Industri Kreatif & UKM

Ojol Bakal Punya Payung, Hujan Hukum Tak Lagi Bikin Kuyup, Dompet Juga Dijagain

ist

Sumselterkini.co.i, -Ada satu pemandangan yang selalu berhasil bikin kita terharu di tengah kemacetan  pengemudi ojek online yang ngojek sambil senyum, ngelawan terik matahari, hujan deras, dan kadang-kadang… cuaca hati penumpangnya yang labil.

Selama ini, para pengemudi ojek online yang kita panggil “abang ojol” hidup dalam status yang menggantung, mirip hubungan gebetan yang belum jelas arah. Dibilang pekerja tetap, bukan. Mau dibilang pengusaha, juga belum tentu. Jadinya kayak jomblo mapan  kerja keras iya, legalitas belum tentu ada. Tapi tunggu dulu, kabar baik datang dari Kementerian UMKM!

Menteri UMKM Maman Abdurrahman baru aja ngumumin niat baik revisi UU UMKM Nomor 20 Tahun 2008, yang isinya mau memeluk abang ojol dan memasukkannya ke dalam golongan pengusaha mikro. Nah loh! Dulu ojek online disebut mitra. Sekarang, bakal disebut UMKM. Dari mitra ke mikro, dari status tak pasti ke status sah di mata undang-undang.

Bayangkan, seorang pengemudi ojek yang biasanya hanya bermodal GPS, helm, dan sabar tak berbatas kini akan disamakan dengan pemilik warung, tukang tambal ban, dan bahkan pengusaha tahu bulat. Ini bukan promosi jabatan, ini revolusi kasta ekonomi!

Pak Menteri Maman udah beberin lima “jurus sakti” yang bakal bikin ojol makin sejahtera, pertama subsidi BBM, abang ojol gak perlu lagi ngeburu promo Pertalite jam tiga pagi. Sekarang mereka punya tiket legal untuk dapat subsidi. ke dua, akses LPG 3 Kg, gak cuma untuk masak mie rebus, LPG ini bisa bantu diversifikasi usaha. Siapa tahu, ojol jadi jualan nasi goreng di malam hari. Multi talent!. ketiga akses KUR hingga Rp100 juta.  Ini luar biasa, dulu ngutang di koperasi, sekarang bisa pinjam ke bank dengan bunga manusiawi.

Bisa upgrade motor, buka cucian helm, atau bikin startup ‘Ojol Plus-plus’ (yang legal tentunya), ke empat PPh Final 0,5%, bukan cuma influencer yang bisa punya pajak ringan, ojol juga! Pendapatan legal, pajak kecil, hati pun tenang. dan kelima pelatihan UMKM, dari kursus mengelola keuangan sampai cara menghadapi penumpang yang ngambek. Semua difasilitasi. Luar biasa!

Kalau kita intip tetangga sebelah, Filipina sudah lebih dulu memperlakukan driver ride-hailing sebagai pekerja formal. Di Inggris, Uber bahkan diwajibkan memberi gaji minimum dan cuti sakit! Di India, ada diskusi hangat soal menjadikan mereka bagian dari skema jaminan sosial.

Indonesia? Selama ini masih dalam fase “sayang tapi tak diresmikan.” Tapi langkah revisi UU UMKM ini adalah proposal cinta dari negara buat para ojol. Bukan cuma sayang, tapi juga siap menikah secara sah di atas hukum ekonomi.

Ketika ada perusahaan e-commerce ngasih bonus lebaran, ada yang bilang. “Itu mah cuma simbol.” Tapi simbol kadang bisa lebih bermakna daripada nominal. Seenggaknya, ada niat baik, walau belum diikat undang-undang. Pak Menteri pun legowo, bilang itu soal rasa dan empati. Betul juga. Kalau sudah bicara empati, kadang hati lebih dulu menyentuh sebelum hukum datang.

Sudah saatnya kita berhenti menganggap ojol cuma sebagai “tukang antar” atau “backup transportasi saat mobil mogok.” Mereka ini pejuang jalanan, penggerak ekonomi mikro, dan sekarang bakal jadi UMKM sah di mata hukum.

Jangan heran kalau nanti di depan rumah ada spanduk.“Ojek Online Sekarang Resmi UMKM. Terima Order, Terima KUR, Terima Kasih.”

Mari kita dukung. Karena kalau negara sudah mulai serius melindungi yang kecil-kecil, maka besar harapan kita buat masa depan yang lebih adil. Hidup UMKM! Hidup Ojol! Jangan cuma disuruh ngegas, tapi juga diberi rem dan rambu-rambu hukum yang pasti.[***]

Terpopuler

To Top