh-jauh ke Kayuagung. Petugasnya datang ke sini. Kami dimudahkan,” katanya dengan wajah seperti habis menang undian minyak goreng.

Sementara Yusri dari Desa Lubuk Seberuk mengaku program ini seperti hujan turun di musim kemarau. “Hemat waktu, hemat ongkos, dan enggak perlu izin kerja cuma buat ngurus KTP,” katanya, sembari melirik istrinya yang ikut antri layanan KB. Rupanya, keluarga ini memang memanfaatkan semua peluang.

Dan pemandangan paling menggemaskan datang dari rombongan pelajar SMAN 1 Lempuing Jaya. Mereka datang seperti mau nonton konser K-pop, padahal cuma antre bikin KTP.

“Enak, bisa langsung jadi KTP tanpa harus izin dua hari ke Kayuagung,” ujar Dera, pelajar yang kini sah menjadi warga dewasa di mata negara dan semoga tidak di mata tukang kredit.

Bupati OKI, Muchendi Mahzareki, yang datang meresmikan program ini, menyampaikan  pelayanan ini bukan sekadar pameran.

Ini langkah strategis mengingat luasnya wilayah Kabupaten OKI, yang kalau ditarik pakai penggaris bisa bikin tangan keram. “Layanan terpadu ini jadi solusi. Kita hadirkan dan dekatkan layanan kepada masyarakat,” ujarnya dengan semangat seperti MC dangdut pembuka lomba tarik tambang.

Ia juga menegaskan  semua layanan gratis, tanpa pungutan, kalau ada yang minta pungli, laporkan saja. Bukan ke dukun, tapi ke Inspektorat. “Hari ini perdana, wajar jika masih ada kekurangan-kekurangan. Kita evaluasi agar semakin baik ke depannya,” tambah Muchendi, sambil tersenyum optimis seperti juru parkir habis dapat tips dobel.

Langkah ini sesungguhnya merupakan bentuk konkret dari pepatah, “Kalau gunung tak mau ke Muhammad, maka Muhammad yang mendatangi gunung”. Pemerintah OKI tak lagi menunggu rakyat datang ke kantor dengan wajah lesu, tapi justru membawa kantor ke tengah rakyat. Pelayanan gaya baru lebih dekat, lebih cepat, dan lebih hangat.

Selamatkan dompet

Jujur, cara ini sebenarnya juga menyelamatkan banyak dompet dari diet mendadak karena ongkos transport. Karena, untuk urus KTP saja, sebelumnya warga harus keluar uang makan, bensin, parkir, dan kadang ditambah jajan anak sekarang?, gratis, tinggal datang dan senyum.

Program ini adalah tamparan halus untuk pemerintah daerah lain yang masih duduk manis menunggu masyarakat antre di lorong sempit Dinas.

Pemkab OKI sudah memulai gebrakan kecil yang dampaknya bisa besar. Tidak perlu anggaran miliar, cukup niat dan sedikit akal sehat.

Sejatinya, pelayanan publik bukan soal membangun gedung mewah, tapi bagaimana mendekatkan harapan rakyat pada kenyataan.

Lempuing Jaya hari ini mungkin jadi yang pertama, tapi semoga bukan yang terakhir. Kita tunggu pos pelayanan ini keliling dari hulu ke hilir, dari ilir ke ulu.

Sesungguhnya, pemerintah yang baik adalah yang tidak hanya hadir saat kampanye, tapi tetap keliling meski musim pemilu sudah lewat, seperti kata pepatah kearifan lokal “Pelayanan yang dekat itu ibarat warung kopi di ujung gangselalu dirindukan dan tak pernah basi”. Jadi, kapan giliran kecamatanmu dikunjungi?.[***]

Terpopuler

To Top