Nasional

Agar Tak Lupa Ngobrol di Dunia Nyata, Pak Presiden Selamatkan Bocil dari Serangan Dunia Maya

Sumselterkini.co.id, – Dunia digital makin ganas, bocil-bocil [bocah kecil]  zaman sekarang lebih akrab sama layar HP daripada main petak umpet di halaman rumah. Bahkan bocil lebih sering nge-scroll medsos ketimbang baca buku paket.

Kalau dulu anak-anak main petak umpet sampe emak teriak-teriak manggil pulang, sekarang malah keasyikan main gadget sampai lupa waktu.

Nah, karena sadar kalau ini udah masuk fase gawat darurat, Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini turun tangan. Beliau resmi mengesahkan Peraturan Pemerintah (PP) buat ngejagain bocil dari cyberbullying, eksploitasi digital, dan kecanduan medsos yang makin nggak ketulungan. Intinya? Dunia digital harus jadi tempat yang aman, bukan arena pertarungan Hunger Games buat bocil-bocil lugu.

Ini juga bukan sekadar aturan di atas kertas, tapi langkah konkret untuk bikin bocil-bocil Indonesia selamat dari ancaman perundungan siber, eksploitasi digital, sampai kecanduan medsos yang bikin mereka lupa cara ngobrol di dunia nyata.

Kalau sudah urusan anak, hati seorang ibu pasti tergerak. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, langsung nyaut dengan penuh semangat. Dalam peluncuran Kebijakan TUNAS di Halaman Istana Negara, beliau mengaku terharu saat Presiden Prabowo kasih arahan tegas buat melindungi generasi penerus bangsa dari kejamnya dunia maya. “Sebagai ibu, saya merasa haru,” katanya. Wajar sih, kalau emak-emak udah mode ON, nggak ada yang bisa ngeremehin tekad mereka!

Ternyata, rencana perlindungan anak di dunia digital ini nggak muncul begitu saja. Sejak Presidensi G20 tahun 2022, wacana soal aturan ini sudah mulai diobrolin. Lalu, tahun 2024, setelah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) keluar, Kementerian Komdigi langsung gaspol ajukan izin prakarsa ke Presiden. Ibaratnya, ini seperti menyusun strategi perang demi menyelamatkan bocil-bocil dari bahaya maya yang semakin liar!

Wah… Kalau liat data statistiknya serem kali, karena dalam empat tahun terakhir, lebih dari 5,5 juta kasus konten pornografi anak ditemukan di Indonesia. Nggak cuma itu, mirisnya lagi, negara kita  duduk di peringkat keempat dunia dalam kasus tersebut. Ditambah lagi, 48% anak Indonesia mengalami perundungan daring, dan yang bikin kaget, 80 ribu anak di bawah 10 tahun sudah terpapar judi online. Waduh !!, kalau ini dibiarkan, bisa-bisa anak-anak kita lebih jago tebak angka ketimbang hafal Pancasila.

Biar nggak asal ketok palu, Kementerian Komdigi serius menjaring masukan dari berbagai pihak. Ada 287 masukan dari 24 pemangku kepentingan yang dikumpulkan, plus tujuh kali forum diskusi kelompok (FGD) dengan berbagai pakar. Ini kayak ngecek ulang resep sebelum masak hidangan penting. Soalnya, kalau regulasi ini nggak solid, bisa-bisa cuma jadi pajangan tanpa dampak nyata.

PP ini bukan sekadar aturan yang bakal berdebu di rak buku! Pemerintah bakal langsung gaspol dengan menggandeng platform digital buat menerapkan sistem keamanan lebih ketat. Selain itu, literasi digital buat orang tua dan anak bakal ditingkatkan, biar mereka tahu bahaya yang mengintai di dunia maya. Dan tentu saja, bakal ada sanksi tegas buat mereka yang nekat melanggar aturan perlindungan anak ini. Jangan main-main!

Meutya Hafid menegaskan, misi ini nggak bisa jalan kalau cuma mengandalkan pemerintah. Orang tua, guru, komunitas, sampai platform digital harus ikutan jaga anak-anak kita. Ini kayak main sepak bola, nggak mungkin cuma kiper doang yang kerja, semua harus ikut bertahan dan menyerang biar gawang aman dari serangan musuh!

Bukan cuma dalam negeri, kebijakan ini juga dapat apresiasi dari tokoh internasional. Salah satunya adalah Prof. Jonathan Haidt yang dikenal sebagai pakar dalam isu anak dan teknologi. Dapat dukungan dari level internasional ini ibarat dapat bintang lima dari restoran Michelin tandanya kebijakan ini memang serius dan berkualitas.

Platform Nakal Siap Ditindak!

PP Tunas alias Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak merupakan  regulasi resmi  diluncurkan pada 28 Maret 2025 lalu ini menjelaskan, Platform digital harus bertanggung jawab, kalau ngelawan? siap kena sanksi.

Yang paling garang dalam menyoroti aturan ini adalah Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), yang dikomandoi sama Kak Seto Mulyadi. Dia dengan tegas bilang, “Kalau ada platform yang ngeyel dan masih nyebarin konten beracun buat anak-anak, cabut aja izinnya! Biar kapok!”.

Terus, sebenernya PP Tunas ini ngatur apa aja sih? Nah, ada empat poin utama yang bakal jadi game changer, yakni : Proteksi Data Bocil – Data anak gak boleh sembarangan dikumpulin, disimpen, atau dipake buat kepentingan bisnis. Bye-bye eksploitasi digital, Filter Konten Hardcore – Anak-anak gak boleh lagi nyasar ke konten kekerasan, pornografi, atau hal-hal gak sesuai umur. Platform Digital Wajib Bertanggung Jawab – Harus nyediain fitur aman, sistem kontrol buat anak-anak, dan rutin diaudit biar gak asal-asalan. Edukasi Digital – Semua pihak, dari orang tua sampe sekolah, harus aktif ngejelasin ke anak-anak gimana cara aman berselancar di internet.

Serem kan? Tapi ya emang harus segitunya biar platform-platform digital gak cuma mikirin cuan tapi juga peduli sama keamanan anak-anak. Bayangin aja, kalau masih ada platform yang cuek dan ngebebasin konten gak layak buat bocil, efeknya bisa bahaya banget.

Seto juga ngajak masyarakat buat lebih aktif laporin kalau ada pelanggaran. Soalnya, meskipun udah ada aturan, kalau gak ada yang ngawasin, ya bisa-bisa tetap bocor. Jadi, jangan ragu buat angkat suara kalau nemuin konten yang gak pantas buat anak-anak!

Dengan pengesahan PP ini, Indonesia semakin serius menciptakan ruang digital yang aman buat bocil-bocil kita. Nggak ada lagi cerita anak-anak jadi korban perundungan online, kecanduan konten nggak sehat, atau malah jadi target eksploitasi digital.

Asanya, mereka bisa tumbuh jadi generasi yang kuat, cerdas, dan tetap waras di dunia maya yang makin edan ini. Salut buat langkah besar ini, Pak Presiden dan Bu Menteri, Mari kita jaga dunia digital tetap aman buat masa depan bangsa.[***]

 

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com