Kesehatan

Ini Panduan Praktis Bagi Yang Ingin Isolasi Mandiri

KEPUTUSAN Rizki Fajar (25) sudah bulat. Begitu hasil tes menunjukkan positif COVID-19, ia memutuskan melakukan isolasi mandiri alias isoma di rumah.

Selain tak bergejala berat, keputusan itu diambil karena kediamannya sangat layak untuk tempat isolasi mandiri. Di rumah dua lantai itu, ia hanya tinggal bersama tantenya. Sementara kedua orang tuanya tinggal di tempat terpisah.

Keputusan Rizki itu disetujui Puskesmas setempat. Selama menjalani isoman di rumah, Rizki terus memberikan update kepada Puskesmas. Selama menjalani isoman, Puskesmas juga memberikan obat-obatan.

Rizki hanya satu dari sekian banyak pasien COVID-19 bergejala ringan atau tak bergejala yang menjalani isoman di rumah. Selain tempat isoman saat ini penuh karena pasien COVID-19 melonjak, biasanya isoman di rumah diizinkan jika kediamannya memang layak dijadikan tempat isoman.

Namun selama isoman, ada beberapa prosedur yang mesti diperhatikan pasien. Situs covid19.go.id memberikan panduannya kepada pasien yang melakukan isoman di rumah.

Persiapan isolasi mandiri:
1. Menyiapkan stok obat-obatan dasar seperti vitamin atau obat lain yang sesuai dengan anjuran dokter
2. Mempersiapkan alat-alat kesehatan dasar, seperti alat pengukur suhu badan dan oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen
3. Mempersiapkan masker dan cairan disinfektan yang terbuat dari air dan sabun.
4. Menyiapkan ruagan terpisah yang tidak diakses oleh anggota keluarga lain
5. Menyiapkan daftar kontak orang terdekat atau terpercaya maupun hotline penting untuk kebutuhan darurat.

Selama isoman pasien diminta:
1. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan rajin olahraga, makan makanan bergizi seimbang, dan selalu mencuci tangan.
2. Pendamping pasien harus mengelola sampah dan limbah harian secara hati-hati, minimal memakai alat pelindung diri (APD).
3. Melakukan disinfeksi secara rutin, terutama pada alat-alat yang paling sering disentuh
4. Menjamin ruangan isolasi mandiri mendapatkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik
5. Rutin mencatat perkembangan gejala suhu tubuh, laju nafas, dan saturasi oksigen
6. Lakukan isolasi mandiri selama 10 hari bagi pasien COVID-19 tanpa gejala dan tambahan 3 hari untuk pasien COVID-19 bergejala ringan.
7. Jika kondisi memburuk, segera hubungi nomor darurat dan layanan dokter atau petugas puskesmas setempat
8. Pastikan protokol saat memobilisasi pasien ke puskesmas atau rumah sakit diterapkan secara ketat.

Selama isoman, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menyarankan agar pasien membuat catatan rutin perkembangan setiap gejala dan kondisi tubuh yang dirasakan. Pencatatan ini penting dilakukan untuk memudahkan proses pencatatan yang akurat oleh petugas Puskesmas yang mengawasi.

Jika terjadi kondisi yang memburuk, segera hubungi nomor darurat dan layanan dokter atau petugas Puskesmas setempat. Ada beberapa tanda gejala memburuk yakni, demam, batuk, sesak napas, dan napas cepat dengan frekuensi lebih dari 30 kali per menit.

Pasien COVID-19 dengan gejala yang memburuk harus segera mendapatkan penanganan yang tepat dari fasilitas kesehatan untuk menghindari kondisi yang lebih parah.

Yang Boleh dan Tidak Boleh
Selama isoman ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasien. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasien:
1. Dilarang pergi bekerja atau ke tempat umum
2. Jangan naik angkutan umum
3. Jangan keluar rumah, kebutuhan makanan dan obat bisa melalui layanan pesan antar atau meminta anggota keluarga lain untuk membelikannya
4. Tidak menerima tamu, kecuali orang yang merawatnya selama isolasi mandiri.
5. Jangan olahraga di luar rumah.

Hal yang boleh dilakukan selama isoman:
1. Buka jendela kamar agar sinar matahari dan udara masuk.
2. Berjemur selama 10-15 menit pada pukul 10.00-13.00 siang.
3. Pakai masker saat bertemu dengan keluarga atau orang lain di rumah.
4. Rajin cuci tangan.
5. Olahraga ringan secara rutin sebanyak 3-5 kali seminggu.
6. Makan dengan gizi yang seimbang sebanyak 3 kali sehari.
7. Cuci pakaian kotor secara terpisah.
8. Membersihkan kamar.
9. Gunakan alat makan sendiri.
10. Periksa suhu tubuh
11. Periksa saturasi oksigen.
12. Tidur di kamar pribadi yang terpisah dari anggota keluarga lain.

Selama isoman, pasien disarankan melakukan aktivitas yang menggembirakan seperti membaca buku, menyalurkan hobi, bernyanyi, istirahat yang cukup. “Isolasi mandiri sebenarnya adalah me time,” kata Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc SpP(K), dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dari Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.*

(Relawan memberikan bantuan makanan sehari-hari kepada warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di Denpasar, Bali, Kamis (15/7/2021). Relawan tersebut membuat sebanyak 140 paket makanan untuk dikirim ke 70 tempat isolasi mandiri dalam kegiatan “food support isoman” yang digelar secara swadaya itu guna membantu masyarakat yang menjalani isolasi mandiri (isoman). InfoPublik (***)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com