Sumselterkini.co.id, – Siapkan ketupat, opor ayam, dan baju baru, gaes! Pemerintah akhirnya resmi menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H alias Hari Raya Idulfitri jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini diambil dalam Sidang Isbat yang digelar di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Sabtu (29/3/2025).
Sidang dipimpin langsung Menteri Agama, Nasaruddin Umar, usai sidang, Menag mengumumkan hasilnya dalam konferensi pers, menegaskan bahwa seluruh peserta sidang sepakat untuk menggenapkan bulan Ramadan menjadi 30 hari. Artinya, umat Islam di Indonesia masih harus berpuasa sehari lagi sebelum merayakan hari kemenangan.
Keputusan ini tentu bukan asal ketok palu, ya! Ada dua alasan utama yang mendasari penetapan ini. Pertama, berdasarkan perhitungan astronomi (hisab), posisi hilal di seluruh Indonesia ternyata masih di bawah ufuk, dengan ketinggian berkisar antara minus 3 derajat 15,47 detik hingga minus 1 derajat 4,57 detik.
Sudut elongasinya pun hanya berkisar antara 1 derajat 12,89 detik hingga 1 derajat 36,38 detik. Dengan angka-angka tersebut, jelas bahwa hilal masih “malu-malu” untuk menampakkan diri. “Secara hisab, data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS,” ujar Menag dalam konferensi pers. Jadi, walaupun pakai teleskop canggih sekalipun, hilalnya tetap nggak akan kelihatan.
Kedua, hasil rukyah (pengamatan langsung) juga mengonfirmasi hal yang sama. Kementerian Agama telah menurunkan tim rukyah di 33 titik pemantauan di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua. Namun, setelah berjam-jam menatap langit dengan penuh harap, para perukyah yang bekerja di bawah sumpah justru kompak melaporkan satu hal, hilal tidak terlihat di mana-mana!.
Dengan kondisi ini, Sidang Isbat pun dengan bulat suara menyepakati untuk mengistikmalkan bulan Ramadan menjadi 30 hari. Jadi, buat yang sudah siap-siap lebaran hari Minggu, sabar dulu ya—puasa masih lanjut sehari lagi!
Kabar baiknya, tahun ini umat Islam di Indonesia bisa merayakan Idulfitri secara serempak tanpa ada perbedaan. Tidak ada yang lebaran duluan atau belakangan, semua bisa takbiran bareng pada malam Senin dan melaksanakan salat Id bersama-sama pada Senin pagi.
“Alhamdulillah, satu keberuntungan buat bangsa kita. Tahun ini awal Ramadannya bareng, lebarannya juga bareng. Nggak ada yang curi start, nggak ada yang galau,” kata Menag dengan nada penuh syukur.
Hal ini tentu menjadi momen yang patut disyukuri, karena perbedaan dalam penetapan awal Syawal sering kali menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Malam Senin, takbiran bakal menggema di seluruh negeri, dari masjid-masjid hingga gang-gang kecil, menyambut hari kemenangan setelah sebulan penuh menahan lapar, dahaga, dan emosi.
Suasana khas Lebaran sudah mulai terasa, dengan orang-orang yang mulai bersiap mudik, ibu-ibu yang sibuk memasak hidangan khas Lebaran, dan anak-anak yang tak sabar menantikan THR dari orang tua dan saudara mereka. Namun, lebih dari sekadar perayaan, Idulfitri juga menjadi momen untuk menjaga toleransi dan kebersamaan sebagai bangsa.
“Semoga keputusan ini bisa menjadi sarana bagi umat Islam di Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan kedamaian, baik dalam menjalankan ibadah maupun dalam kehidupan bermasyarakat,” pesan Menag.
Jadi, sudah siap lebaran? Pastikan stok kue kering aman, baju baru sudah siap, dan yang paling penting jangan lupa siapin THR buat keponakan dan anak-anak kecil di sekitar rumah, he..he…he. Soalnya, kalau mereka sudah antre di depan pintu sambil pasang wajah polos, nggak bisa nolak, lho!. Selamat menyambut Idulfitri, semoga membawa berkah untuk kita semua. Amin…[***]
