SUMSELTERKINI. ID, Jakarta – Market game selama tiga tahun terus mengalami peningkatan secara signifikan. Sayangnya pasar tersebut tidak dinikmati oleh development game di Indonesia.
Badan Eknomi Kreatif (Bekraf) menyebutkan pada 2015 lalu pasar game mencapai 321 juta dollar AS, terus meningkat lagi pada 2016 mencapai 600 juta dollar AS, dan pada 2017 mencapai 880 juta dollar AS.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan secara diam-diam industri game lokal terus berkembang.
Tercatat, Indonesia berhasil menembus posisi ke-16 di dunia dalam hal pendapatan dan mengalahkan beberapa negara tetangga, seperti Thailand dan Malaysia.
“Lebih lanjut lagi untuk langkah-langkah sekarang ini bagaimana memperjuangkan games lokal, pembuat-pembuatnya untuk bisa bersaing dan bisa memasarkannya secara internasional, ” paparnya kemarin pada Expo Hall di Balai Kartini, Jakarta.
Dia mencontohkan dengan kondisi pasar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun belum dinikmati oleh development lokal.
Karen katanyasalah satu contoh tadi ada keluhan bahwa lokal tidak diberikan development kit oleh para pemain besar di luar negeri terutama di Jepang.
“Saya ingin mendapat informasi yang detail mengenai ini,” kata Triawan.
Kendalanya, yakni industri game tanah air dari sisi regulasi masih lemah. Regulasi, menurutnya, bukan pemberian insentif.
“Tentunya banyak sekali yang kita lakukan saya mau identifikasi lebih lanjut karena perkembangan ini luar biasa. Tahun lalu banyak hambatan saat ini bisa menembus jadi kita ingin terobosan-terobosan,” imbuhnya.
Ia mengatakan pendapatan game di Indonesia sebagian besar masuk ke “kantong” pelaku industri luar negeri termasuk game-game yang dibuat oleh developer mancanegara. Hanya kurang dari 1% saja pendapatan tersebut yang masuk ke developer dalam negeri dengan memainkan game-game lokal.(wa).