SUMSELTERKINI.CO.ID, JAKARTA – Meski menghadapi ketidakpastian global, dengan kerja keras dan kebijakan yang konsisten, indikator makro ekonomi tetap terjaga dan terus menunjukkan peningkatan ke arah yang lebih baik. Pencapaian ini adalah bukti komitmen kuat pemerintah pada pembangunan Indonesia yang menyeluruh dan adil.
makro ekonomi dikelola dengan baik dan hati-hati. “Pertumbuhan ekonomi stabil pada kisaran 5 persen dan terus meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Sri Mulyani, Menteri Keuangan dalam acara Forum Merdeka Barat yang berlangsung Selasa (23/10/2018) di Gedung Sekretariat Kabinet.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi 5,02 persen pada 2014, 4,88 persen (2015), 5,03 persen (2016), 5,07 persen (2017) dan 5,17 persen (Semester I 2018)
Angka pengangguran terus menurun mencapai 5,13 persen, dibarengi dengan peningkatan kesempatan kerja. Tingkat pengangguran pada 2014 5,94 persen, 6,18 persen (2015), 5,61 persen (2016), 5,5 persen (2017) dan 5,13 persen (Februari 2018).
Tingkat inflasi berada di kisaran 3 persen yang menjaga daya beli masyarakat dan memberi ruang bagi dunia usaha. Tingkat inflasi tahun 2014 8,36 persen, 3,35 persen (2015), 3,02 persen (2016), 3,61 persen (2017) dan 2,88 persen (Seprember 2018).
Untuk pertama kalinya, angka kemiskinan berada pada level satu digit 9,82 persen. Angka kemiskinan tahun 2014 10,96 persen, 11,13 persen (2015), 10,7 persen (2016), 10,12 persen (2017) dan 9,82 persen (Maret 2018).
Turunnya angka kemiskinan diikuti dengan penurunan ketimpangan pendapatan yang konsisten. rasio gini pada level 0,389.
Pengelolaan keuangan negara dilakukan dengan hati-hati. Defisit APBN dijaga di bawah 3 persen dari PDB. Utang pemerintah dikelola untuk mendukung pembangunan program prioritas dan sektor produktif.
Pemerintah bersama otoritas moneter mengambil langkah-langkah strategis, terutama dalam menjaga nilai tukar rupiah dan mengatasi defisit neraca transaksi berjalan.[**]
Penulis ; KSP