492 petugas haji yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan diberangkatkan pada Sabtu kemarin. Mereka akan ditempatkan di Daerah Kerja Bandara, Daerah Kerja Madinah, serta Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah.
“Bapak Ibu diberangkatkan lebih awal, untuk memastikan seluruh layanan yang akan diberikan kepada jemaah haji telah siap,” ujar Direktur Bina Haji Arsad Hidayat saat pembekalan akhir petugas, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Jumat (19/5/2023) malam.
“Meskipun sudah kontrak, tetap harus ditinjau dan dipastikan semua sudah siap,” sambungnya.
Arsad mengatakan seluruh layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga kesehatan harus dipastikan kesiapannya. Sebagai contoh pada layanan akomodasi, Petugas akan memeriksa hotel mana saja yang akan dipakai. Satu persatu kamar, lift harus dicek, pastikan sudah siap.
“Selain itu harus memastikan semua izin operasional telah terbit. Ini penting, karena jika izin operasional blm terbit, maka ini dianggap ilegal. Pastikan semua izin layanan sudah siap,” harap Arsad.
Pada layanan konsumsi pun demikian, bahan baku makanan juga harus dicek pastikan semua masih dalam masa aman digunakan. Hotel-hotel berbintang harus dipastikan bisa menerima katering yang disediakan dapur yang telah dikontrak, jelasnya.
Tugas kedua yang harus dilakukan petugas adalah jika dilapangan dijumpai ada hal yag tidak seharusnya, maka petugas harus melaporkan dan berkoordinasi kepada penanggung jawab layanan untuk segera ditindak lanjuti. “Sebelum kedatangan jemaah sudah harus selesai,” tegasnya.
Ketiga, petugas harus berkoordinasi dengan stakeholder di Arab Saudi. Di Madinah Muasasah adilla, Naqobah dan Baladiyah. Termasuk di bandara, petugas melakukan koordinasi dengan maktab yang ada di bandara. Kemudian petugas Linjam (Perlindungan Jemaah) pun melakukan silaturahim dengan kantor keamanan di Bandara dan Madinah.
Hal terakhir, terkait pembagian tugas pada Daker dan Sektor masing-masing, sudah dibagi berdasar sektor masing-masing.
Keseluruhan pelayanan ini dilakukan untuk memberikan kepuasan bagi Jemaah haji, sehingga diharapkan Zero Accident.
“Semua harus siap, karena ini yang menentukan kesan pertama jemaah haji, yang akan berpengaruh terhadap persepsi jemaah terhadap layanan kita,” pungkasnya.
Arsad mengimbau agar petugas dapat mendengarkan keluh kesah jemaah. Jemaah berhak untuk mengeluh, dan mendapatkan layanan terbaik. Berikan solusi kepada jemaah, karena ini adalah kunci dalam meningkatkan Indeks Kepuasan Haji tahun ini. Petugas harus menerapkan prinsip 3S dalam melayani Jemaah haji, yakni Senyum, Salam, dan Sapa.
“Terapkan prinsip 3S, Jangan cuek. Layani dengan tulus seperti melayani orang tua kita sendiri. Buat para tamu Allah senyaman mungkin. Kalau itu yang dilakukan jemaah akan puas dan senang, IKJH minimal sama dan bahkan bisa meningkat,” pungkasnya.[***]/kemenag