Sumselterkini.co.id, – Setiap musim haji, langit Tanah Suci tak hanya menyambut jutaan doa dari seluruh penjuru dunia, tapi juga menanti rombongan jamaah dari Indonesia, bahkan dari Sumatera Selatan pun setiap tahun ribuan jamaah berangkat ke tanah suci. Haji asal Sumatera Selatan bahkan kian tahun kian ramai.
Tahun ini, ada 7.012 nama yang siap berangkat menunaikan rukun Islam kelima. Jumlah yang kalau dikumpulkan bisa bikin satu stadion penuh sesak oleh lautan mukena dan ihram, luar biasa…
Disisi lain, ada satu profesi yang tiap tahun muncul, tapi nggak ada jurusan kuliahnya. Namanya Petugas Haji Daerah, alias PHD. (Maaf jangan salah paham atau gagal paham disingkat gatot ya) karena ini bukan gelar akademik. PHD, itu bukan berarti kamu doktor, tapi harus paham kalau PHD itu, tugasnya harus siap jadi tukang pikir, tukang angkut, tukang jawab, tukang sabar, dan kadang-kadang… tukang urut jamaah yang kesemutan di Muzdalifah.
Di Sumsel, Jum’at kemarin (11 April 2025), Sekretaris Daerah Sumsel, Pak Edward Candra, resmi membuka pelatihan PHD di Asrama Haji Palembang. Beliau datang bukan buat ngecek catering atau nyicip kurma, tapi buat kasih wejangan penting ke 48 petugas terpilih yang lolos seleksi. Mereka ini ibarat “the chosen one” versi Sumsel, dipilih buat mendampingi 7.012 jamaah haji yang akan berangkat tahun ini. Jumlah segitu, kalau digabung, bisa bikin arisan RT se-Indonesia.
Dalam sambutannya, Pak Sekda tegaskan PHD itu nggak main-main, gak main kesempatan, tapi harus berkerja sungguh, harus serius, profesional, dan tetep ramah. Nggak boleh songong, nggak boleh baperan, apalagi kalau jamaah mulai tanya hal-hal absurd kayak, “Ustaz, unta di Arab dikasih pakan apa ya?”
Iya, harus maklum namanya juga jamaah kita, terlebih banyak yang lensia. Ada yang baru pertama kali naik pesawat, ada yang kangen anak pas baru nyampe Madinah, ada juga yang sibuk nyari WiFi buat update status “Menuju Baitullah, doakan ya bestiee~”
Di sinilah PHD harus tampil bukan cuma paham rukun haji, tapi juga jadi tempat curhat, penenang hati, bahkan kadang harus jadi alarm hidup karena jamaahnya lupa jam berapa mabit.
Oleh sebab itu, Pak Sekda pesen supaya pelatihan ini jangan dianggap kayak seminar pengantar tidur. Harus disimak serius. Karena nanti di lapangan, nggak ada waktu mikir dua kali.
Jamaah nyasar? Jemput. Ada yang ketinggalan sandal? Bantu cari. Ada yang minta air zam-zam padahal baru 3 menit lalu dikasih? Ya kasih lagi, sambil senyum.
Asisten I, Pak Sunarto, juga bilang pelatihan ini dilaksanain 4 hari penuh. Artinya, para PHD bakal digembleng abis-abisan, biar siap tempur kayak pasukan Avengers versi Syariah.
Tapi ada satu hal yang sering kelupaan jadi PHD bukan cuma soal tugas, tapi soal niat. Ini ladang pahala, bro. Kalau kamu kerja dengan hati, bantu jamaah dengan ikhlas, senyum walau keringat netes kayak ujan gerimis, Insya Allah itu jadi amal jariyah.
Jadi para PHD terpilih, jangan cuma semangat pas pembukaan. Tapi tetap semangat saat harus dorong kursi roda di tengah suhu 45 derajat, sambil nyari koper jamaah yang warnanya mirip semua hijau daun pandan.
Kalau ada masalah, jangan panik. Jangan langsung update status galau. Tapi cari solusi. Ingat pesan Sekda kerjasama, cepat tanggap, jaga nama baik daerah. Intinya, jadi pahlawan tanpa pamrih, tapi kalau bisa sih tetap ganteng dan wangi meski keringetan.
Akhir kata, semoga para petugas haji kita bukan hanya siap secara fisik dan mental, tapi juga punya bekal batin yang kuat. Sebab, mengurus jamaah haji itu seperti mengurus ribuan lilin dalam satu ruangan: harus hati-hati, sabar, dan tetap terang meski angin tantangan datang dari segala arah.
Jadi PHD itu kayak sendok pas makan nasi. Kecil, kadang nggak diperhatiin, tapi kalau nggak ada, bubar semua acara makan. Petugas haji harus begitu nggak usah cari panggung, tapi harus selalu siap sedia. Nggak perlu jadi pusat perhatian, tapi jadi pusat pertolongan. Nggak usah ngeluh, karena pahala diam-diam lagi dicatet di langit.
Jadi buat kalian para PHD, selamat bertugas. Ingat, yang kalian dampingi bukan cuma jamaah, tapi tamu-tamu Allah. Bantu mereka dengan hati, layani dengan senyum, dan jangan lupa… sandal jangan sampai ketuker.Selamat bertugas, di tengah padang pasir perjuangan para tamu Allah. Amin.[***]
