BADAI Siklon Tropis Seroja menyebabkan sejumlah kawasan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami cuaca ekstrem seperti angin kencang, banjir bandang, dan gelombang pasang. Perlu adanya upaya langkah antisipatif untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo menyampaikan beberapa tindakan langkah antisipatif pada kesempatan rapat koordinasi penanganan penanggulangan bencana di Posko Kantor Gubernur, Kupang, NTT, akhir pekan lalu melansir situs resmi bnpb, senin [12/4/2021].
Tidak sedikit warga yang menjadi korban banjir bandang dan tanah longsor dikarenakan tinggal di kaki bukit. Daerah aliran sungai juga terkadang dijadikan pemukiman bagi warga. Hal ini berdampak pada penyumbatan aliran sungai, dengan begitu akan membentuk tanggul alami dan berpotensi menyebabkan banjir bandang.
Pemerintah daerah dihimbau untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) menjelang masuk musim penghujan. Bagi warga yang tinggal di perbukitan dengan tingkat kemiringan 30 derajat, maka harus ekstra waspada. Apabila memungkinkan, lakukan evakuasi dini demi menyelamatkan jiwa masyarakat.
Selain itu, pemeriksaan terhadap daerah aliran sungai juga perlu dilakukan. Material yang menyebabkan penyumbatan harus segera dibersihkan. Diharapkan keterlibatan pihak lain untuk membangun sinergitas yang berkesinambungan. [***]