Sumselterkini.co.id, – Siapa yang nggak kenal Karimunjawa? Gugusan pulau eksotis di utara Jawa ini memang surganya para traveler. Air lautnya sebening kaca, pasir putihnya halus kayak tepung, dan kekayaan bawah lautnya bikin penyelam betah berlama-lama. Tapi, di balik keindahan itu, ada cerita panjang soal keterbatasan listrik. Bayangin aja, dulu sebagian pulau di sini cuma bisa menikmati listrik setengah hari. Malam-malam? Ya modal genset atau lilin. Tapi sekarang, Karimunjawa makin terang berkat langkah besar PLN.
Siti, seorang pemilik warung makan di Pulau Parang, dulu sering harus tutup lebih awal karena listrik mati sebelum waktunya. “Kadang pelanggan masih makan, tapi listrik sudah padam. Mau pakai genset, tapi biaya bahan bakarnya mahal,” kenangnya. Bukan cuma Siti, para nelayan juga mengalami kesulitan karena mereka butuh listrik untuk menyimpan hasil tangkapan di freezer. Sering kali, ikan yang mereka tangkap tak bertahan lama dan akhirnya harus dijual murah.
Dulu, listrik di tiga pulau ini, yakni Pulau Parang, Pulau Genting, dan Pulau Nyamuk mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan genset yang cuma nyala 12 jam sehari. Akibatnya, warga harus pintar-pintar mengatur penggunaan listrik. Mau ngecas HP? Antri. Mau nyalain kulkas? Harus mikir dua kali. Usaha pun terbatas karena listrik nggak selalu ada. Tapi sejak PLN turun tangan dan membangun tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas total 182 kWp, semuanya berubah drastis.
Sekarang, warga dan pelaku usaha bisa menikmati listrik 24 jam penuh. Nggak ada lagi drama mati lampu pas nonton TV atau harus buru-buru masak sebelum listrik padam. Anak-anak juga bisa belajar dengan nyaman di malam hari tanpa harus mengandalkan penerangan seadanya.
Bukan cuma sekadar nyala, listrik di sini juga makin hijau. PLN memanfaatkan energi matahari untuk menggerakkan PLTS, sehingga lebih ramah lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan pasokan listrik yang stabil, sektor pariwisata di Karimunjawa makin menggeliat. Bayangin aja, hotel, restoran, dan homestay sekarang bisa beroperasi penuh tanpa takut listrik mati tiba-tiba. Turis pun makin nyaman dan betah berlama-lama menikmati keindahan Karimunjawa.
Budi, seorang pengelola homestay, merasakan dampaknya langsung. “Dulu tamu sering komplen karena listrik mati tengah malam. Sekarang mereka puas, bisa pakai AC, ngecas kamera, dan menikmati Karimunjawa tanpa khawatir,” katanya.
Eko Susanto, Sekretaris Desa Parang, nggak bisa menyembunyikan kegembiraannya. “Sekarang listrik nyala 24 jam, turis makin nyaman, ekonomi warga pun ikut naik. Ini langkah besar buat Karimunjawa!” katanya penuh semangat.
Penjabat Bupati Jepara, Edy Supriyanta, juga mengapresiasi langkah PLN dalam menyediakan listrik andal. Menurutnya, ini bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga membuka peluang besar bagi masyarakat setempat untuk berkembang. “Listrik 24 jam ini bisa jadi titik balik bagi Karimunjawa. Pariwisata makin maju, ekonomi lokal pun ikut terangkat,” ujarnya.
Perjalanan belum selesai. PLN punya rencana besar buat nambah unit solar cell di masa depan biar pasokan listrik makin kuat. General Manager PLN UID Jateng-DIY, Mochamad Soffin Hadi, mengatakan bahwa proyek ini adalah bagian dari upaya PLN membudayakan energi baru terbarukan (EBT). “Dengan sinar matahari yang melimpah, PLTS adalah solusi paling pas buat Karimunjawa!” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN nggak bakal berhenti sampai di sini. “Kami bakal terus mendukung destinasi wisata di Indonesia dengan listrik yang andal, terjangkau, dan ramah lingkungan!” tegasnya.
Kini, dengan listrik yang menyala 24 jam nonstop, Karimunjawa siap melangkah lebih jauh. Bukan cuma destinasi wisata biasa, tapi destinasi unggulan dengan infrastruktur yang makin modern dan ramah lingkungan. Nggak ada lagi drama colokan rebutan di penginapan atau usaha yang mandek karena listrik terbatas. Karimunjawa makin terang, makin maju, dan siap bersaing di kancah pariwisata dunia!
Meskipun kemajuan ini patut diapresiasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ke depannya. PLN harus memastikan keberlanjutan proyek ini dengan perawatan PLTS yang optimal. Jangan sampai infrastruktur yang sudah dibangun malah terbengkalai karena kurangnya pemeliharaan. Selain itu, perlu ada edukasi bagi masyarakat setempat tentang penggunaan listrik yang efisien dan peran mereka dalam menjaga kelestarian sumber energi terbarukan.
Pemerintah daerah juga sebaiknya berkolaborasi lebih jauh dengan PLN untuk memperluas jaringan listrik ke pulau-pulau lain yang masih mengalami keterbatasan listrik. Jangan sampai hanya pulau-pulau tertentu saja yang menikmati terang, sementara pulau lain masih harus bertahan dengan keterbatasan.
Dengan sinergi yang baik antara PLN, pemerintah, dan masyarakat, Karimunjawa tak hanya bisa bersinar secara harfiah, tapi juga menjadi contoh sukses pengelolaan energi bersih di Indonesia. Semoga keberhasilan ini bisa terus berlanjut dan menginspirasi daerah lain.[***]
