Kesehatan

Milanium Harus  Paham Kesehatan Reproduksi

bkkbn

PENDIDIKAN seks bukan melulu soal hubungan seksual tapi juga pendidikan kesehatan reproduksi yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga kesehatan organ-organ reproduksi. Pendidikan seks penting dilakukan sejak dini untuk menghindari anak-anak dan para remaja dari berbagai macam kekerasan seksual yang makin marak terjadi di era millenial ini.

Hasil Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) pada tahun 1994, di Kairo, Mesir secara konsisten mengukuhkan hak-hak remaja akan informasi tentang kesehatan reproduksi yang benar dan pelayanan kesehatan reproduksi termasuk konseling. Masyarakat internasional melalui konfrensi tersebut mengingatkan kembali bahwa hak dan tanggung jawab para orang tua adalah membimbing, termasuk tidak menghalangi anak remajanya, untuk mendapatkan akses terhadap pelayanan dan informasi yang mereka butuhkan tentang kesehatan reproduksi yang baik.

Dr. H. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS dalam webinar Health Talk: “Let’s Talk About Sex Education” Rabu (14/4) mengatakan bahwa permasalahan-permasalahan remaja terkait seksualitas yang cenderung meningkat dapat diakibatkan beberapa faktor diantaranya sikap orang tua terhadap pendidikan seks yang masih dianggap tabu, nilai agama dan budaya yang tidak dilaksanakan dengan baik, pendidikan seks dan kesehatan reproduksi di daerah-daerah yang masih kurang dilakukan oleh para tenaga kesehatan, dan maraknya pornografi serta seks online. “Jadi sikap orang tua please jadikanlah anak sebagai sahabat. Sehingga ketika mereka bertanya tentang seksualitas orangtualah yang mengerti perkembangan anaknya, yang bisa memasukkan nilai2 budayanya, yang bisa memasukkan nilai2 luhurnya, budi pekertinya menyertai pendidikan seks kepada anak2 yang kita sayangi,” tegasnya melansir situs resmi BKBN, minggu.

Sedangkan Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam kesempatan yang sama juga menjelaskan  para remaja ini merupakan generasi penerus yang harus menjadi generasi unggul dalam bonus demografi sehingga bisa mentransformasikannya menjadi bonus kesejahteraan bagi Indonesia.

Oleh karena itu remaja-remaja Indonesia harus berkualitas, dipersiapkan masa depannya yang terrencana dengan baik. Jangan malah terjerumus pada permasalahan-permasalahan remaja seperti narkoba, seks bebas dan permasalahan lainnya”, jelas dokter Hasto.

Menurut dokter Hasto, hal ini berkaitan dengan stunting dimana sanitasi, pendidikan, sosial dan ekonomi dapat mempengaruhinya. Dokter Hasto menekankan kepada bagaimana para remaja bisa mempersiapkan dirinya untuk siap dalam berkeluarga di waktu yang tepat, tidak terlalu muda agar generasi berikutnya yang dilahirkan terhindar dari stunting. “Oleh karenanya jangan ada kehamilan tidak terencana. Agar nantinya anaknya sehat kemudian tidak stunting”, ungkap dokter Hasto.[***]

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com