Sumselterkini.co.id, – Ada yang beda di Ruang Rapat Serasan Sekate, Rabu (9/4/2025) kemarin. Bukan karena pendingin ruangan mendadak disetel ke suhu kutub, tapi karena Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kedatangan tamu-tamu muda berseragam gagah para Praja dari IPDN. Iya, mereka bukan sekadar datang buat numpang foto dan say hi ke Pak Camat, tapi datang buat magang belajar langsung soal pemerintahan, dari balik meja rapat sampai ke pojokan kelurahan tempat warga suka ngopi sambil curhat soal jalan berlubang.
Sebelas praja itu akan menyebar, kayak promo diskon akhir bulan ada yang ke Kelurahan Balai Agung, ada yang ke OPD-OPD strategis di lingkup Pemkab Muba. Tapi tenang, mereka datang bukan untuk sidak atau bagi-bagi surat tilang, melainkan untuk belajar dan menyumbang tenaga, pikiran, dan kalau perlu ide-ide segar nan kreatif khas generasi Z.
Staf Ahli Bupati, H. Thabrani Rizky, yang mewakili Bupati Muba dalam acara pembukaan virtual itu, menyambut hangat para praja. Bahkan mungkin kalau bisa, disambut pakai pempek dan es kacang. Tapi karena ini virtual, cukup dengan sambutan tulus dan wejangan penuh harapan. Katanya, ini kesempatan berharga dan kami setuju! Soalnya, belajar birokrasi langsung dari lapangan itu beda dengan baca buku. Di buku, warga hanya angka. Di lapangan, mereka bisa datang ke kantor dengan semangat bertanya, “Pak, bikin surat pindah itu gimana ya, padahal saya belum pindah?”
Magang kayak gini tuh ibarat latihan masak sebelum buka warung sendiri. Kalau cuma baca resep, bisa-bisa garam dikira gula. Tapi kalau sudah turun dapur, baru terasa. Oh, ternyata ngatur anggaran kelurahan itu nggak semudah ngatur playlist Spotify. Perlu koordinasi, sabar, dan tentu saja secangkir kopi.
Dan buat OPD serta unit kerja tempat mereka magang, pesan Pak Thabrani juga jelas jangan pelit ilmu. Kalau bisa, ajari dari hal paling receh sampai strategi pembangunan desa masa depan. Karena siapa tahu, kelak para praja ini akan balik ke daerah mereka dan membangun dari inspirasi yang didapat di Muba. Minimal, mereka pulang dengan cerita, “Di Sekayu, saya belajar bahwa ngurus warga itu butuh hati, bukan cuma stempel.”
Tentu kita berharap magang ini bukan cuma ajang numpang absen atau formalitas belaka. Tapi jadi proses saling belajar pemerintah daerah dapat semangat muda, praja dapat pengalaman nyata. Kayak simbiosis mutualisme, tapi versi birokrasi yang bersahabat.
Selamat datang, para Praja IPDN. Bumi Serasan Sekate membuka pintu selebar-lebarnya. Silakan magang, silakan belajar, dan jangan lupa kalau diajak ngopi sama Pak RT, anggap itu bagian dari diplomasi warga. Karena di sini, kadang rapat serius pun bisa selesai dengan tawa di warung depan kelurahan.[***]
