DI DAPUR kecil ala Bicik Mona, suara wajan berisik kayak konser dangdut kelas RT. Bau bawang merah ketemu serai sudah kayak cinta pertama—menyengat, bikin kaget, tapi nagih. Nah, kali ini Bicikmona lagi penasaran berat sama Nasi Tumpeng Mini, si raja meja makan yang bentuknya mirip gunung kecil tapi penuh makna.
Kenapa tumpeng bentuknya kerucut? Ada filosofi dalamnya, lho, katanya melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, makin ke atas makin mengerucut, artinya makin dekat sama Yang Maha Kuasa. Sedangkan lauk-lauknya di bawah itu lambang kehidupan duniawi ada pedas, manis, asin, gurih kayak hidup kita yang penuh drama, mulai dari utang tetangga sampai wifi tetiba mati pas deadline.
Bumbu dan Bahan Nasi Tumpeng Mini
Oke, sebelum masuk ke filosofi mendalam yang bisa bikin kening berkerut, mari kita siapkan bahan-bahannya.
Untuk nasi kuning (4 porsi mini):
-
500 gram beras pulen (cuci bersih, jangan sok cuek)
-
200 ml santan kental
-
2 lembar daun salam
-
2 batang serai, memar
-
2 lembar daun pandan
-
1 sdt kunyit bubuk (atau parutan kunyit segar biar kuningnya kinclong alami)
-
Garam secukupnya
Lauk pelengkap standar tumpeng mini:
-
Ayam goreng bumbu kuning (potong kecil biar nggak jadi ayam raksasa di atas gunung mini)
-
Telur dadar iris tipis (biar kayak pita hadiah ulang tahun)
-
Urap sayuran (bayam, kacang panjang, tauge, kelapa parut berbumbu)
-
Perkedel kentang (bonus karbo, siapa takut?)
-
Sambal terasi (biar yang makan tau rasanya hidup itu pedas juga)
-
Tempe orek manis pedas
Cara Membuat Nasi Tumpeng Mini ala Bicik Mona
-
Masak nasi kuning dulu, campur beras, santan, kunyit, daun salam, serai, pandan, dan garam. Kukus atau masak di rice cooker. Harumnya dijamin bikin tetangga ngintip lewat jendela.
-
Bikin bentuk kerucut, ambil cetakan kerucut mini (atau gelas plastik bekas aqua, asal dibolongi bawahnya). Masukkan nasi, padatkan, lalu balik di piring saji. Taraaa! Gunung kecil nan eksotis lahir.
-
Susun lauk-lauk di sekeliling, taruh ayam, urap, perkedel, sambal, dan kawan-kawan. Ingat, jangan terlalu mepet kayak warga antre minyak goreng. Beri ruang biar kelihatan cantik.
-
Finishing touch, tambah hiasan timun, tomat, atau cabai merah belah dua biar makin meriah.
Nasi tumpeng itu bukan sekadar karbohidrat numpuk, setiap lauk punya simbol:
-
Ayam goreng, semangat dan kerja keras. Jangan males, ayam aja rela digoreng biar enak.
-
Urap sayuran, keseimbangan, biar hidup nggak cuma kerja, tapi sehat jiwa raga.
-
Perkedel kentang, manisnya persahabatan. Kentang itu humble, bisa masuk semua menu.
-
Sambal terasi, bumbu pedas yang bikin hidup penuh tantangan, tapi justru bikin kita kuat.
Seperti pepatah Jawa bilang “Urip iku mung mampir ngombe, nanging ojo lali mangan tumpeng”, artinya, hidup itu singkat, tapi kalau ada tumpeng ya makan aja dulu.
Saat pertama kali coba bikin tumpeng mini, Bicikmona sampai salah kaprah, nasi kepenuhan di cetakan, pas dibalik malah jeblos kayak tower ambruk, tapi begitulah dapur, tempat eksperimen, tempat gagal, tempat ketawa sendiri sambil ngelap nasi yang jatuh ke lantai.
Kadang, hidup juga begitu. Kita udah nyusun rencana tinggi-tinggi, eh tiba-tiba jeblos. Tapi jangan baper dulu, bisa diulang kok. Sama kayak bikin tumpeng mini, kalau gagal, ya dicetak ulang. Yang penting jangan nyerah.
Nasi Tumpeng Mini mengajarkan bahwa kebahagiaan bisa dibikin versi sederhana. Nggak perlu gede-gede kayak tumpeng hajatan, cukup mini aja tapi maknanya tetap sama. Filosofi spiritual, rasa kebersamaan, dan semangat syukur bisa hadir di meja makan sederhana.
Hidup ini kayak nasi tumpeng makin tinggi makin mendekat ke puncak, tapi jangan lupa sama lauk-lauk di sekeliling. Artinya, boleh punya mimpi besar, tapi tetap nikmati perjalanan dengan rasa syukur, cinta, dan kebersamaan.
Jadi, kalau dapurmu lagi butuh hiburan sekaligus tantangan, cobain deh resep Nasi Tumpeng Mini ala Bicikmona, selain bisa jadi sajian istimewa untuk ulang tahun kecil-kecilan atau syukuran sederhana, juga bikin kita belajar tentang filosofi hidup.
Ingat, kata pepatah “Sepiring nasi bisa bikin kenyang, tapi sepiring tumpeng bisa bikin senang”
Jadi, yuk, bikin gunung kecil di meja makanmu, siapa tahu, dari dapur sederhana, lahir doa-doa besar yang menguatkan hidup kita.