Indonesia mengambil peran dalam Kelompok Kerja Pelatihan Media dan Informasi (Working Group on Information Media and Training atau WG IMT) Periode 2021-2022. Delegasi Republik Indonesia yang dipimpin Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri, Riaz J. P. Saehu, juga mengusulkan untuk membentuk ASEAN Creative Economy Business Forum.
“WG IMT bertujuan untuk meningkatkan literasi informasi komunitas ASEAN melalui kerja sama dan sharing knowledge tentang penyediaan konten media yang baik untuk media mainstream maupun online, serta membuat program peningkatan literasi informasi untuk seluruh anggota/kelompok masyarakat ASEAN dan kerja sama penanganan hoax/fake news,” tutur Direktur Riaz dalam pertemuan virtual “the 18th ASEAN Senior Official Meeting Responsible for Information (SOMRI) and Related Meetings” dari Jakarta, belum lama ini.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menerima tawaran Ketua Sidang untuk menjadi Wakil Ketua WG IMT Periode 2021-2022. Menurut Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kemlu yang menggantikan Indonesia SOMRI Leader, Mira Tayyiba, Indonesia menyampaikan dukungannya atas Framework for Promoting Accessibility for All in ASEAN Digital Broadcasting sebagai pedoman bagi Negara Anggota ASEAN (AMS) dalam mendorong akses layanan penyiaran yaitu sign language, audio description dan closed caption untuk seluruh kelompok masyarakat, termasuk populasi rentan, seperti penyandang disabiltas dan lansia.
“Pedoman tersebut telah sejalan dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang mengatur layanan akses penyiaran yang mewajibkan Sign Language, Audio Description dan Closed Caption,” jelasnya.
Direktur Riaz menyatakan, Indonesia juga telah menyusun pedoman pemberitaan ramah disabilitas yang mengedepankan nilai-nilai empati dalam melakukan kegiatan jurnalis, menggunakan perkatan/istilah yang tepat, serta menghargai penyandang disabilitas sebagai warga negara yang memiliki harkat dan martaba. “Dan mendorong agar mereka mendapatkan kesempatan berdasarkan kemampuan dan kompetensinya,” tandasnya.
Dalam forum itu, Indonesia juga menyampaikan usulan tambahan pada Joint Media Statement (JMS) yaitu bahwa kemajuan teknologi dan pandemi COVID-19 mengedepankan pentingnya transformasi digital di kalangan pelaku ekonomi kreatif.
“Indonesia menyampaikan inisiatif untuk menyelenggarakan ASEAN Creative Economy Business Forum dengan tema “Enhancing Digital Creative Economy: A Step Towards Regional Economic Recovery” sebagai bagian dari upaya ASEAN untuk mengatasi dampak sosial ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi dan untuk mendukung implementasi ASEAN Comprehensive Recovery Framework,” papar Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kemlu.
Inisiatif ASEAN Creative Economy Business Forum menurut Direktur Riaz terdiri dari beberapa kegiatan untuk membina kerja sama antar pemangku kepentingan terkait ekonomi kreatif, termasuk ASEAN Regional Workshop on Creative Economy yang merupakan wadah bagi badan-badan sektoral terkait dari ASEAN Socio Cultural Community Pillar dan ASEAN Economic Community Pillar.
“Oleh karena itu, Indonesia mengundang pejabat dan perwakilan SOMRI untuk hadir dan terlibat pada acara tersebut, mengingat SOMRI sebagai salah satu badan sektoral yang relevan dengan isu ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Usulan itu merupakan upaya untuk beradaptasi di tengah kemajuan teknologi digital dan dampak pandemi. Menurut Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kemlu transformasi digital menjadi salah satu solusi yang dipilih oleh para pelaku ekonomi kreatif untuk mengatasi tantangan yang ada saat ini.Ril