DESA Gedung Rejo di Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-40 dengan suasana yang penuh semangat dan kekompakan. Tapi, jangan bayangkan pesta desa ini seperti hajatan biasa. Ada Wak Bek dan Mang Zenal, dua jagoan kampung yang selalu punya sudut pandang nyeleneh soal setiap peristiwa, ikut nimbrung dalam cerita ini.
“Mang, kalau exit tol di sini jadi beneran, berarti jalur ke Pulau Jawa tinggal nyalain lampu, ya?” tanya Wak Bek sambil nyengir lebar, menggambarkan betapa Desa Gedung Rejo akan jadi ‘pintu utama’ kemajuan.
Mang Zenal mengangguk sambil membayangkan betapa hidup mereka bakal lebih mudah. “Iya, Bek, ibarat jalan tol itu kayak jembatan emas yang menghubungkan kampung dengan dunia luar, jangan sampai cuma jadi jembatan angan-angan!”.
Nah, cerita soal exit tol ini bukan cuma angan-angan kosong, apalagi Gubernur Sumsel, H. Herman Deru sudah hadir langsung di Gedung Rejo, memberi dukungan penuh.
Katanya, “Kalau sudah sepakat titik lokasi exit tol di Mataram Jaya, jangan diubah lagi, kita dorong supaya Desa Gedung Rejo makin makmur”.
Bupati Muchendi Mahzareki juga pasang badan, bilang dokumen untuk exit tol tengah disiapkan. Harapannya, “Tahun depan bisa mulai dikerjakan, biar ekonomi masyarakat nendang!”
Wak Bek yang memang jagoan humor langsung nyeletuk, “Wah, kalau exit tol ini jadi, siapa tahu Mang Zenal bisa buka warung kopi di pinggir tol, ‘Kopi Tol Mantap’!”
Mang Zenal tertawa, “Bisa-bisa, Bek. Tapi inget, jangan sampai kemajuan ini bikin kita lupa sama akar budaya kita. Jangan sampai karena tol kita jadi lupa nyapu halaman rumah!”
Di tengah tawa mereka, Kepala Desa Gedung Rejo, Joko Raharjo, juga ikut mengungkapkan harapannya. “Mudah-mudahan kehadiran Pak Gubernur membawa berkah dan motivasi buat masyarakat desa kami”
Wak Bek dan Mang Zenal sepakat, kehadiran pemimpin yang mau ‘turun gunung’ itu penting. “Pemimpin yang hadir itu seperti hujan di musim kemarau kadang bikin genangan, tapi tanpa itu, tanaman tak akan tumbuh,” ujar Mang Zenal.
Perubahan dan kemajuan memang penting, Exit tol di Gedung Rejo bukan cuma soal jalan baru, tapi soal membuka pintu-pintu kesempatan. Tapi, seperti pepatah lama mengatakan, “Jangan sampai pohon mati karena akar dicabut”
Artinya, sambil maju, kita harus tetap menjaga kebersihan, kerukunan, dan budaya desa yang sudah diwariskan turun-temurun.
Teknologi boleh masuk, kemajuan boleh didorong, tapi jangan sampai masyarakat jadi ‘korban zaman’ karena lupa menjaga diri dan lingkungan.
Dari Gedung Rejo yang sederhana hingga rencana exit tol yang akan menghubungkan langsung ke Pulau Jawa, cerita ini mengingatkan kita bahwa kemajuan harus dibangun atas dasar kekompakan dan kehati-hatian.
Wak Bek dan Mang Zenal mungkin cuma tokoh fiksi kampung, tapi suara mereka menggema nyata maju boleh, tapi jangan sampai lupa bersih-bersih dan guyub rukun.
Kalau kamu lewat tol itu nanti, jangan lupa singgah di Gedung Rejo, tanya warung kopi ‘Kopi Tol Mantap’ milik Mang Zenal dan sapa Wak Bek yang selalu siap bikin ngakak sekaligus mengingatkan kita supaya maju itu tetap santun dan bermartabat. he..he.[***]
Catatan Redaksi: Wak Bek dan Mang Zenal adalah tokoh rekaan dalam kisah ini. Melalui celoteh mereka, kami mengangkat peristiwa nyata pembangunan exit tol di Desa Gedung Rejo, OKI. Humor jadi pintu masuk, tapi pesan seriusnya tetap: kemajuan harus selaras dengan nilai-nilai desa dan kebersamaan warga.