UPAYA Satuan Tugas (Satgas) yang dikomandoi langsung Gubernur Sumsel H Herman Deru dalam penanganan dan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Sumsel dinilai sukses. Dimana selama sepanjang tahun 2020 ini, tidak terjadinya karhutla yang berujung pada bencana kabut asap.
“Saya sangat apresiasi peran semua pihak baik yang masuk dalam struktur kesatgasan maupun yang tidak masuk sehingga pencegahan karhutla di Sumsel ini berhasil. Angka Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) tetap diangka normal,” katanya disela Syukuran dan Penutupan Posko Penananganan dan Pencegahan Karhutla 2020 di Griya Agung Palembang, Senin (30/11).
Menurutnya, penanganan dan pencegahan karhutla bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Selain memantau titik api yang berpotensi karhutla, tim satgas juga harus menerapkan protokol kesehatan covid-19.
“Pencegahan karhutla ini tidak mudah, protokol kesehatan juga tidak boleh dilanggar. Namun berkat kerjasama yang baik, pencegahan ini berjalan lancar,” tuturnya.
Dikatakannya, keberhasilan dalam penanganan karhutla di Sumsel ini tak lain adalan kerjasama semua pihak, termasuk juga masyarakat.
“Masyarakat juga berperan sehingga karhutla ini tidak terjadi. Kesadaran masyarakat akan dampak buruk karhutla ini sudah meningkat. Ini juga karena bimbingan Badan Restorasi Gambur (BRG) yang membimbing kita dan BNPB yang telah mengeluarkan pendaaan yang tidak sedikit dalam upaya penanganan ini,” terangnya.
Ia mengakui, tetap ada kendala yang dihadapi. Dimana kebakaran lahan dalam skala kecil tetap muncul, namun hal itu dapat diatasi karena pencegahan terhadap karhutla di Sumsel ini memang dilakukan sejak dini.
“Kendala yang tidak mudah bagi kita adalah di satu sisi kita memerangi asap, namun di sisi lain ada aturan kearifan lokal yang tidak melarang membakar tidak lebih dari 2 hektar. Itu yang kerap disalah artikan. Aturan itu hanya untuk perorangan bukan korporasi,” bebernya.
Saat ini, katanya, baik korporasi maupun masyarakat sudah mulai sadar. Edukasi terkait hal itu terus dilakukan secara masif.
“Saat ini tersangka pembakaran lahan semakin minim. Artinya, semakin minim tersangka itu, semakin membuktikan edukasi yang diberikan berjalan baik. Tapi kesabaran masyarakat saja yang masih perlu dilatih. Sebab, karena tidak sabar membuka lahan membuat masyarakat itu membakarnya,” paparnya.
Kedepan, dia meminta satgas untuk konsisten melakukan penanganan dan pencegahan karhutla tersebut.”Kita tidak boleh berbangga diri sehingga kinerja menurun. Harus tetap konsisten agar lebih meningkat,” imbuhnya.
Selain itu, di tahun 2021 mendatang, Iajuga berencana akan mengembangkan potensi kerbau rawa guna menjaga produktifitas rawa yang ada di Sumsel.
“Kita akan gelar rembuk untuk mempertahankan kearifan lokal kerbau rawa tersebut. Kita harus memanfaatkan ini untuk menjaga alam kita,” jelasnya.
Kapala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, Nazier Fuad mengatakan, keberhasilan tersebut murni karena konsistensi Gubernur Sumsel H Herman Deru dalam penanganan dan pencegahan karhutla.
“Faktor cuaca juga mendorongnya. Tapi peran besar dan kerjasama dari satgas yang diketuai pak Gubernur juga menentukan. Karena lanina juga muncul pada awal Oktober kemarin,” kata Nazier.[***]
Ril/ang