Ekonomi

Kawasan Transmigrasi Muba Siap Hasilkan Ekonomi Baru

ist

MUBA, yang dulu dikenal sebagai kawasan transmigrasi, sekarang mulai membuka lembaran baru, senin (15/9/2025), tim Pemkab Muba melakukan audiensi ke Kementerian Transmigrasi. Rombongan dipimpin Asisten Pemda H. Ardiansyah, ditemani Kepala Dinas Tenaga Kerja Herryandi Sinulingga, pejabat terkait, akademisi Universitas Diponegoro, dan perwakilan PT Hindoli. Bisa dibilang rombongan ini seperti “Avengers pembangunan ekonomi”, minus jubah dan kostum ketat.

Sesampainya di kementerian, mereka disambut hangat Wakil Menteri Transmigrasi, H. Viva Yoga Mauladi, setelah sesi basa-basi yang bikin semua tersenyum, ya, meskipun ada yang lupa bawa catatan, tapi  langsung masuk rapat teknis. Intinya proposal pengembangan kawasan transmigrasi Air Balui – Jud Nganti diterima resmi, tepuk tangan boleh, tapi jangan sampai kursi ikut melayang.

Herryandi Sinulingga menegaskan, “Pengembangan kawasan ini bukan sekadar dokumen, infrastruktur yang dibangun akan membuka ruang usaha kecil, perdagangan lokal, dan investasi baru. Ekonomi masyarakat bisa bergerak lebih cepat, lebih lancar, dan semoga, tidak tersendat seperti Wi-Fi pas hujan”sebuah candaan, tapi intinya jelas, warga bakal punya peluang ekonomi nyata.

Salah satu perhatian utama adalah pendidikan, tiga SD di kawasan transmigrasi akan direhabilitasi dengan total dana Rp600 juta masing-masing Rp200 juta.

H. Ardiansyah menambahkan, “anak-anak yang belajar di sekolah layak akan menjadi tenaga kerja produktif yang siap menaklukkan dunia. Atau setidaknya bisa buka warung kopi sendiri tanpa harus keluh soal listrik mati.” Bisa dibayangkan, senyum anak-anak dan aroma kopi yang menyala, masa depan ekonomi dimulai dari sini!

Jangan lupakan jalan dan fasilitas kesehatan, jalan yang mulus memungkinkan distribusi produk lokal lebih lancar, tidak ada lagi truk yang tersangkut di lubang, seperti adegan sinetron tragis. Fasilitas kesehatan yang baik menjamin warga tetap produktif. Analisis ekonomi menunjukkan, setiap rupiah yang dikeluarkan pemerintah bisa menimbulkan multiplier effect, seperti domino satu langkah kecil, efeknya langsung terasa di banyak sisi.

Kolaborasi dengan tim Patriot Muba dari Universitas Diponegoro menambah dimensi strategis, tim akademisi meneliti, memberi rekomendasi berbasis data, dan memastikan pembangunan tidak hanya fisik, tapi juga ekonomis.

Herryandi Sinulingga menambahkan, “Kolaborasi ini membuat setiap langkah pembangunan tepat sasaran, tidak ada yang salah jalan… kecuali memang jalannya lagi rusak” Candaan kecil, tapi menggarisbawahi pentingnya data dan strategi.

Nantinya dampak ekonomi mulai terasa, infrastruktur, pendidikan, dan dukungan pihak swasta menciptakan ekosistem ekonomi baru. Warga bisa membuka usaha kecil, memperluas usaha pertanian, atau memasarkan produk lokal ke pasar lebih luas. Semua ini membentuk siklus ekonomi berkelanjutan warga lebih mandiri, lebih sejahtera, dan semoga lebih bahagia.

Proyek pendidikan di tiga SD menjadi simbol investasi jangka panjang, anak-anak belajar lebih nyaman dan kelak menjadi pelaku ekonomi produktif. Bayangkan mereka membuka usaha kecil dengan percaya diri, atau setidaknya buka warung jajanan tanpa mengeluh soal jalan berlubang.

Kawasan transmigrasi Muba bukan sekadar tempat tinggal, ia telah berubah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, kolaborasi pemerintah daerah, kementerian, pihak swasta, dan akademisi membuktikan bahwa sinergi tepat bisa menghasilkan perubahan nyata. Setiap langkah pembangunan, dari jalan hingga sekolah, saling mendukung untuk menciptakan masyarakat produktif, mandiri, dan sejahtera.

Apalagi, perjalanan Muba adalah inspirasi, kolaborasi yang tepat bisa membuat kawasan transmigrasi jadi mesin penggerak ekonomi lokal, jangan lupa, sedikit humor tidak merusak keseriusan pembangunan, malah bikin semua pihak tetap semangat. Jadi, bagi warga Muba, bukan cuma janji di atas kertas, tapi kesempatan nyata untuk ekonomi baru, plus senyum dan tawa di sepanjang jalan.[***]

Terpopuler

To Top