Sumselterkini.co.id,- Dulu, koperasi di desa sering dianggap seperti ponsel jadul cukup untuk nelpon dan SMS, tapi gak bisa diajak video call. Fungsinya terbatas pula, hanya beli pupuk, ambil sembako, terus pulang. Tapi sekarang? Wah, KUD SBJ di Desa Serekah ini sudah kayak upgrade dari Nokia 3310 jadi iPhone 15!. Dan buktinya, pengurus barunya dikukuhkan langsung oleh Bupati Muba sendiri, Pak H. M. Toha, yang dulunya… eh, dulunya malah Ketua KUD itu juga! Dari ketua koperasi jadi Bupati? Coba tunjukkan koperasi mana yang bisa ngalahin prestasi beginian. Elon Musk aja belum tentu bisa.
Kalau dulu ada istilah “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”, maka SBJ ini kayaknya lebih cocok disebut “dari koperasi, oleh koperasi, untuk kursi bupati”. Jelas bukan koperasi kaleng-kaleng.
Pak Bupati Toha menyampaikan pesan yang kurang lebih artinya. “Aku wis nyoba, gak ada yang komplen, lha saiki giliranmu Jimmy.” Iya, si Jimmy Fahreza kini didapuk sebagai ketua baru. Ditemani Azhari sebagai sekretaris dan Suryanto sebagai bendahara. Badan Pengawasnya juga gak main-main ada Pak Senen, Bu Okta Linda, dan Mas Arkadius. Lengkap, seperti nasi padang plus rendang dan sambal hijau ada rasa, ada pengawasan, ada pengabdian.
Pak Toha juga sempat curhat dikit katanya, selama menjabat, gak pernah ada laporan miring dari anggota. Ya, syukur! Itu artinya bukan cuma koperasinya sehat, tapi juga anggotanya nggak bawel. Atau bisa jadi… terlalu segan, karena takut nanti dipanggil langsung ke rumah dinas.
Azhari, sang sekretaris baru, mengutip moto koperasi mereka. “Membangun koperasi, membangun desa, membangun bangsa.” Kalimat ini terdengar berat, tapi kalau dibaca sambil ngunyah tahu bulat, rasanya jadi ringan dan mengenyangkan.
Ia berharap koperasi SBJ ini bisa jadi “wadah kemaslahatan umat”, bahasa sastranya begitu. Tapi kalau diartikan bebas: jangan cuma tempat ngambil beras dan simpan pinjam doang, tapi juga tempat curhat ekonomi warga yang dompetnya kadang kayak gorengan dingin lepek dan tipis.
Pak Zul dari Dinas Koperasi dan UKM sumringah betul. Katanya, belum ada koperasi lain yang bisa melahirkan tokoh masyarakat sampai tingkat bupati. Di dunia koperasian, ini sudah kayak Barcelona melahirkan Messi. Coba bayangkan koperasi yang dulunya ngurusin timbangan beras, sekarang ngurusin APBD. Itulah KUD SBJ!
Melihat perkembangan koperasi kebelakang, tahun 1844, di Inggris sono, ada 28 tukang tenun yang capek dikerjain tengkulak. Mereka bikin koperasi di Rochdale. Sekarang, hampir 200 tahun kemudian, kita punya versi lokalnya warga Serekah yang bangkit dari ekonomi desa, membangun koperasi, dan kini sudah bisa ikut menentukan arah pembangunan daerah. Kalau di luar negeri ada nama besar, seperti Mondragón dari Spanyol atau Desjardins dari Kanada, di Muba kita punya SBJ [ Serekah Bersatu Jaya] kecil di peta, besar di dada.
Koperasi itu bukan cuma tempat numpang bayar cicilan. Bukan pula sekadar bangunan yang didatangi saat butuh sembako murah. Ia adalah wadah pemberdayaan, alat perjuangan ekonomi warga, dan siapa sangka jalur menuju kursi kekuasaan. Dari jual pupuk ke bangku bupati? Bisa!
Dan kalau pengurus barunya bekerja sungguh-sungguh, bukan tak mungkin lima tahun ke depan, dari Desa Serekah bisa lahir calon anggota DPR. Atau, minimal… jadi tokoh TikTok yang viral karena mengupas strategi koperasi dengan gaya stand-up comedy.
Jadi, warga-warga Babat Toman, jangan cuma nyimak, tapi ikutlah terlibat, karena siapa tahu, koperasi yang dulunya cuma tempat arisan ibu-ibu, bisa jadi jalan tol menuju perubahan daerah. Dan kalau kamu beruntung, bisa juga dapat jodoh di rapat anggota tahunan. Siapa tahu!.[***]