Features

Calon Caddy Malaysia, Gadis Muba Siap Panen Ringgit!

ist

Kesempatan kerja glamor dari Disnakertrans Muba bersama PT Jafa Indo Corpora

KABAR baik biasanya datang pelan, mirip angin sore yang cuma lewat sebentar. Namun yang satu ini beda, begitu diumumkan lowongan jadi Caddy Golf Internasional di Malaysia, Di Kabupaten Muba langsung heboh sekampung, bahkan dari abangnya tukang ojek sampai emak-emak penjual ikan asin, semuanya ikut membahas seolah sedang menebak siapa calon menantu Sultan Brunei berikutnya.

Para gadis Muba yang memenuhi syarat langsung merasa seperti lampu sorot tiba-tiba nempel di kepala. Usia 18–27 tahun? Cek. Tinggi 160 cm ke atas? Cek (walau ada beberapa yang langsung ngukur ulang, takut selama ini tinggi mereka cuma sugesti).

Penampilan menarik dan profesional? Siap. Tidak berjilbab sesuai kebutuhan penempatan? Poin ini sempat bikin beberapa orang tarik napas dulu, tapi setelah dijelaskan aturan per kerjaan memang begitu, mereka manggut-manggut juga.

Pagi itu Kantor Disnakertrans Muba ramai seperti antrean sembako gratis. Tumpukan berkas lamaran makin lama makin tinggi, sampai staf kantor bercanda, “Ini kalau ditumpuk terus, bisa-bisa nyeberang atap dan sampai Malaysia duluan”.

Para pelamar datang dengan langkah beda-beda, ada yang mantap macam model catwalk, ada yang grogi macam mau ijab kabul, ada juga yang senyumnya terpaksa setebal bedak fitri hari raya.

Di warung kopi dekat kantor, cerita soal lowongan ini makin liar. Ada yang bilang jadi caddy itu kerjanya gampang, cuma ngikutin orang main golf sambil pegang payung.

Ada yang bilang harus kuat mental, karena kalau bola tersasar jauh, caddy lah yang harus pura-pura ngerti arah angin dan posisi rumput sambil tetap senyum. Pokoknya gosipnya bertebaran seperti gorengan di meja, tinggal pilih mana yang mau dipercaya.

Sementara itu, Herryandi Sinulingga, Kepala Disnakertrans Muba, bicara dengan semangat, seperti lagi launching produk baru, peluang ini bukan sekadar kerja, tapi jalan menuju pengalaman Internasional.

Katanya, para gadis Muba bukan hanya bekerja, tapi tampil di panggung yang lebih besar. Kalau didengar-dengar, kalimatnya bikin yang mendengar merasa seperti calon bintang tamu acara talkshow.

Yang bikin para pelamar makin tenang adalah jaminan bahwa proses ini resmi, aman, dan terlindungi penuh oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017.

Tidak ada cerita-cerita gelap seperti masa lalu PMI yang nekat berangkat dari jalur tikus. Yang ini jalur resmi, bimbingannya jelas, perlindungannya lengkap, pelatihannya juga disiapkan.

Bahkan para calon pekerja bahkan sudah membayangkan diri mereka ikut pelatihan sambil bawa stik golf, walau belum tentu tahu mana yang namanya driver dan mana yang wedge.

Di rumah, para ibu sudah mulai kasih wejangan, padahal anaknya baru daftar, lulus belum. Ada yang bilang, “Kalau sudah di sana nanti, jangan lupa makan”. Ada yang menasehati lebih jauh, “Kalau ketemu bos ramah, jangan baper. Fokus kerja, bukan cari jodoh”

Ada pula yang sudah berkhayal pulang bawa koper besar isi oleh-oleh cokelat Malaysia yang biasanya cuma bisa dilihat pas liburan sekolah.

Para pelamar pun semakin semangat. Ada yang mulai belajar jalan tegak, takut nanti dikira membawa beban hidup. Ada yang latihan senyum depan kaca sampai rahang pegal. Bahkan ada yang browsing cara memegang payung ala caddy profesional. Semua dilakukan dengan tekad bulat, yaitu  panen ringgit, bukan panen drama.

Tentu saja, deadline pendaftaran 15 Desember 2025 jadi semacam garis finish bagi semua. Yang malas gerak tiba-tiba jadi rajin. Yang biasanya santai jadi super disiplin. Yang dulu cuek urusan dokumen, kini hafal daftar berkas seperti hafal harga skincare.

Pendaftaran bisa langsung di kantor Disnakertrans Muba atau lewat email penta.disnakertransmuba@gmail.com. Pilih mana saja, asal berkas rapi dan niat bulat. Toh, rezeki tidak akan mengkhianati usaha, asal usahanya tidak cuma rebahan.

Pada akhirnya, peluang ini bukan sekadar kerja untuk cari uang. Ini tentang membuka bab baru. Tentang gadis-gadis Muba yang berani melangkah lebih jauh dari batas nyaman mereka.

Tentang menata masa depan yang tidak lagi lewat jalan becek, tapi lewat hamparan rumput hijau yang dipotong rapi tiap pagi. Tentang percaya bahwa keberanian kecil bisa membawa seseorang ke tempat yang lebih besar.

Ada pepatah lama mengatakan “Rezeki itu seperti bola golf, kalau tidak kau pukul, ya tidak akan kemana-mana”
Oleh sebab itu,  melangkahlah, daftarlah, siapa tahu takdirmu memang menunggu di lapangan Golf Internasional, bukan di tempat yang selama ini kau bayangkan.

Saatnya tiba, kau bisa menatap langit Malaysia sambil berkata pelan, “Akhirnya, ringgit… aku datang”.[***]

Terpopuler

To Top