Industri Kreatif & UKM

Di Muba, Buah Mangrove dan Serabut Kelapa di Sulap Jadi Komodoti Unggulan

Foto : Ari W

SUMSELTERKINI.CO.ID, LALAN – Pemkab Musi Banyuasin (Muba) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Muba gelar pelatihan bagi masyarakat, Kecamatan Lalan, tujuan pelatihan ini dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan.

Pemkab Muba Bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melatih masyarakat mengelola buah Mangrove serta sabut kelapa yang banyak tumbuh di wilayah Lalan.

“Mulai Senin kemarin  kita mulai memberikan pelatihan kepada warga Lalan di dua desa yakni Desa Karang Mukti dan Purwa Agung,” ujar Kepala Dinas PMD  Muba, Richard Cahyadi AP MSi dan Pendayagunaan SDA- Teknologi Tepat Guna (TTG) Sahidi SPd MSi.

Pelatihan itu diberikan, salah satu langkah dalam pengelolaan Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tumbuh di Lalan sehingga menjadi hasil yang bernilai tinggi yang tentunya akan dapat dikelola masyarakat lalan untuk menambah penghasilan warga Lalan ke depanya.

Sahidi SPd Msi Kabid Pendayagunaan SDA- Teknologi Tepat (TTG) menjelaskan secara teknis ada dua yang akan difokuskan dan telah diberikan pelatihan, yakni pengelolaan buah Mangrove menjadi komoditi unggulan seperti menjadi sirup, selai, dodol, permen, tepung dan pangan khas Mangrove.

“Serabut buah kelapa dibentuk menjadi tali galangan kapal,” jelasnya, Rabu [31/10/2018].

Dalam pelatihan yang diberikan kepada warga tidak hanya dari DPMD saja, tapi dari pihak LIPI. Karena, nantinya dua Desa, yakni Karang Mukti dan Purwa Agung ini akan dijadikan rumah produksi. Untuk pengelolaan buah mangrove serta pengelolaan sabut buah kelapa jadi tali galangan kapal.

“Lalu, nanti kedepannya juga nanti, ada upaya pelestarian dan pembudidayaan tanaman mangrove serta tanaman buah kepala. Dan yang terpenting, upaya penyelamatan ekosistem biota perairan di Kecamatan Lalan,”paparnya.

Manfaat ekonomis

Untuk masalah pemasaran produk hasil pengelolaan yang dihasilkan oleh warga dua desa dimakaud nantinya pihak LIPI akan membantu, bilamana pengelolaan dua SDA yang dimiliki Lalan ini berhasil,” ucapnya.

Sementara itu, Nanang Surahman ST MT salah satu narasumber dari LIPI untuk pengelolaan buah Mangrove, mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan Mangrove terbesar di dunia, meskipun saat ini sebagian besar jumlah hutan itu sudah mengalami kerusakan.

“Ekosistem Mangrove memiliki manfaat ekonomis yaitu hasil kayu, budidaya air payau, pariwisata dan lainnya. Serta manfaat lain secara ekologis adalah berupa perlindungan bagi ekosistem daratan dan lautan, yaitu sebagai penahan abrasi atau erosi gelombang dan angin kencang,” terangnya.

Nah, maka dari itu, khususnya warga Kecamatan Lalan yang mana selama ini tidak begitu paham akan pentingnya tanaman Mangrove, kini akan melirik tanaman tersebut.

Karena, buah Mangrove sendiri bisa diolah menjadi komoditi pangan yang bernilai jual. “Dan jika nanti program ini berjalan dengan baik untuk hasilnnya kita sebagai Lembaga akan membantu pemasaranya selain itu dengan pelatihan ini akan membuka wawasan masyarakat dan juga outputnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat ke depanya,”urainya.[**]

 

Penulis : Ari W

 

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com