Hukum

Hambat Ekonomi Berkembang, Presiden Minta Hentikan Perang

PRESIDEN RI, Joko Widodo (Jokowi), menyerukan perang di Ukraina segera dihentikan. Hal ini karena perang menciptakan permasalahan global yang menghambat pembangunan berkelanjutan khususnya di negara berkembang dan kurang berkembang sehingga perang tidak boleh terjadi.

“Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan perang sekarang juga,” kata Presiden Jokowi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-AS yang dikutip melalui laman setkab.go.id, Sabtu (14/5/2022).

Secara khusus, kata Kepala Negara, perang menyebabkan kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi yang sangat memperberat perekonomian. Otomatis hal tersebut, memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) negara-negara yang masuk dalam kategori kelompok di atas.

“Bagi sebagian anggota ASEAN kenaikan 10 persen dari harga minyak akan berdampak menurunnya pendapatan nasional sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen,” jelas Presiden.

Kemudian, perang di Ukraina telah melemahkan multilateralisme yang akan terbangun antar negara-negara maju dengan berkembang. Memiliki kecenderungan potensi berpotensi yang memecah belah hubungan antar negara.

Dari sejumlah permasalahan tersebut, lanjut Presiden, sudah selayaknya perang yang tidak membawa manfaat tersebut dapat dihentikan segera.

“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perang dapat dihentikan, perdamaian dapat terwujud,” tegas Presiden.

Di sisi lain, Presiden menjelaskan, negara-negara berkembang yang terletak di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN yang mampu membangun pertumbuhan perekonomian. Indikasinya, produk domestik bruto (PDB) yang mencapai USD3.3 triliun.

“Bahwa lebih dari lima dekade, ASEAN terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong habit of dialogue dan rules based order. Spirit yang sama kami dorong di Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” jelas Presiden.

Dalam KTT Khusus yang dihadiri oleh Presiden Joe Biden dan juga pemimpin negara-negara ASEAN tersebut, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

“Tentu kerja sama di bawah IPEF harus inklusif. Saya harapkan sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerjasama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific),” ucap Presiden Jokowi.

Saat Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun depan, Presiden Jokowi juga menyampaikan rencananya melakukan Indo-Pacific Infrastructure Forum.“Saya berharap partisipasi Amerika Serikat dalam forum tersebut,” pungkas Presiden.
InfoPublik (***)

Comments

Terpopuler

To Top
WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com