Inspirasi

Alhamdullilah, siang terasa panas menyengat, ternyata sorenya hujan bikin mata jadi ngantuk..

ist

Hujan turun di sore hari Mengalun lembut, merdu berpadu Tetes-tetes jatuh di dedaunan Menari dengan irama yang syahdu

Dingin sejuk menyelimuti langit Menghiasi cakrawala yang mendung Dalam senja yang perlahan tiba Hujan menyapa dengan suara lembut

Embun di rerumputan bergemericik Menghiasi daun-daun dengan gemerlap Sore ini dunia terasa damai Hujan mengajak hati berlarian riang

Rintik hujan yang berirama lembut Menghapus keringat dan penat hari Mengundang rasa syukur dalam jiwa Akan keajaiban alam yang kembali hadir

Di sore yang basah ini ku memandang Begitu indahnya derai hujan yang turun Izinkan aku merasakan kesejukanmu Dan bersyukur atas karunia-Mu, Tuhan

Hujan turun di sore hari yang indah Menyapa bumi dengan kasih yang tulus Mengisi hati dengan ketenangan Mengiringi langkah dalam perjalanan hidup yang berjalan

 

Sumselterkini.co.id – Puisi di atas, dan kalimat Alhamdullilah, sebagai rasa syukur, Ku panjatkan kepada Allah SWT. Maklum sejak rabu pagi cuaca terasa sangat panas menyengat. Tiga kipas angin di rumah ku yang mungil sederhana di Blok C-1  Perum Pesona Jalan Azhari RT 50, Kalidoni, Palembang hampir 10 jam -ku nyalakan. Sebagai penyejuk badan dan ruangan di rumah. Tapi sore menjelang asar tiba, mendung pun terlihat dan suasana kampung-ku terlihat redup, sekali panas kembali ketika awan mendung tak menutupi lagi matahari.

Eh..ternyata mendungnya menutup seluruh langit di perumahan-ku lagi, tak lama kemudian turun hujan rintik-rintik sedikit membasahi jalan dan dedaunan rumput-rumput. Kemudian tak beberapa lama,  hujan rintik-rintik turun dan berangsur -angsur deras, membuat anak-anak yang tengah duduk di bangku tongkrongan di samping rumah-ku bubar, berlari pulang ke rumahnya masing-masing.

Suara motor pun terdengar kencang menandakan motor dipacu dengan kencang oleh pemiliknya, agar tak basah kuyup tiba di rumah. Maklum Perum ku memang terletak agak jauh dari kepadatan dan suara bising kendaraan, bahkan terbilang masih masuk dalam kategori marjinal.

Diva kecil berumur lima tahun terlihat berlari kegirangan menikmati air hujan, dengan menggunakan kaos dan celana dalamnya ia terlihat berlari -lari di bawah air hujan yang turun. Balita itu mungkin salah satu menyukai hujan. Hujan memang memberikan suasana yang tenang dan damai, setiap kali hujan turun, Diva merasa seolah-olah alam sedang berbisik kepadanya dengan lembut.

Derasnya hujan mengguyur, suara gemuruh petir dari kejauhan pun tak ia hiraukan. Yang penting mandi dan mandi air hujan.   Aku pun hanya bisa menatapnya sembari duduk di kursi dekat jendela dan merenungi menatap hujan yang membasahi jalan, rumput serta dedaunan pohon. Tak lama kemudian hari semakin gelap. Meski belum puas Diva-pun pulang ke rumah yang berada di Blok ku, suaranya tak terdengar lagi.

Ku berbicara sendiri dalam hati sembari menatap hujan turun. Dalam keheningan yang tercipta, desiran hujan di atap rumah membuatnya semakin rileks. Dalam hatiku berbicara, merasa betapa nikmatnya sentuhan air hujan yang jatuh di daun-daun pohon, serta aroma segar yang dipancarkan oleh tanah basah. Suara gemericik hujan juga memberikan irama yang lembut di telingaku.

Air hujan yang turun membuat -ku merasa damai dan nyaman, dan secara perlahan tetes-tetes air hujan yang jatuh di jendela mulai menghipnotis. Mata ku juga  terasa semakin berat, membuat terasa ingin tidur, tetapi hatiku berbisik tanggung, karena sebentar lagi sholat magrib.  Aku sempat membayangkan, jika aku tertidur mungkin terasa damai apalagi diiringi suara gemercik suara hujan yang menenangkan.

Hujan mempunyai kekuatan magis untuk menenangkan pikiran dan mengantarkan kita ke dalam mimpi yang indah. Bagi -ku bunyi hujan yang lembut dan tetesan air yang jatuh seperti sebuah selimut nyaman yang memeluk kita dan membuat mata kita terasa semakin berat.

Saat jarum jam menunjuk angka 19.30 lebih, hujan pun berlahan-lahan berhenti, hanya sekali -sekali tetesan air hujan berbunyi dari atap rumah-ku. Namun hujan di malam seringkali membawa suasana yang sepi dan sunyi.

Bunyi hujan yang berdentum-dentum di atap atau jendela bisa menciptakan suasana yang tenang dan menenangkan. Beberapa orang bahkan merasa hujan malam membuat mereka merasa terhubung dengan alam dan memberikan kesempatan untuk merenung atau beristirahat.

Di malam yang sepi dan sunyi saat hujan, mungkin bisa menikmati momen untuk  melakukan beberapa kegiatan.

Aku-pun selesai sholat dan membuka lembaran  Al-Quran, mungkin tetanggaku juga sama hal  dengan ku melakukan itu, selain itu, ada juga mungkin membaca buku sambil minum secangkir teh hangat atau kopi, becanda dengan keluarga, bermain telepon pintar atau, bahkan menonton film favorit. Mungkin ada juga mengekspresikan kreativitas.

Momen keheningan dan ketenangan yang ditawarkan oleh hujan malam, kadang-kadang memberikan refleksi dan ketenangan yang sangat berharga dalam kehidupan yang sibuk dan berisik.

Bagi sebagian orang, bunyi hujan dan suasana yang tenang dapat memberikan efek menenangkan dan membuat mata merasa ngantuk. Beberapa alasan mengapa hujan dapat membuat mata ngantuk, menurutku  antara lain: Suara hujan yang berirama dapat memberikan efek yang menenangkan dan merangsang respons relaksasi pada tubuh. Ini dapat membantu mengurangi tingkat stres dan kecemasan, serta mempersiapkan tubuh untuk tidur. Hujan seringkali membuat suhu udara menjadi lebih dingin, maksudnya suhu yang sejuk dapat membuat tubuh merasa lebih nyaman dan mengundang rasa kantuk.

Suasana yang gelap saat hujan, langit cenderung menjadi lebih gelap dan mendung, serta cahaya yang redup dan suasana yang tenang dapat memicu produksi hormon melatonin dalam tubuh, yang bertanggung jawab untuk mengatur siklus tidur.

Selamat nikmati momen hujan…[***]

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com