MUBA Terkini

Pahlawan Tanpa Jubah

ist

Sumselterkini.co.id,- Sungai itu, seakan tahu betapa beratnya beban yang dipikul oleh Mahisa dan suaminya, Holian. Dua hari lalu, keduanya jatuh ke dalam arus yang tak kenal ampun. Desa Tanjung Agung Barat, Kabupaten Musibanyuasin, Sumatera Selatan yang biasanya sunyi, mendadak riuh dengan suara teriakan dan langkah panik.

“Mahisa! Holian! Di mana kalian?” suara Lita, anak muda yang masih merasa sedikit terlalu banyak bercanda, sekarang penuh kecemasan. Seperti mereka semua, ia tahu betul, sungai ini tidak akan menyerahkan apa yang telah diambil begitu saja.

Pencarian dimulai dengan semangat yang menggelora, meski hati sudah terbeban. Tim gabungan itu, yang terdiri dari BPBD Muba, TNI AL, Basarnas, dan warga desa, menyisir sungai dengan penuh harap.

“Ke mana arah arusnya?” tanya Rahmat, anggota Basarnas, kepada salah satu warga. “Sungai ini berliku-liku, seperti puzzle yang susah disusun.”

“Tanya aja pohon besar di sana,” jawab warga sambil menunjuk sebatang pohon yang tampak seperti penunggu sungai. “Dia yang tahu semua, cuma susah dilawan.”

Hari pertama berlalu, lalu hari kedua. Tim mulai lelah, namun tidak pernah kehilangan harapan. Mereka tahu, meskipun kaki mereka semakin berat, ada sesuatu yang harus ditemukan. Mereka bukan hanya mencari tubuh, tetapi juga memberikan harapan bagi keluarga yang menunggu dengan cemas.

Sore hari itu, di sekitar pukul 15.30 WIB, tim menemukan Holian. Sosoknya yang lemah, terbaring di tepian sungai, menatap langit seakan mencari jawaban atas semuanya. “Pak Holian, Alhamdulillah!” seru seorang tim, dengan napas yang terengah. “Kami menemukan Anda.”

Namun, pencarian tak berhenti di sana. Mahisa, yang begitu dicintai dan dikenal banyak orang, masih belum ditemukan. Tim kembali bergerak, seperti sebuah rutinitas yang tidak pernah bisa mereka tinggalkan.

Akhirnya, pada Jumat siang, setelah dua hari penuh pencarian, Mahisa ditemukan. Jenazahnya terdampar di Desa Pagar Bulan, sekitar 45 kilometer dari tempat kejadian. Tim gabungan pun mengangkatnya dengan hati-hati, seakan membawa pulang kisah yang berat namun penuh arti.

“Alhamdulillah,” ucap H. Pathi Riduan, Kepala BPBD Muba, dengan mata berkaca-kaca. “Ini semua berkat kerja keras kita semua.”

Bupati Muba, H. M. Toha, yang datang langsung menyampaikan penghargaan kepada tim. “Kalian adalah pahlawan, meski tanpa jubah,” ujarnya. “Terima kasih atas perjuangan kalian.”

Namun, ada satu hal yang tak bisa dilupakan oleh Lita, si anak muda yang dulu hanya berbicara soal kebun dan pekerjaan. Di tengah kesedihan itu, ia tersenyum tipis. “Sungai ini,” katanya pelan, “selalu tahu apa yang kita cari, bahkan kalau kita tidak tahu apa yang kita temukan.”

Dengan senyum dan semangat yang tak padam, tim pahlawan akhirnya  berjalan pulang, membawa kisah tentang keberanian, ketekunan, dan sedikit humor. Karena, siapa bilang pencarian yang penuh kesulitan tak bisa diselingi tawa? Inilah kisah nyata tentang bagaimana manusia bisa menjadi pahlawan, meski tak mengenakan jubah.[***]

Terpopuler

To Top