Features

Hujan, air pasang & banjir

one

Sumselterkini.co.id, – Pagi buta, di hari Jumat pekan ini, langit di Perum Pesona Harapan Jaya Tahap I Jalan Azhari, Kalidoni Palembang masih terlihat gelap akibat awan yang mendung, tiga bocah yang berumur  dibawah 10 tahun terselihat riang gembira bermain air yang menggenangi jalan dan halaman sejumlah warga di perum itu. Bahkan bocah-bocah itu memanfaatkannya untuk berenang menggunakan pelampung bebek berwarna merah putih. Saking gembiranya mereka terus berenang bahkan hingga pukul 08.30 WIB.

“ Inara kakinyo diayun-ayun biar biso berenang, “ teriak Diva yang ada disamping sebelah kanan yang sama-sama menggunakan pelapung berbentuk bebek untuk media berenang, jumat pagi.

Acong bocah laki-laki teman seumur mereka berdua juga ikut mandi di air yang menggenangi jalan Blok A setinggi dengkul kaki ketiga bocah yang masih duduk di Kelas I SD.

Tigak bebek entok berwarna putih terlihat berenang tak jauh dari mereka, sembari mencari makanan, dan suara kwek..kwek….kwek, yang membuat suasana di kampung sedikit ramai.

Segerombolan bapak-bapak juga terlihat ngerumpi sembari berguyon dan sekali-sekali berbicara serius di atas jalan yang digenangi air. “ Jika hujannya berlanjut malam nanti, sediakan perahu di dalam rumah, biar tidur bisa aman dan nyenyak,” kata seorang bapak berumur 50 an tahun.

Memang hujan turun sangat deras kemarin siang hingga jumat pukul 05.00 WIB subuh  mengakibatkan daerah di Kota Palembang kebanjiran, salah satu daerah mengalami banjir tersebut, yakni Lebak Jaya, Harapan Jaya dan sebagian perumahan di Jalan Azhari Kalidoni Palembang, seperti Perum Pesona tahap 1 dan 2.

Di Perumahan Pesona Harapan Jaya Kalidoni Palembang banyak jalan dan rumah warga tergenang, air masuk biasanya di halaman rumah, hujan kemarin dan malam, kini air sudah masuk ke dalam rumah di atas mata kaki. Bahkan Jalan di Blok yang bisa tak pernah terendam air, kini juga mengalami hal yang sama seperti di blok A dan B.

Selain hujan yang turun sangat deras berjam-jam hingga dilanjutkan hingga malam, banjir tersebut disebabkan juga dari naiknya air pasang. Hingga jumat pukul 16. 15 WIB air belum surut masih menggenangi sebagian jalan.Banjir yang menggenangi jalan dan sejumlah warga di Kota Palembang  disebabkan beberapa faktor, selain hujan yang turun dengan durasi berjam-jam dan naiknya air pasang, juga minimnya kolam-kolam ritensi dan lahan resapan air akibat penimbunan lahan yang dijadikan perumahan semakin masif.

Saluran air hanya mengandalkan selokan air dan dam yang semakin dangkal, dan  tak mampu lagi menampung air hujan dan air yang mengalir dari ribuan rumah penduduk.

Sehingga air  meluap, karena debit air melebihi kapasitas normalnya, anak sungai putat yang berada di daerah itu semakin kecil dan meluap ke daerah sekitarnya, menyebabkan banjir sungai.

Topografi: Daerah dengan topografi datar atau rendah cenderung rentan terhadap banjir, karena air lebih mudah menggenangi area tersebut.

Drainase yang buruk: Saluran pembuangan yang tidak memadai atau tersumbat dapat menyebabkan air menggenang di area perkotaan, menyebabkan banjir permukaan.Pembangunan tidak terkendali: Pembangunan yang tidak teratur atau tidak sesuai dengan perencanaan tata kota dapat mengubah pola aliran air dan meningkatkan risiko banjir.Selain itu perubahan iklim,  perubahan iklim, seperti peningkatan suhu global dan intensitas curah hujan ekstrem, dapat meningkatkan frekuensi dan keparahan banjir.

Penggundulan hutan dan kerusakan lingkungan: Penggundulan hutan dan kerusakan lingkungan lainnya dapat mengurangi daya serap tanah dan meningkatkan aliran permukaan air, yang dapat meningkatkan risiko banjir. Penting untuk diingat bahwa banjir seringkali disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor di atas. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan mitigasi banjir melibatkan berbagai langkah, termasuk perencanaan tata kota yang bijaksana, manajemen sumber daya air yang berkelanjutan, dan perbaikan infrastruktur drainase.

Di Kecamatan Kalidoni sendiri, terlihat masih minimnya kolam retensi dan daerah resapan, sehingga air pasang air hujan tak mampu lagi ditampung parit yang berada di kiri dan kanan sepanjang Jalan Azhari Kalidoni, ditambah banyak penimbunan areal disana menjadi perumahan.

Minim

Daerah resapan adalah area di mana air hujan dapat diserap ke dalam tanah, mengisi akifer dan mencegah genangan permukaan air. Kurangnya daerah resapan dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti pembangunan perkotaan yang padat, pemukiman liar, atau kerusakan lingkungan. Ketika air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah dan aliran permukaan terbentuk, risiko banjir permukaan meningkat.

Kurangnya kolam retensi, kolam retensi adalah struktur air buatan yang dirancang untuk menampung air hujan dan mengendalikan aliran air, terutama di area perkotaan. Kolam retensi membantu mengurangi volume air yang mengalir ke sistem drainase kota atau sungai, sehingga mengurangi risiko banjir. Kurangnya kolam retensi yang memadai dapat menyebabkan air hujan langsung mengalir ke sungai atau saluran drainase, meningkatkan risiko banjir di hulu atau hilir.

Pengerukan

Belum lama ini, Ketua DPRD Kota Palembang, Zainal Abidin meminta agar instansi terkait untuk optimal mengatasi banjir atau genangan air di kota tersebut. Salah satunya dengan meminta agar dilakukan pengerukan anak sungai dan kolam retensi.

“Saya berharap ada langkah nyata tidak hanya retorika-retorika, pemerintah harus memprioritaskan masalah genangan air setelah hujan agar Kota Palembang tidak tenggelam setelah hujan,” kata Zainal saat Rapat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) Kota Palembang tahun 2025, Selasa (5/3/2024) mengutip detik.com.

Menurut dia pembangunan Palembang di tahun 2025 harus jelas dan bisa mengatasi masalah banjir di tengah Kota Palembang. Sebab setiap kali hujan turun, sebagian wilayah di Palembang akan tergenang air dengan ketinggian yang beragam.

“Pemerintah harus melakukan pengerukan kolam-kolam retensi dan anak-anak sungai agar debit penampungan air menjadi lebih besar dibandingkan dengan debit intensitas hujan yang turun, supaya tidak terjadi banjir,” ujarnya.

Dia melanjutkan pengerukan sungai atau kolam retensi bisa dilakukan saat musim kemarau dengan kedalaman dua meter atau lebih wajib dilakukan untuk mengurai banjir dimana-mana saat hujan lebat turun. Penjabat Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan permasalahan banjir di Palembang memang sudah menjadi prioritas.

“Sejauh ini penanganan banjir di Kota Palembang melakukan penanganan mulai dari penyedotan air dengan mengerahkan tim dari Dinas PUPR dan terkait dan dibantu mesin pompa air,” ungkapnya.

Di Daerah Kalidoni sendiri selain pengerukan, juga masih minimnya kolam retensi, padahal keberadaan daerah resapan yang memadai dan infrastruktur kolam retensi yang cukup penting dalam mengurangi risiko banjir.

Upaya untuk meningkatkan daerah resapan dan membangun lebih banyak kolam retensi dapat menjadi bagian dari strategi mitigasi banjir di daerah perkotaan dan pedesaan.

Selain itu, penanggulangan banjir juga, memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait. Berikut adalah beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan:

Manajemen Drainase: Peningkatan dan pemeliharaan sistem drainase yang efisien dan berkelanjutan dapat membantu mengurangi genangan air dan risiko banjir permukaan.

Pembangunan Infrastruktur: Membangun dan memperbaiki infrastruktur seperti bendungan, tanggul, saluran air, dan kolam retensi dapat membantu mengendalikan aliran air dan mengurangi risiko banjir.

Penataan Ruang: Perencanaan tata kota yang bijaksana, termasuk zonasi lahan, pembatasan pembangunan di daerah rawan banjir, dan pengaturan tata guna lahan yang sesuai, dapat membantu mengurangi risiko banjir.

Konservasi Sumber Daya Air: Upaya konservasi air, seperti penghijauan kawasan perkotaan, pelestarian lahan basah, dan pengendalian erosi, dapat membantu meningkatkan daya serap tanah dan mengurangi aliran permukaan air.

Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Pendidikan masyarakat tentang risiko banjir, tindakan mitigasi, dan respons darurat dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi banjir.Manajemen Air Sungai: Pengelolaan sungai yang baik, termasuk pemeliharaan aliran sungai dan ekosistem alami, dapat membantu mengurangi risiko banjir sungai.

Pengembangan Teknologi: Pengembangan teknologi seperti sistem pemantauan dan prediksi banjir, teknologi bangunan tahan banjir, dan infrastruktur cerdas dapat meningkatkan kemampuan untuk menghadapi dan merespons banjir.Solusi yang efektif untuk penanggulangan banjir seringkali melibatkan kombinasi dari berbagai strategi di atas, disesuaikan dengan kondisi lokal dan kebutuhan masyarakat setempat. Kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat penting dalam memperkuat kapasitas untuk menghadapi ancaman banjir.[***]

 

 

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com