Inspirasi

Wakaf Hutan: Warisan Hijau untuk Masa Depan, Menanam Amal, Menyelamatkan Bumi

foto : kemenag

Sumselterkini.co.id, – Bayangkan sebuah tanah wakaf. Biasanya, kita membayangkannya sebagai lahan tempat berdirinya masjid, sekolah, atau rumah sakit. Namun, bagaimana jika tanah wakaf itu adalah hutan? Sebuah kawasan hijau yang terus tumbuh, menjaga keseimbangan ekosistem, menyerap karbon, dan menjadi rumah bagi flora serta fauna yang kian terdesak?

Inilah gagasan yang kini digerakkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dalam program Kemenag Go Green: Green Theology. Program ini bukan sekadar seruan menjaga lingkungan, tetapi juga sebuah transformasi besar dalam cara kita memandang wakaf. Melalui roadshow dan lokakarya yang digelar di berbagai daerah, Kemenag ingin menanamkan kesadaran bahwa wakaf bukan hanya soal ibadah, tetapi juga investasi jangka panjang bagi keberlanjutan hidup manusia dan alam.

Bahkan program ini bukan sekadar ajakan menanam pohon, melainkan sebuah gerakan strategis yang menyatukan nilai spiritual dan kepedulian ekologis dalam satu konsep besar adalah wakaf hutan.

Roadshow dan lokakarya bertajuk Menanam Akar di Surga: Dari Umat untuk Masa Depan, Kemenag juga mengajak masyarakat melihat wakaf sebagai investasi hijau yang bernilai ibadah sekaligus solusi bagi keberlanjutan lingkungan.

Islam mengajarkan  manusia adalah khalifah di bumi—pemegang amanah untuk menjaga alam. Namun, sering kali konsep ini hanya berakhir sebagai slogan tanpa implementasi nyata. Padahal, jika dikelola dengan baik, wakaf bisa menjadi alat revolusioner dalam menghadapi krisis iklim.

“Wakaf hutan adalah langkah konkret dalam menjawab perubahan iklim. Islam tidak hanya berbicara tentang ibadah ritual, tetapi juga tanggung jawab kita terhadap alam sebagai bagian dari amanah Allah,” ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag, Abu Rokhmad, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (8/3/2025).

Melalui program ini, masyarakat diajak untuk memahami bahwa wakaf tidak melulu dalam bentuk tanah untuk bangunan, tetapi juga bisa berupa kawasan hutan yang memberikan manfaat ekologis dan ekonomi jangka panjang. Sebuah konsep yang bukan hanya menguntungkan umat, tetapi juga memperpanjang usia bumi yang semakin renta.

Go Green bukan sekadar kampanye kosong, karena model hutan wakaf ini sudah mulai diterapkan di beberapa wilayah, dengan konsep  tanah yang diwakafkan dikelola sebagai hutan produktif. Artinya, hutan ini tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru dunia, tetapi juga bisa menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui sistem pengelolaan berkelanjutan.

Melalui program ini, Kemenag ingin membuktikan bahwa wakaf bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang menciptakan sesuatu yang terus hidup dan memberi manfaat dalam jangka panjang.

Menebar Benih Hijau

Gerakan ini tidak hanya berhenti di seminar dan wacana. Kemenag akan turun langsung ke empat lokasi strategis untuk menyebarkan gagasan ini,  6 Maret 2025 – Wajo, Sulawesi Selatan, 9 Maret 2025 – Gunung Kidul, Yogyakarta, 11 Maret 2025 – Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Maret 2025 – Padang, Sumatra Barat

Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Wilayah-wilayah ini memiliki potensi besar untuk pengelolaan hutan berbasis wakaf, baik dari segi ketersediaan lahan, ekosistem yang butuh pemulihan, maupun dukungan masyarakat setempat.

Konsep wakaf hutan membuka peluang bagi semua pihak untuk berkontribusi: Pewakif – Bisa mewakafkan tanah atau dana untuk pengelolaan hutan wakaf. Nazir – Pengelola wakaf yang dapat mengembangkan model hutan produktif. Masyarakat umum – Bisa berpartisipasi sebagai penerima manfaat dari ekosistem yang lebih sehat dan lestari.

Abu Rokhmad menekankan bahwa program ini harus menjadi gerakan nasional. “Kita ingin membangun kesadaran bahwa wakaf bukan sekadar investasi untuk akhirat, tetapi juga warisan hijau yang akan terus mengalir manfaatnya bagi generasi mendatang,” tegasnya.

Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah kita sadar akan krisis lingkungan, tetapi apakah kita siap mengambil langkah nyata? Wakaf hutan bisa menjadi jawaban. Sebab, amal jariyah terbaik adalah yang terus hidup, bertumbuh, dan memberikan manfaat. Dan apa yang lebih baik daripada mewariskan bumi yang lebih hijau untuk anak cucu kita. Amin.. [***]

 

 

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com